Zalfa memilih masuk dari pintu samping, dia segera mencari di mana tempat Figo di rawat inap. Zalfa bertanya kepada bagian administrasi. Setelah mendapatkan jawaban, barulah Zalfa segera pergi ke ruangan Figo saat ini.
Di perjalanan menuju ruang inap Figo, Zalfa merasa sangat bahagia, senyuman indah tercetak jelas di pipinya. Zalfa tidak dapat memungkiri bahwa dia begitu bahagia, atas sadarnya Figo.
Zalfa berhenti di depan sebuah pintu ruangan bertuliskan ruang VIP dengan kode yang disebutkan oleh pegawai administrasi tadi. Jantungnya berdebar kencang, tangannya mendadak gemetar, Zalfa seperti anak baru lulus sekolah, yang hendak interview. Rasanya sangat gugup, padahal yang dia temui adalah Figo, lelaki yang selalu dia ganggu setiap harinya di kantor, Zalfa selalu berusaha mencari cara agar Figo memperhatiakannya dan lain sebagainya. Namun hari ini berbeda, Zalfa merasa belum siap bertemu dengan Figo.