Baixar aplicativo
83.33% Hesitate / Chapter 10: Penjelasan singkat

Capítulo 10: Penjelasan singkat

[Luna]

Dengan amat terburu-buru Dion menyelesaikan pembayarannya, aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba saja panik kemudian menggiringku dengan cepat. Aku bertanya padanya tentang apa yang sedang terjadi, tapi Dion hanya diam di perjalanan sampai saat aku sudah di dalam Mobil, dia mulai membuka suaranya. "Ada Ray, Luna." Katanya pelan tapi masih terdengar panik. Dion terdengar gusar, Aku mengerti kenapa dia seperti itu maka kugenggam tangannya, terdengar suara nafas yang memberat. Aku tahu dia ingin menyelesaikan urusannya, entah menjelaskan hubungan kami atau sekedar melepas rindu, jadi kukatakan padanya untuk segera menyusul Ray. "Kamu yakin, tidak apa-apa kalau kutinggal disini sendirian?" Tanyanya terdengar ragu, begitupun aku sebenarnya, tapi aku tahu Dion ingin sekali bertemu dengan Ray. Maka tidak ada jawaban lain selain aku menggelengkan kepalaku. "Tidak akan lamakan? Aku akan baik-baik saja. Pergilah" Demi Tuhan sebenarnya aku takut sekali, aku tidak pernah ditinggal seorang diri di dalam mobil apalagi di tempat asing seperti ini. Lain cerita kalau aku bisa melihat. Aku akan baik-baik sajakan? Tapi ini kesempatan baik untukku mendapatkan simpati Dion. Ya Tuhan gimana ini? Sudahlah aku pasti baik-baik saja Semoga setelah ini dia percaya padaku dan membuka dirinya.

"Baiklah, aku janji tidak akan lama, kamu jangan kemana-mana ya. Tunggu aku kembali."

"Ya Dion." Mendengar perkataan Dion mau tidak mau aku mengangguk. Lalu setelahnya aku mendengar pintu tertutup, dan hanya beberapa detik setelah pintu tertutup kini terbuka bersamaan kembalinya Dion. Baru saja aku akan mengeluarkan pertanyaan, Aku mendadak tercekat tanpa bisa berkata-kata sebab Dion tiba-tiba saja mencium keningku cepat.

"Terima kasih Luna. Kamu benar-benar teman yang baik." Katanya kembali meninggalkanku yang terdiam karena kecupan singkat yang membekas. Ini kali pertama seseorang menciumku, maksudku seorang pria dewasa. Yang sebenarnya juga dia adalah suamiku, ya ampun, entah kenapa perasaanku menghangat. Perasaan apa ini?

[Dion]

"Ya Dion" Aku tersenyum mendapati persetujuan yang diucapkan Luna lewat bilah bibirnya, sejujurnya awalnya aku tidak peduli, sebab ada atau tidak adanya izin Luna aku tetap akan mengejar Ray, sudah beberapa minggu ini aku tidak bertemu dengannya, dan pertemuan tanpa sengaja tadi membuatku ingin segera menjelaskan semuanya kepada Ray, bahwa meski statusku telah berubah hubungan kami tetap sama.

Ya awalnya begitu, tapi mendapati Luna berlapang dada membiarkanku bertemu dengan Ray, hatiku menjadi tersentuh. Kupikir hubungan kami akan baik-baik saja kedepannya. Luna bisa menjadi teman yang baik untukku, aku menyukainya sebagai teman.. lalu Aku menutup pintu mobil, ingin segera mengejar Ray. Tapi hatiku yang merasa gundah kembali membuka pintu, tanpa pikir panjang aku mengecup pucak kepala perempuan itu dan mengucapkan kalimat terima kasih karena sudah mengerti aku.

Tidak sulit ternyata menemukan dimana Ray,

Karena kulihat dia juga seperti sedang menunggu seseorang, dan aku yakin kalau dia menantiku. Aku menghampirinya dengan cepat.

"Aku tahu kamu pasti menungguku." Ucapku saat jarak kami semakin dekat.

"Apa ini? Ada suami orang mencariku?" Tidak perlu berbasa basi Ray segera menyerangku. Aku menghela nafas paham "Kamu salah paham Ray."

"Aku lihat kamu bahagia banget sama istri kamu. Dia Buta? Pinter banget kamu cari istri, supaya kebusukan kamu gak kelihatan?"

"Aku tahu kamu marah."

"Emang!" Aku menarik nafas panjang, entah kenapa aku merasa marah mendengar nada ejek Ray saat membicarakan Luna.

"Tapi Dia gak salah Ray, kami dijodohkan."

Brakkkk

Ray menendang pagar pembatas, wajahnya merah semakin marah shit!!! Aku salah bicara.

"Kalau kamu cuman mau muji-muji dia gakusah ngomong didepan aku. Pergi sana!"

"Maaf bukan gitu maksud aku."

"Persetan! Yang aku dengar kamu ngelindungin cewe itu." Aku mengusap wajahku dengan kasar

"Aku kesini mau ngejelasin semuanya Ray. Luna gak keberatan sama hubungan kita, dia nerima kekuranganku, aku mau kamu gak berpikir kalau aku akan ngeakhiri hubungan ini. Kita masih bisa seperti dulu."

Ray mendengus "Dia bisa terima suaminya Gay?" Terdengar aneh di telingaku juga tapi aku mengangguk mantap.

"Aneh! Kamu gak curiga dia ada niat buruk ke kamu? Dia pasti mau narik simpati kamu, terus bikin kamu jatuh cinta sama dia. Dan akhirnya aku yang kamu tinggalkan."

Aku tertegun dengan perkataan Ray yang menatap wajahku, ekspresinya sulit dijabarkan. Dia terlihat marah, kecewa, sedih. Aku tahu ini akan aneh, menjalin hubungan dengan statusku sudah menjadi suami orang. Apalagi hubungan kami terbilang tidak wajar. Tapi kurasa ini keputusan terbaik, aku dan Ray masih bisa menjalin kasih. Luna bisa menerimaku dan aku tidak perlu menyakiti hati ibuku. Persetan dengan niat Luna bagaimana, aku tahu apa yang kurasa!

"Kamu gak akan tahu apa yang akan terjadi nanti Dion. Semuanya gak akan bisa seperti dulu lagi. Pada akhirnya aku pasti tersisihkan." Ucap Ray lagi dengan nada lirih.

"Gak akan ada yang berubah Ray, percaya sama aku. Aku masih cinta sama kamu."

"Tapi aku ragu.."

"Aku harus gimana supaya kamu percaya."

"Aku mau ketemu sama dia. Tapi gak sekarang, aku butuh waktu buat sendiri. Aku akan kasih tau kamu kapan kita bisa ketemu."

Ray tidak membiarkanku membuka suara lagi, dia berlalu gitu aja setelah berkata sedemikian rupa. Akupun tidak berusaha mengejar, kupikir Ray memang butuh waktunya sendiri.

Lalu Jadilah Aku kembali dengan wajah lesu, awalnya aku tidak ingat jka aku bersama seseorang tapi saat aku sudah melihat mobilku didepan sana, aku bergegas mendekat. Aku lupa ada Luna menungguku. Saat aku membuka mobil, dan hendak meminta maaf Luna sedang memejamkan matanya, dia tampak terlelap.

Ada perasaan lega, cemas, apalagi perasaan bersalah. Bisa-bisanya dia tertidur di dalam mobil, kalau sesuatu hal buruk terjadi bagaimana? Aku mendengus segera menutup pintu. Sebelum benar-benar meninggalkan parkiran, aku memandang wajah Luna cukup lama. Dia memang benar-benar cantik, saat tertidur seperti ini dia terlihat sangat sempurna. Aku yakin siapapun yang melihatnya begitu, tidak akan pernah menyadari dibalik kesempurnaannya, dia memiliki kekurangan besar. Aku terus memandangnya tanpa sadar, sampai kemudian aku teringat sesuatu yang telah kulakukan sebelum aku meninggalkannya.

"Siake!!! Gue tadi nyium dia? Sumpah? Di kening? Gila, kok bisa?"

"D-dion?" Aku tersentak dengan panggilan Luna yang tiba-tiba. Dia terlihat ketakutan?

"Ka-kamu Dionkan?"

"Ya Luna. aku Dion, maaf membangunkanmu." Luna menghela nafas.

"Aku tahu dari parfummu, tapi tetap saja aku takut bukan kamu yang duduk disana. Konyol bukan?" Aku menggeleng meski Luna tidak bisa melihat. "Sudah bicara dengan Ray?"

"Sudah" jawabku lirih

"Gak berjalan baik ya?" Tanyanya seolah tahu apa yg terjadi. Bahuku merosot sembari mengiyakan. Kemudian Luna diam, kami sama-sama diam sampai aku merasa Luna meraba pergelangan tanganku lalu menggenggam jari-jemariku.

"Gapapa dia pasti akan mengerti nantinya." Aku mengangguk meski perasaanku masih belum lega.

"Luna.."

"Ya?"

"Kenapa kamu akhirnya nerima perjodohan ini? Kamu... kamukan tahu aku bagaimana, aneh kalau kamu bisa terima gitu aja. Kamu gak ada niat untuk merubahku?" Entah kenapa aku penasaran kenapa Luna begitu legowo dengan hubungan aneh ini. Dia jelas tahu aku memanfaatkannya. Tentang perkataan Ray tadi sedikit menggangguku juga. aku jadi ingin tahu apa yang Luna pikirkan tentang hubungan ini.

"Kamu mau berubah?" Luna malah balik bertanya. "Aku gaktahu bisa berubah atau enggak. Aku cinta sama Ray." Jujurku padanya, kurasa aku tidak perlu menutupinya. Dia memang harus tahu dari awal bahwa kemungkinan kami bisa menjalankan rumah tangga ini memang kecil. Aku sama sekali tidak mencintai perempuan dihadapanku ini, jadi aku tidak mau memberinya harapan lebih.

Kulihat Luna menghela nafas. Matanya tampak berkaca-kaca "Kamu lihat keadaanku sekarang Dion? Aku buta sejak lama, dokter bahkan sudah menyerah mencari retina mata yang cocok untukku. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku selalu merasa tidak berguna, aku bahkan gaktau apakah aku bisa hidup baik kedepannya. Aku juga gakmungkin nyusahin ibu terus" Luna kemudian menjeda kalimatnya kulihat bibirnya tertarik keatas dan giginya terlihat kecil juga rapi. Ia kembali melanjutkan kalimatnya.

"Meskipun kamu mm.. maaf memiliki orientasi yang menyimpang. Kamu baik banget sama aku, Aku gak merasa kamu akan nyakitin aku. Jadi kurasa kamu satu-satunya harapan aku bisa hidup baik kedepannya. Bisakah Dion?"

Mendengar perkataan Luna Aku tersenyum geli, ternyata akulah yang sedang dimanfaatkan olehnya. Jujur saja aku terkejut, tapi aku tidak merasa tersinggung sama sekali. Katakanlah aku menampungnya hidup, dan sebagai gantinya dia membebaskanku melakukan apapun yang kusuka. Lumayan juga! Aku tidak perlu bingung kedepannya nanti lagipula Sepertinya tidak sulit merawat Luna. Aku lalu mengusak kepala Luna gemas.

"Jadi kamu memanfaatkanku?" Godaku, Dia terlihat terkejut. "Eh... Dion maaf!! Aku... aku gak bermaksud begitu." Luna menundukan kepalanya. "Gapapa aku ngerti, terima kasih sudah jujur padaku." Sungguh aku lega sekarang, setidaknya untuk saat ini aku bisa percaya pada Luna. Dari perkataannya aku tahu dia terlalu baik untuk berpikiran jahat. "Yasudah ayo pulang." Ajaku mulai menyalakan mobil.

"Tapi Dion..."

Aku kembali menghentikan pergerakanku dan kembali memperhatikannya. "Sejujurnya Tentu saja aku mau kamu berubah, itu semua demi kebaikan kamu sendiri, tapi aku gakmau memaksamu. Kamu bebas memutuskannya. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu. Semoga kamu bisa menemukan apa yang kamu inginkan ya?"

Menatap Luna dalam hening setelah mendengar perkataannya. Aku menangkup wajah kecil Luna yang terkesiap. Entah sudah berapa kali aku bertindak tanpa sadar hari ini. Semua pergerakanku benar benar diluar kendali, aku mengecup kecil hidungnya lalu mengatakan hal yang bertolak belakang dengan tekadku sebelumnya "Kalau begitu bantu aku menemukan apa yang seharusnya ada pada diriku hemm? Bisakah Luna?"

Ternyata hanya sekejap saja aku bisa terpengaruh.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C10
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login