"Aku mau kamu besok ke sini. Kita temui dia di sini. Biar aku yang mengakhiri pertemuan kalian." Ujar Dira dengan sedikit memaksa.
"Ra.. kamu..kamu emosi?"
"Nggak. Apa salahnya sih? Biar dia tahu sekalian sebenernya kamu siapanya aku. Aku udah terlanjur emosi waktu hari Senin. Hampir keceplosan. Dia jadi gak berani tanya ke aku dan kita diem-dieman sampai sekarang. Kamu hubungi saja Intan, bilang kalau dia gak perlu pulang ke Tangerang. Bilang kalau kamu mau nyamperin dia ke sini. Dan jangan jemput dia."
"Ra.. kamu mau publikasi? Tapi nggak gini juga kan bisa.." bujuk Abim karena takut nanti Dira akan emosi.
"Mas.. aku udah gak tahan. Dia centil banget kalau ceritain kamu. Udah nyebar ke yang lain. Aku gak mau kamu diklaim ada perjodohan sama Intan. Nggak mau lah.." rengek Dira.
Abim menghela napasnya pelan. "Terus mau kamu gimana?"