"Tentang rasa syukur. Aku berterima kasih, dipertemukan olehmu kembali."
***
"Buru-buru banget.. nggak sarapan nasi aja?" Tanya Meisya lembut.
Dira tersenyum lalu menggeleng. "Dira bangun kesiangan. Aku ambil sepasang roti sama selai aja.. aku makan di mobil."
Dengan buru-buru Dira langsung mencium tangan Meisya dan berlari ke depan rumah sambil meneriakkan salam. Meisya hanya geleng-geleng kepala saja melihat putrinya masih dengan sifat yang sama.
"Yuk bang.. udah setengah 8 nih.." ujar Dira gelisah.
Rendra berdecak dan membenahi dasinya. "Dibangunin udah kayak kerbau. Ngorok mulu." Cacinya, kemudian segera menjalankan mobil.
Dira mendengus dan masih mengunyah roti selainya. "Ya maaf.. kemarin kan aku pulang jam setengah 11 malem wajar aja aku kurang tidur."
"Masih closing? Kok molor?"
"Iya nih, ada sedikit problem sama sistemnya."
Rendra tak menyahut lagi, namun ia menunduk memperhatikan apa yang kedua kaki Dira kenakan hari ini.
"Dek.."