Dipta mengangguk. "Benar..benar.. benar sekali.. oh iya ini kamu mau kemana sama Dira?"
Abim diam sejenak lalu berpikir, tidak mungkin Dira bercerita tentang masalah mereka berdua pada Dipta. Paling tidak gadis itu hanya bercerita pada abang dan Meisya saja. "Oh, hanya ingin mengajaknya jalan om. Sambil mencari makanan atau minuman mungkin. Tidak apa kan?"
Pradipta mengangguk. "Tidak apa.. om senang ada lelaki yang berani ramah dan berinteraksi baik dengan om. Daripada yang mengajak Dira tapi tidak berani masuk atau semacamnya. Kalau kamu sudah sering kemari dulu dan mengantar Dira, padahal rumahmu ada di blok depan. Jadi tidak apa lah.. om percaya sama kamu."
Abim mengangguk.
"Emm.. Pa.. Dira keluar dulu ya." Ucap Dira lembut dan meraih tangan Pradipta.
"Iya.. hati-hati dan jangan pulang sore ya.."
"Dih Papa.. paling siang udah pulang kok.." ujar Dira.
Abim beranjak dari duduknya dan menyalami Pradipta. Ia pamit dengan sopan dan langsung saja keluar menuju mobilnya.