HARUM aroma daun teh dan melati dari secangkir teh hangat di hadapannya membuatnya tenang sore ini. Setelah begitu penat bekerja seharian dengan pemandangan kertas dan berkas membuat matanya akhir-akhir ini cepat terasa panas.
Gadis itu menghela napas, tangannya sibuk mengutak-atik benda elektronik berlayar kotak dihadapannya. Menyusun sebuah daftar dengan rentetan keterangan dan nyaris dipenuhi angka-angka nominal.
Disesapnya lagi teh hangat yang dibuatkan ibunya, lalu laptop dihadapannya itu ia matikan dan ia tutup. Menyandarkan punggungnya sejenak dan memandangi ikan hias yang ia pelihara di aquarium ukuran sedang dalam kamarnya. Tidak ada agenda keluar malam ini, Karina ingin benar-benar beristirahat.
Entah kenapa akhir-akhir ini Karina kurang nyaman saat berjalan bersama Aris. Entah kenapa pikirannya gelisah. Dan entah kenapa perasaannya begitu tidak enak sama sekali. Dan Karina bingung mengapa dipikirannya hanya ada satu nama, Angkasa Putra.
Gadis itu menggelengkan kepalanya berkali-kali. Tidak. Tidak mungkin ia suka pada Asa. Selama ini ia selalu biasa saja dengan Asa. Hanya Asa yang menyukainya, ia tidak. Karina tidak menyukai Asa.
Ponselnya yang beberapa saat ia acuhkan kini bergetar dengan tempo yang berurutan. Tanda bahwa ada yang menelponnya. Karina mengambil ponselnya, nama 'Mas Aris' tertera disana. Gadis itu mendengus kecil sebelum akhirnya ia memilih untuk menggeser warna hijau dilayarnya.
"Kenapa mas?" Tanyanya malas.
"Salam dulu dong Rin.. main tanya aja." Omel Aris dari sana.
Karina berdecak kecil, "ya Assalamau'alaikum. Ada apa mas?"
"Waalaikumsalam.. Nah gitu dong.. kan enak di denger. Tumben juga kamu nanyain kenapa aku telpon? Biasanya udah nebak duluan kalau aku ini kangen sama kamu."
"Ya kan ini udah sore. Tumben aja kamu telpon jam segini. Libur?"
"Iya Rin.. maaf ya mas baru kabarin kamu sekarang. Tadi mas emang libur, cuman agak sibuk aja nurutin ibu sama bapak yang lagi pengen belanja di Mall. Airin juga ikut tadi, dia nanyain kamu. Pagi tadi sebetulnya aku mau ke rumahmu jemput kamu buat ke Mall bareng. Tapi ibu ngelarang, katanya khusus keluarga saja. Maafin mas ya.. tadi juga kamu gak bales chat mas dari pagi. Kamu kenapa? Nggak marah kan?" Suara Aris terdengar khawatir sekali. Khawatir akan perasaan gadisnya yang kini menurutnya kurang baik-baik saja.
Karina menghela napas. Ia biarkan pertanyaan Aris tidak ia jawab. Gadis itu diam sejenak. Terbesit sebuah pertanyaan dalam benaknya, kalau memang ibunya Aris menyukainya, untuk apa ia melarang Aris mengajaknya ke Mall dengan alasan hari ini khusus untuk keluarga? Sangat tidak enak didengar bukan?
"Halo? Rin kamu masih disana kan?"
"Hmm iya.. mas aku mau tanya boleh?"
"Boleh dong sayang.. tanya apa?"
"Sebenernya ibu suka nggak sih sama aku? Kenapa dia harus begitu? Kalo emang ibu nerima aku dia gak mungkin ngelarang mas ngajak aku ke Mall hanya dengan alasan hari ini khusus keluarga? Ini nggak cuman sekali mas. Tapi udah ke sekian kali ibu mas kayak gitu." Ucap Karina mengeluarkan unek-uneknya.
"Maafin ibu ya.. mas juga minta maaf. Mungkin ibu belum bisa nilai kamu seperti mas nilai kamu. Tapi mas yakin, ibu juga akan merestui calon menantunya kalo mas memang sudah memilih. Dan mas memilih kamu Rin.. kamu juga tau itu kan.." jelas Aris berusaha meyakinkan kekasihnya.
"Ya tapi mas. Kita udah jalin hubungan ini dua tahun lebih loh. Dan ibu mas masih kayak gitu. Aku harus gimana lagi sih? Cuman Airin dan bapak yang bener-bener sudah nerima aku. Tapi ibu belum. Akhir-akhir ini hal itu yang mengganggu pikiran aku. Mas coba segera bicarain dengan ibu, kalau masih tetap begini kita break saja dulu. Jangan temui aku kalau mas udah ngabarin hal baik tentang itu. Assalamu'alaikum.."
"Rin.. tapi.. rin.. tungg--"
Tuut tuutt..
"Ah nyebelin banget sih. Biasanya gue gak pernah se-sensi ini. Baru kali ini gue begitu marah sama mas Aris." Gumam Karina pelan.
***
Nadira bingung, sore ini ia sedang sibuk memisahkan berkas demi berkas dari setiap divisi. Dipungutnya semua berkas yang baru sedikit ia pilah dan ia letakkan begitu saja di atas meja riasnya. Pusing sekali rasanya, tapi walau begitu Dira menyukai pekerjaannya.
Sudah dua minggu lebih ia bekerja menjadi seorang admin umum. Senang rasanya bisa memiliki kesibukan sendiri dan berkenalan dengan orang-orang baru.
Dela sahabatnya telah bekerja di luar kota. Gadis itu menolak bantuannya untuk bekerja pada perusahaan Pradipta, karena Dela tidak mau bergantung terus pada Dira. Dan akhirnya Dela memilih keluar kota saja dan resmi bekerja di sebuah kantor koperasi yang memiliki banyak cabang. Gadis yang kini berhijab itu menjadi seorang admin data disana.
Mengingat Dela membuat Dira mendadak menjadi suntuk. Tidak ada yang bisa mendengar keluh kesahnya secara langsung dan kapanpun ia mau kecuali gadis itu. Hubungannya dengan Karina, Dinda, juga Lisa belum sedekat seperti dengan Dela. Tidak ada juga yang menemaninya makan di tempat biasanya. Tidak ada juga yang bersedia dikunjungi dadakan ke rumah seperti Dela.
Bibir Dira semakin manyun saat balasan pesan dari Dela masuk ke ponselnya. Karena Dela mengatakan bahwa ia sedang sibuk dan berada diluar kantor.
"Yaahh.. mungkin Dela punya temen baru yang seru disana." Gumam Dira.
Klunting! Bunyi ponselnya menandakan ada sebuah notifikasi dari aplikasi berlogo hijau.
Dira membuka aplikasi chatting tersebut. Ia ditambahkan di sebuah grup oleh mbak Karina. Grup chat tersebut bernama 'Temen-temen Ngantor'.
Karena ia anggota baru, Dira mengirimkan pesan singkat yang berisi sapaan dan salam kenal pada semua anggota.
{Temen-temen Ngantor}
Selamat sore semuanya. Aku Nadira Aisyah salam kenal ya mas mbak. Makasih mbak Karin udah masukin aku ke grup..hehe
KarinaAdzana
Sama-sama Raa.. ayo gaeess sapa temen baru kita nihh..
Dinda_DP
Ciieee Dira fix gabung nih sama kita kitaaaa
AkbarRmdn
Halooo Nadiraa.. kenalin gue Akbar Ramadhan. Sapa aja Mas Akbar ganteng gitu yaaa dari bidang samping nih. Bidang diklat.
AliciaRamdhani
Waahh Dira gabung. Soree Diraaa
Angkasa_Putra
Salam kenal juga Nadira.. aku Angkasa. Selamat gabung disini yaaa
Dinda_DP
Wuiihhh Asa ngasih emoticon gaes. Pertanda apa ini biasanya juga singkat padat jelas. Ini lengkap gaes hurufnya
AliciaRamdhani
Widiihh iya tuh mbak din. Aheemm
Anda
Ehehe iya salam kenal juga mas Akbar
Eh mas Asa ada juga toh
Haloo Lisaa.. mbak Dinda jugaaa
AkbarRmdn
Eh gue disapa balik gaess dipanggil mas loh.. Dira mas panggil adek mau nggak?
Angkasa_Putra
Bar. Nyadar ada siapa disini woy!
AliciaRamdhani
Mas Akbar mendadak ganjen!
Dinda_DP
BAAARR!! LU KE LAUT AJA SONOO!!
Dinda_DP
Asa, kalimat mu ambigu emang ada siapa? Elo atau gue?
Angkasa_Putra
Haha ya kamu lah Din.. masa aku?
AkbarRmdn
Lisaa gak boleh ngatain yaa. Oh iya Dinda sayang jangan salah paham dulu doongg.. Dira itu aku anggap adek aku kok. Bukan adek anuu..
Dinda_DP
Bodo amat! Bahasa anu tidak terdefinisikan dalam kamusku!
Angkasa_Putra
Kalian berdua ini ribut apa sih? Dan lagi yaa.. kalian ini sebenernya udah jadian belom sih?kok berasa marahnya Dinda itu cemburu.. jelasin toh Baarr..
AliciaRamdhani
Introgasi aja mas Asaaa..Lisa nonton deehh..
Dinda_DP
Apa sih gaeess udah mau maghrib. Sholat dulu laahh..
Angkasa_Putra
Kalo mau kabur ngomong aja Din..
Dinda_DP
Lu yang mulai dodol!!
Angkasa_Putra
Lah ujung2nya gue lagi
Anda
Waahh iya kah mbak dinda sama mas akbar jadian?
Angkasa_Putra
Tanyain aja besok Raa pas istirahat
Dinda_DP
Asa kampreett!! Jangan dengerin Raa. Hoax semuaaa..
AkbarRmdn
Kok hoax sih Din? Kan mas Akbar seriusan
Anda
Ahahahaha kalian lucu juga yah
Dinda_DP
Diraa jangan ngikut mereka ih. Udahan dong jangan gue yang di serang
AkbarRmdn
Dira juga lucu tauk..
AkbarRmdn
Dinda sayang jangan ngambek. Jelek itu hidungnya keluar asap.
Angkasa_Putra
Dira jangan ikutan jadi lucu yaa
Dinda_DP
Bar. Diem napa! Gue udah gak mood nih. Lo tau kan kalo gue gak mood besok pagi lo gak bakal aman?
Anda
Hahaha mas akbar suka mancing mbak dinda abisnya
Anda
Terus kalo gak ikutan jadi lucu jadi apa dong mas Asa?
AkbarRmdn
Maklum Raa.. yang bisa gue isengin cuman Dinda seorang
Angkasa_Putra
Cukup jadi yang menggemaskan aja dimataku..
Dinda_DP
Gue capek bilangin lo Bar.
Dinda_DP
Asa, tumbenan gombal recehan lo keluar? Beneran kesengsem nih?
Anda
Kejaaarrr terus mas akbar
Anda
Aish mas Asa bisa aja nih..
BimAbim
Wuih anggota barunya cantik loh
. salam kenal yaa
Anda
Iyaa salam kenal juga ya mas..
Dinda_DP
Kenalin Raa.. itu mas Abimanyu dari divisi kantor utama bagian marketing manager.
Anda
Oh iya mbak Din makasih udah dikasih tau..
BimAbim
Kapan2 kalo ada acara ngumpul sama makan2 harus ikut ya Nadira?
Anda
Eh? Iya mas Abim. Insyaallah ya.
BimAbim
Duo jagoan tadi kemana? Gue muncul kok tiba2 ngilang?
Dinda_DP
Kayak gak tau mereka aja. Lu muncul mereka kabur.
BimAbim
Lah? Emang gue nakutin apa?
Angkasa_Putra
Eh ada bro Abim toh
BimAbim
Hey bro Asa.
Angkasa_Putra
Lama gak kelihatan kemana bro?
BimAbim
Sibuk nih gue. Banyak agenda rapat. Akhir2 ini perusahaan rame banget sama client baru.
Angkasa_Putra
Oh gitu.. tetep semangat aja broo!
BimAbim
Iya harus dong..
Setelah itu tidak ada lagi yang berminat mengirimkan pesan di grup. Dira menghela napasnya pelan. Dilihatnya daftar anggota grup itu. Hanya terdapat 8 orang termasuk dirinya. Masih ada satu orang laki-laki yang tidak ikut menyahut di chat tadi. Dira lihat namanya Mahendra Purnama.
Dira tanya saja pada Dinda siapa lelaki itu, dan Dinda menjelaskan bahwa lelaki itu sudah pindah kerja dan jarang ikut ngumpul bareng. Hanya saja dia masih tetap gabung di grup mereka.
Dinda juga menjelaskan lewat chat pada Dira. Bahwa sebelumnya grup itu beranggotakan 14 orang. Namun tidak berangsur rukun dan malah menciptakan geng sendiri-sendiri dan berakhir bubar hanya menyisakan 8 orang ini. 6 orang sisanya pergi entah kemana. Kebanyakan memilih tidak suka dengan grup seperti itu dan fokus bekerja.
Dira memahami dan tentu ia menerima saja. Toh dia anggota baru di grup itu jadi ia biasa saja. Kemudian ponselnya berdenting kecil, tanda ada sebuah chat baru disana.
Nomor asing. Dan foto profilnya belum bisa Dira ketahui karena loadingnya cukup lama.
0857××××××××
Dira, besok kamu ikut rapat gabungan nggak?
Agak lama hanya Dira biarkan terbaca. Dan setelah profilnya sudah jelas, jantung Dira mendadak tidak karuan. Ia sampai lupa cara berkedip dan menutup mulut. Kemudian gadis itu berteriak kecil sambil mendekap bantalnya seperti mendapat sebuah hadiah tanpa diundi besar-besaran.
"Gilaaaaaa demi apa demi apa cobaaa? Ini beneran mas Asa? Ya Tuhan makasih udah dideketin sama lelaki kayak diaaa..." gerutunya tak tertahan. Ya. Pesan itu dari Angkasa. Lelaki yang berhasil mengisi pikiran dan hatinya akhir-akhir ini.
Langsung saja Dira balas. Namun sebelum itu ia langsung menyimpan dulu nomor Asa di daftar kontaknya.
{Mas Asa}
Dira, besok kamu ikut rapat gabungan nggak?
05:15 PM
Eh? Ini mas Asa kah?
05:20 PM
Bukan, aku mas Putra..hahaha
05:21 PM
Ih langsung dibalas.. apa bedanya coba mas Asa sama mas Putra?
05:22 PM
Ih langsung dibalas juga.. ya beda lah. Tulisannya..haha
05:23 PM
Ahaha bisa aja.. emm besok gak ikut rapat gabungan kok aku mas. Ada apa?
05:24 PM
Oh gitu. Gapapa nanya aja. Soalnya aku juga gak ikut. Di daftar gak ada.
05:25 PM
Terus apa hubungannya coba?
05:25 PM
Ada dongg.. itu Dinda sama Karina apa juga gak ikut kah?
05:26 PM
Oh mereka ikut mas.. tadi aku baca nama mereka di daftar.
05:29 PM
Kalo boleh, luangin waktu sebentar buat ketemu aku di kanti belakang. Bisa nggak?
05:30 PM
Hah? Ada perlu apa mas? Ada berkas penting toh? Langsung masuk ke ruangan aku aja.
05:32 PM
Eh bukan menyangkut kerjaan kok. Kalo boleh jujur, mas pengen ketemu aja sama kamu. Mau nggak? Masa nggak paham sih?
05:33 PM
Waduh kok tanpa rencana sih masnya..gimana yaa..
05:34 PM
Kalo nggak bisa gapapa. Mas gak maksa. Mas cuman pengen ketemu Dira aja, soalnya kita kan udah lama hampir seminggu lebih nggak ada sapa menyapa. Itu kalo Dira bisa kok. Kalo gak bisa gapapa.. its okay.
05:35 PM
Eh gitu.. haha bisa kok mas bisa. Kan rapatnya lama tuh, pasti banyak waktu longgar. Apalagi besok hari sabtu. Iya Dira bisa kok..
05:36 PM
Benar gak terpaksa? Kalo gitu besok aku chat aja ya kalo aku udah di kantin duluan.
05:36 PM
Oke mas.. udahan ya.. mau maghriban dulu..
05:37 PM
Eh iya udah adzan. Ciee rajin sholat pasti wanita sholehah yaa..
05:38 PM
Mas asa bisa aja. Itu kan kewajiban mas..
05:39 PM
Iya kewajiban. Yaudah sholat dulu sana..
05:39 PM
read
Dira menahan jarinya agar tidak mengetikkan sesuatu balasan lagi. Rasanya agak tidak rela menghentikan obrolan dengan Angkasa. Ada sesuatu yang seperti bertebaran di dadanya. Juga menggelitik perutnya. Dira senyum-senyum sendiri dibuatnya, juga pipinya bersemu merah saat melihat foto profil akun Angkasa.
Gadis itu menggeleng pelan dan meletakkan ponselnya begitu saja di atas kasur. Lalu langkahnya pergi keluar kamar untuk mengambil air wudhu dan sholat berjamaah dengan Mamanya. Pradipta dan Rendra kalau maghrib rajin ke masjid perumahan, jadi hanya mereka berdua yang berada di rumah dan sholat berjamaah.
Nadira melaksanakan sholat maghribnya dengan tenang. Hatinya merasa hangat. Berdoa kepada Tuhan dan berterima kasih karena telah didekatkan dengan lelaki baik. Gadis itu diam-diam memohon, meminta sebuah petunjuk tentang sosok Angkasa Putra. Apakah nantinya lelaki itu yang benar-benar akan mengisi penuh hatinya?
***
"Dalam seluruh hatiku berharap. Bukan hanya aku yang memilihmu sebagai orang terkasih, namun juga Tuhan yang merestui."
-Nadira Aisyah-