Baixar aplicativo
27.58% Caffe Latte With Jae / Chapter 8: Jogja Day 2

Capítulo 8: Jogja Day 2

Aku mendengar seseorang mengetok kamar ku. Aku segera bangkit, dan ternyata ini sudah jam 12 siang. Selama itukah aku tertidur? Hmm

Aku membuka pintu kamarku dan aku tidak perlu menebak siapa yang mengetoknya, pasti Brian.

"caa ya amponn lo baru bangun??" aku melihat Brian sudah rapih, ready to go banget lah pokoknya.

"ho ohh ngantuk banget Bri" aku mengucek mataku

"yauda mandi sana, tar kita makan di mekdi"

Mendengar nya aku langsung tersenyum lebar, Brian memang tahu semua kesukaanku. Berapa kali aku harus bilang bahwa Brian adalah orang yang paling bisa kuandalkan dalam segala urusan apapun.

Brian masuk ke kamarku, mungkin dia mau menungguku mandi. Yasudahlah dia ini Brian yang bisa ku percaya jadi aku tidak perlu takut.

Aku mengambil handuk dan juga baju serta alat-alat yang kubutuhkan. Aku masuk ke kamar mandi.

Setalah mandi aku mendapati Brian sudah tidak ada lagi di kamarku, mungkin dia ke kamarnya atau ke kamar Jae. Aku mengeringkan rambutku lalu menyatoknya. Setelah ku rias wajahku dengan make up yang natural aku pun berkaca melihat penampilan ku. Aku menggunakan skirt abu-abu yang ku beli 4 bulan lari di Zara dan ku padukan dengan top crop warna hitam. Tidak lupa aku memakai sepatu kets pemberian Rey. Dan yang terpenting adalah aku memakai topi yang semalem di beli Brian di Malioboro. Aku tampak sempurnya dengan slingbag warna maroon ku. hahaha aku ke geeran lagi.

Aku keluar kamar ku dan mengetuk kamar sebelah ku yaitu kamar Brian.

"brii ayo" teriakku dari luar

"masuk caa" perintaH Brian dari dalam

Aku membuka kamar nya mau marah-marah karena kenapa dia ga langsung keluar aja, kan dia juga sudah rapihh. Menyusahkan aja kamu Bri, pengen aku cubit jadinya.

"ayokkk" teriakku diambang pintu, dan eh? Ada Jae lagi? dia ngapain lagi dikamar Brian? Curhat lagi? Aduh maaf lagi-lagi aku menganggu kalian. Tapi tunggu, Jae kok rapih juga? Dengan jaket Jeans warna hitam mu di padukan dengan celana Jeans dark blue. Mau pergi atau gimana Jae? Atau jangan bilang dia mau ikut aku sama Brian lagi ke mekdi? Hmmm

"ehh caa, cantik amat?" Jae mengatakan nya dengan tersenyum

What??? dia barusan ngomong apa? Please kita ga sedeket itu untuk dibercandain kayak gini Je, aku kan jadi malu. Kalo Brian mah aku sudah kebal, dia tiap hari bilang aku cantik.

"gausa ngadi-ngadi lu Je" kata Brian sambil melemparkan bantal kearahnya, dan aku hanya tertawa. Gak mungkin kan aku nunjukin kalo aku malu

"ayoo ahh" rengek ku ke Brian

"Je katanya mau ikut ke mekdi"

"iya gapapa kan ca ague ngintil lagi?" tanya nya, mata ku dan dia kali ini bertemu.

Hhmm sebenarnya aku biasa aja sih Jae kalo kamu ikut, Cuma aku gak akan bisa ngobrol leluasa dengan Brian. Huhuhu tapi yaudalah mengingat kamu kemarin sendirian di cafe membuatku kasihan

"ohh iya gapapa Je" kataku sambil senyum

Letak MCD dengan hotel ku sangat dekat, dia berada di dalem Mall malioboro, jadi kami tidak membutuhkan kendaraan agar bisa sampai kesana. Aku berada di atara Jae dan Brian. Jalanan ini selalu ramai dan aku sangat menyukainya. Meskipun matahari sedang terik-teriknya tapi buat ku Jogja tetap sejuk. Lagi-lagi aku memegang ujung kaos Brian supaya aku bisa mengimbangi jalan nya. Dan Jae, tentu saja dia sama cepat nya dengan Brian saat jalan kaki. Huhhh

Aku tidak tahu dalam rangka apa ini, tapi pesanan kita bertiga sama, yaitu BigMac dan Ice Coffee. Maksudku aku dan Brian memang selalu memesan menu yang sama, tapi kok Jae juga ikutan sama? Aku fikir dia suka nya cheese burger gitu, tapi yaudahlah ya mungkin selera kita bertiga sama. Aku memakan burgerku, beda dengan Brian, dia pasti memakan kentang nya dulu baru burgernya. DanJae malah minum kopi duluan, aneh.

"kalian hari ini mau kemana aja?" tanya Jae

"gada jadwal kemana- mana sih, gue tergantung bu bos aja" kata Brian

"gak tau juga sih, tapi mau kafe Bri" aku merengek di tangan Brian

Aku mendengar Jae tertawa, tunggu apa yang salah? Kenapa dia tertawa coba

"kalian lucu banget sih uda kaya anak sama bapak?" Jae masih tertawa

Ohh aku tau, dia pasti menertawakan sikap ku ke Brian tadi kan. Hey aku sudah sangat biasa seperti ini ke Brian hahahaha

"yauda ini ada cafe bagus ni, tenang ada kopinya kok" Brian tau tujuan ku ke kafe adalah Caffe Latte pastinya

"jauh Bri?" tanya Jae

"gak sihh jalan kaki juga nyampe"

"yauda tar gue beli topi dulu deh, panas banget" jawab Jae, memang matahari sangat terik, yaiyalah ini kan jam 2 siang Je.

"okay" kata Brian yang sedang asik makan burger nya

"caa si wira kapan balik ke kantor lagi?" Jae bertanya sambil melihat kearah ku

"mungkin 2 bulan lagi, dia masih harus menjalani perawatan kan"

"oh iya katanya dia balik ke rumahnya minggu depan" Brian memberi informasi yang aku belum tahu

"ke bandung dong?" tanyaku

"ho ohh, katanya biar ada yang urus dia disana"

"emang dia bukan nya punya cewe?" tanya Jae

"iya tapi kan cewenya kerja, trus cewenya kan punya rumah Je, masa harus ke wira bolak balik" Jelas Brian.

Oh berarti Brian belum tahu kalu Wira sudah putus. Seminggu yang lalu saat aku menjenguknya, wira cerita kalau dia sudah putus, karena sepertinya mereka juga beda keyakinan. Rumit memang menjadi Wira

"uda putus kok" kataku

"ehh kok pada musim putus ya" balas Jae

Aku tertawa mendengarnya

"musim di jodohin kali" canda Brian

"jadi lo berdua benar-benar gada apa-apa nih?" aku tau Jae sedang menggoda Brian karena Brian baru saja meledeknya Hahaha aku terkekeh dalam hati

"gak deh Je, ampun gue kalo harus sama ica. Manja banget" Brian dengan santai nya meminum ice coffe nya

"heh" ku cubit perut Brian dan tentu saja dia meringis kesakitan.

Jae tertawa melihat tingkah ku, wah baru hari ini aku melihatnya tertawa lepas. Dia mungkin melihat ku dengan Brian sangat dekat sehingga bukan sekali dua klai dia meledek Brian bahwa aku dengan Brian pacaran.

Kalo boleh jujur aku senang akhirnya hari ini dia terlihat lebih fresh, mungkin kemarin dia sangat kacau sama seperti ku. yabegitulah hidup tidak ada yang berjalan lancar sesuai keinginan kita. Tuhan sudah mengatur semuanya, tugas kita hanya menjalaninya dengan lapang dada, suka atau tidak kita tetap harus menjalaninya. begitu bukan?

Aku meminum ice coffe ku yang tinggal setengah

"caa lo coffee adict banget ya" tanya Jae saat melihat coffe ku mulai habis

"dia gabisa hidup tanpa kopi je" kata Brian dan aku tertawa

"hehh kalo ngomong" kataku menyubit Brian lagi

"engga kok Je, cuma suka aja aroma nya sama kayanya kalo habis minum kopi semua penat hilang" kataku

aku melihat Jae mengangguk setuju bahwa kopi memang penghilang penat.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C8
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login