“Boleh gue hajar lo sekarang sampe bonyok? Jawab!”
Deni berdiri dengan kedua tangan terkepal kuat di sisi tubuhnya. Ia memandang Yuga dengan mata berkilat oleh amarah. Yuga balas memandangnya dengan sengit. Mereka berdua berdiri di pojok lapangan voli yang biasanya sepi. Beberapa orang terlihat melintas, sengaja berlambat-lambat saat melihat sosok Yuga ada di tempat itu untuk mengamati apa yang dilakukan lelaki itu disana.
“Lo mau nyari masalah sama gue disini?” tanya Yuga dengan nada lebih kalem.