Baixar aplicativo
81.25% FAKTOR KETURUNAN / Chapter 26: MAKSUD POCONG

Capítulo 26: MAKSUD POCONG

""heheheh bener ya, awas aja kamu kalo lari, liat nanti"" memicingkan matanya sebagai tanda ancaman

Adi yang melihat hal itu tersenyum dengan canggung sambil menjawab "" ya..... pastilahhhh sayang, tenang aja, aku jamin"" sambil menepuk dadanya dengan bangga

"Nah karena kamu bilang kamu berani, sekarang aku kasih bukti kalo apa yang kamu sebut mimpi semalem itu adalah nyata"" sambil membenarkan posisi duduknya untuk mengambil remot tv yang ada di atas meja

""Kok ngambil remot tv sayang?"bertannya bingung adi kepada Pitaloka

""Tenang aja, sebentar lagi kita akan nonton sesuatu yang menarik"" jawab pitaloka dengan senyum misterius

Kemudian Pitaloka memencet salah satu tombol remote tv, dan kemudian layar tv di ruang tamu tempat mereka duduk menyala, perlahan gambar di dalam tv itu memunculkan jawaban dari kebingungan dan pertannyaan adi

Seperti sebuah cctv yang merekam sebuah kejadian, di dalam layar tv tersebut kini muncul asap putih, yang terbang mengelilingi sebuah rumah, dan tak lama setelah mengelilinginya asap putih itu turun ke samping rumah tersebut

Perlahan adi sadar, ada sesuatu yang familiar dengan rumah yang ada di dalam tv tersebut, karena adi merasa sudah melihat rumah itu dan rasanya dia tahu, saat dirinya meimikirkan rumah siapa itu, sosok asap tersebut berubah menjadi pocong, dan tak lama kemudian berubah lagi menjadi asap putih

Kemudian masuk ke dalam rumah, melalui ventilasi udara yang ada di atas jendela, setelah itu gambar berubah menjadi sebuah ruangan di dalam rumah

Saat adi masih menerka-nerka jawabannya, adi kaget dia melihat di dalam tv tersebut ada bapaknya, kemudian sepupunya, dirinya,dan kemudian pak de nya

Seperti tersambar petir, akhirnya adi tahu kenapa rumah ini familiar dalam ingatan nya, dan ada rasa keakraban di dalam nya, ternyata rumah ini adalah rumah pak de nya, dan disana adalah kejadian tepat ketika dirinya dan keluarga nya menginap di rumah tersebut

Menonton semua hal yang ada di dalam tv tersebut, wajah adi awalanya dari kaget, jadi gelisah, kemudian berubah menjadi ketakutan dan kemudian berubah lagi menjadi geram dan akhirnya ia menghela nafas, seakan mencari jawaban, ia menoleh ke arah samping dirinya dan menatap pitaloka

Pitaloka yang di tatap oleh adi, seakan tahu apa yang adi cari, hanya tersenyum kemudian menggangguk, dan adi yang telah menerima jawaban dari pitaloka kembali memusatkan tatapannya ke arah layar tv kembali

Dan setelah setegah jam kemudian, layar tv mati, dan adi yang telah menonton itu semua menghela nafas, dan bersandar kepada kursi sambil memejamkan mata nya sejenak untuk menampung semua informasi yangtelah ia lihat

Sedangkan pitaloka, yang melihat semua itu bersama adi di sampingnya hanya bersandar kepada adi, sambil sesekali mengusap lengan adi dan mengusap kepala adi, sebagai tanda dukungan kepada dirinya

Sampai beberapa menit kemudian adi yang telah menutup matanya, membuka matanya dan menatap pitaloka dengan lembut, sambil menarik pitaloka ke dalam pelukkan nya adi mengecup lembut kening pitaloka, sebagai ucapkan terima kasih nya kepada pitaloka yang telah membantu menghibur dirinya

"" Ok sekarang aku udah tenang sayang, aku ada beberapa hal yang mau aku tanyakan sama kamu"" berkata adi kepada pitaloka sambil mengelus lembut kepalanya

""ok aku siap jawab, pertanyaan kamu""

Duduk meluruskan dirinya

""pertanyaan pertama sayang, bagaimana cara kamu ngerekam kejadian itu semua tadi malam?""

""caranya rahasia, nanti kalo sudah waktu nya, kamu akan aku kasi tahu"" tersenyum manis seperti rubah kecil

Adi yang melihat senyum pitaloka ada perasaan jengkel di dalam dirinya, tetapi mengesampingkan pikiran nya

""Ok pertanyaan kedua, kalo kamu tahu ada pocong yang ganggu aku,kok kamu ga bangunin aku sayang?"" bertanya adi dengan ekspresi yang lebih serius

"'heheh.... kenapa aku ga bangunin kamu, padahal aku tahu, aku ga boleh sayang atau lebih tepatnya aku cuma bisa memantau,kecuali dia membahayakan diri kamu""

"'kenapa begitu?"" tanya adi cepat

""Rahasia sayang"" kembali pitaloka menjawab adi sambil tersenyum

Adi merasa sangat kesal saat ini, rahasia melulu kamu ini, membatin di dalam dirinya, tetapi adi yakin, Pitaloka pasti punya alasan tersendiri untuk tindakan nya

""Sekarang pertanyaan ketiga, siapa pocong itu dan apa maksudnya datang dan mengganggu aku? Dan kenapa aku doang?""

""Ok aku jawab, pocong itu utusan dari sesuatu yang di luar kemampuan aku, yang aku tahu, dia datang sebagai ujian kamu, dan maksudnya kenapa hanya kamu yang diganggu, karena tujuan nya sebagai ujian kamu, jadi tentu saja kamu doang sayang, heheheh"" tertawa pitaloka sambil menjelaskan

""Ujian aku? Ujian buat apa? Dan siapa yang nyuruh ujian pake datengin pocong segala!"" jawab adi kesal karena semakin lama semakin jauh dari jawaban yang ia harapkan

""aku cuma bisa bilang, itu semua demi kebaikan kamu dan itu semua ada hubunganya dengan hubungan kita sayang, jadi semangat yah buat ujian nya"" menjawab pitaloka dengan senyum indah

Adi yang melihat senyum indah pitaloka menjadi sirna keraguan dan frustasinya, seakan itu semua hilang bagaikan kemarau yang tersapu oleh hujan deras, yang membasahinya dan kemudian pelangi muncul sebagai penutupnya, betap indah itu semua.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C26
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login