Chi memegangi dadanya yang berdebar kencang, ah dia rasanya mau pingsan tapi keadaan membuatnya harus tetap sadar. Dia menatap wajah Abra yang begitu kontras dengan dirinya, kekasihnya itu tampak begitu tenang dan damai, seperti nya tidak ada yang bisa mengusik wajah damai Abra, tidak dengan adiknya ataupun tunangannya.
"Kenapa kau terlihat begitu pucat dan cemas, kau harus bisa menenangkan diri dan mengatur emosimu, kalau kau mudah stress luka luka di wajahmu ini akan lama sembuh dan meninggalkan bekas." Ujar Abra menyentuh luka di kulit wajah Chi dengan ujung jarinya, tentu dengan sentuhan lembut dan hati hati, dia tak bisa melihat kekasihnya ini meringis menahan sakit.
"Ah, daripada wajahku, aku lebih mencemaskan kalau Suzu membenciku seumur hidupnya, aku tak bisa membayangkan kalau Suzu melihat aku bersama denganmu di kamar ini, apalagi dia sepertinya sangat dekat dengan Hani." Ujar Chi.