Ini bukan salah Marco, tapi aku melampiaskan kemarahan dan kekesalanku padanya, aku seharusnya tidak mengusir dia tadi.
Chi mondar mandir di dalam kamarnya dengan berselendang handuk, dia baru menyadari kalau jaket Marco masih menempel di tubuhnya, Chi langsung melepaskan jaket khas aroma parfum laki laki itu dari tubuhnya, menaruh pada keranjang pakaian kotor.
Dia mengelap rambutnya yang basah dengan handuk, sedikit kasar, karena dia masih kesal dan kecewa.
"Kesal, kecewa! Sedih!" Dia menggerutu, kecewa pada dirinya sendiri.
Chi melempar tubuhnya ke tepian ranjang, padahal dia anti naik ke ranjang sebelum berganti pakaian apalagi pakaian nya masih lembab.
"Akh! Menyebalkan!" Suaranya setengah berteriak, dia melemparkan handuk dari punggungnya.
"Bisa bisanya dia menyiramku, mengatakan semua kalimat yang menghina itu!" Bola mata Chi berkaca kaca, harga dirinya sudah habis di depan keluarga Wilady.
Dia bangkit kembali dari ranjang, membuka kancing blusnya satu persatu.