Baixar aplicativo
65.78% PELABUHAN TERAKHIR PRIA KEJAM / Chapter 25: Bab. 25 Finally 2

Capítulo 25: Bab. 25 Finally 2

Tok

Tok

Tok

Caca yang sudah berpesan pada adiknya dan megetuk pintunya terlebih dahulu sebagai tanda izin untuk masuk, akhirnya masuk ke ruangan direktur Nicholas dimana Al asisten pribadi Rico masih berada di dalam. 

"Pak,  saya kesini datang sesuai dengan apa yang bapak kabarin ke saya lewat pesan singkat" ucap Caca setelah masuk ke ruangan pak Nicholas. 

"Duduklah, dulu kita akan membahasnya bersama tuan Al karena keputusannya ada di tangan beliau sebagai wakil dari pemilik rumah sakit ini" terang pak Nicholas. 

Caca mengarah ke sofa tunggal yang berada tidak jauh darinya. Dirinya bersikap setenang mungkin dan juga berusaha menerima semua keputusan yang harus dia terima walau sebenarnya apa yang dituduhkan terhadap dirinya tidak benar semua. 

"Silahkan, tuan Al untuk memberi tahu keputusan dari tuan Rico" ucap pak Nicholas. 

Caca yang memang terlihat tenang dari luar jauh di dalam lubuk hatinya merasa cemas dan juga takut akan keputusan yang dirinya terima nanti. Caca beberapa kali melafalkan doa-doa dalam hatinya agar lebih tenang dan ikhlas menjalaninya. 

"Residen Caca…." Caca yang merasa namanya dipanggil langsung fokus ke arah Al untuk mendengarkan keputusannya. 

".....pihak yayasan yang menaungi rumah sakit ini sudah mengambil keputusan dengan segala bahan pertimbangan dan juga bukti yang mendukung. Saya mewakili tuan Rico dan pihak rumah sakit meminta maaf atas apa yang telah terjadi pada residen Caca atas segala tuduhan maupun fitnah yang ternyata tidak benar. Residen Caca bisa melanjutkan magang sampai selesai dan saya harap mau memaafkan serta tidak menyesal magang di rumah sakit ini. Residen Caca besok bisa melakukan kegiatan seperti biasanya di rumah sakit ini dan untuk forum rumah sakit serta yang lainnya pihak yayasan yang akan menyelesaikannya" lanjut Al menjelaskan keputusan yang diambil Rico. 

Caca yang mendengar akan hal tersebut merasa senang serta bersyukur karena masih bisa menyelesaikan magangnya. 

"Terima kasih tuan,  pak Nicholas. Saya merasa bersyukur bisa menyelesaikan magang saya sampai dengan selesai" jawab Caca yang tak bisa menyembunyikan kebahagiannya. 

"Jika tak ada lagi yang akan disampaikan,  saya pamit undur diri pak, tuan" ucap Caca. 

"Silahkan" jawab pak Nicholas. 

Caca bangkit dari duduknya dan menundukkan kepalanya sejenak sebagai kode untuk berpamitan pada kedua orang tersebut. Caca keluar dari ruangan tersebut dan menutup pintunya dengan sangat hati-hati. 

"Kak….. " panggil Steven yang melihat sang kakak sudah keluar. 

"Ayo,  kita pulang tapi sebelum pulang temani kakak berbelanja di supermarket karena bahan masakan di apartemen kakak habis selain itu sudah lama juga kakak tidak tinggal disana" ucap Caca menarik sang adiknya. 

Jika tidak ada yang tahu atau mengenal siapa mereka berdua pasti bakal berpikir jika mereka itu adalah sepasang kekasih. Bagaimana tidak bisa dibilang begitu. Usia Caca yang hanya beda tiga tahun kurang beberapa bulan saja oleh Steven tidak terlihat dengan jelas. Wajah Steven memiliki rahang yang tegas dan juga kokoh serta jangan lupakan perawakan tubuhnya yang lebih tinggi yaitu 185cm daripada umumnya anak-anak remaja di Indonesia karena dirinya yang masih memiliki darah keluarga dari barat. Sedangkan Caca tak terlihat tua karena wajahnya masih terlihat baby face dari usianya yang sebenarnya yang sebentar lagi akan menginjak usia 20 tahun tiga bulan lagi. Hal tersebut berbeda dengan Rara yang terlihat lebih tua wajahnya dari usia yang sebenarnya padahal usia mereka selisih satu tahun saja. 

Caca tidak pernah melakukan perawatan yng berlebihan pada tubuh dan terutama pada wajahnya. Dirinya hanya menggunakan pelembab wajah serta lips gloss pada bibirnya agar terlihat lebih segar dan terutama tidak kering pada bibirnya. Caca hanya akan make up jika memang diperlukan dan memang mengharuskan dirinya berdadan dan menggunakannya tapi tidak tebal hanya berdadan secukupnya dan dibuat senatural mungkin dengan wajah dan kulitnya. Hal tersebut berbanding terbalik pada Rara yang akan melakukan perawatan paling minim sebulan dua kali ke salon. Paling penting Rara akan menggunakan make up selalu mau dalam keadaan atau situasi bagaimanapun. Jika ada acara yang penting dan dirinya harus hadir Rara akan melakukan perawatan enam jam dari sebelum acara tersebut paling sedikit serta menggunakan make up yang cukup tebal dan terkesan sangat dewasa dari usia yang sebenarnya. 

Suara kasak-kusuk mulai terdengar saat Caca berjalan ke arah lobby rumah sakit. Mereka mulai menggosipkan Caca dan membicarakannya banyak hal. 

"Residen Caca sekarang sama siapa lagi?  Tadi aku melihatnya dipeluk oleh pria asing di lobby dan sepertinya mereka bertengkar dan sekarang dengan seorang pria tampan,  beruntung sekali jadi dirinya bisa didekati pria-pria tampan" 

"Paling itu kekasih bodohnya yang baru untuk menutupi kesalahan dan kebusukannya ucap seorang dokter yang bernama Livia. 

"Jangan sembarangan bicara dokter,  karena pihak rumah sakit dan yayasan sudah memutuskan jika residen Caca tidak terbukti bersalah atas semua tuduhan atas gosip tersebut. Terus yang aku dengar juga tuan Andrew yang dikatakan sugar daddy nya pun membelanya dengan mati-matian tapi para petinggi rumah sakit tidak memberitahukan alasan pastinya kenapa karena kata mereka ini permintaan tuan Andrew sendiri dan residen Caca juga tidak tahu akan hal ini" ucap seorang suster menjelaskan apa yang dirinya ketahui. 

"Kalian pasti bakal mati berdiri terutama semua orang yang tidak menyukai residen Caca dengan bukti dan fakta yang aku punya" ucap salah satu suster menghampiri. 

"Bukti apa?  Coba kau tunjukan pada kami semua" desak dokter Livia dengan nada ketus. 

"Dengarkan ini baik-baik dan jangan berisik" ucap suster tersebut mulai memutar tombol play pada ponselnya. 

Semua orang mendengarkan dengan serius dan juga tak berisik. Mereka dibuat terkejut dengan fakta yang baru saja mereka dengarkan saat ini. Sebuah fakta yang membuat semua orang malu dan juga tak punya nyali untuk menghadapi residen Caca. 

"Bagaimana bisa ini terjadi?  Apa aku tidak salah dengar dengan rekaman tersebut?  Apa jangan-jangan kalian sengaja membuat rekaman ini agar nama baik Caca kembali lagi dan kalian rela jika semua pria di rumah sakit ini kembali memuja dan mengagumi Caca kembali?" hardik dokter Livia yang masih tidak terima dengan bukti yang dirinya dengar barusan. 

"Apa untungnya kami melakukan hal tersebut coba? Apa kalian pikir kami berdua tidak kaget saat mendengar secara langsung penuturan dari nona Rara waktu itu?" jawab salah seorang suster yang memegang ponselnya saat memutar rekaman pembicaraan tersebut. 

Yap, kedua suster tersebut adalah kedua suster yang sama saat bertanya pada Rara tentang hubungannya dengan Caca. Mereka menanyakan hal tersebut sengaja untuk menjatuhkan Caca serta merekamnya secara diam-diam agar tidak diketahui oleh Rara. Akan tetapi mereka mendapatkan sebuah kenyataan dan bukti yang jauh dari apa yang mereka harapkan yaitu indentitas residen Caca yang sebenarnya yang merupakan anak tertua dari seorang pengusaha terkenal di kota tersebut dan juga di luar negeri tentunya. 

"Lah pantasan saja tuan Andrew membelanya mati-matian residen Caca. Coba saja sekarang kita pikir buat apa coba beliau melakukan tersebut jika kenyataangosip tersebut benar pasti residen Caca akan habis diserang oleh istri serta anak-anaknya tapi pada kenyataannya yang ada beliau melakukan hal tersebut karena residen Caca anaknya. Sekarang kuta pikir dengan kepala dingin dan renungkan dengan baik-baik. Mana ada seorang ayah yang terima jika putrinya dibilang seorng sugar baby dari ayahnya sendiri. Toh jadi putrinya saja residen Caca tak kan kekurangan sedikitpun. Semua fasilitas didapatkan olehnya mulai dari mobil mewah,  apartemen, pelayan,  supir pribadi, uang jajan, jalan-jalan atau liburan keluar negeri dengan menggunakan private jet tentunya. Kalau dipikir-pikir lagi tutur tata bahasa residen Caca memang berbeda dengan kita semua. Aku merasa dirinya lebih,  gimana gitu setiap kali dirinya menyampaikan sesuatu selalu tepat pada sasaran dan mudah dimengerti dan cara penyusunan kata-katanya tersusun dengan sangat rapi dan teliti sehingga tidak menyinggung orang lain. Cara dirinya jalan, bersikap terus bergaul,  makan serta masih banyak lagi yang lainnya itu berbeda dengan kita. Menurut aku jika residen Caca sudah dididik sejak kecil untuk itu semua dan saat berbaur dengan orang lain tak canggung lagi terutama dengan orang-orang yang berada di kalangan kelas atas tentunya" urai salah seorang suster yang kebetulan mendengarkan rekaman tersebut memberikan penilaian atas apayang dirinya lihat selama ini. 

"Kau benar sepertinya dan aku juga merasa seperti itu" timpal suster yang lainnya sedangkan yang lainnya menganggukan kepalanya sebagai jawaban setuju. 

"Jangan mudah percaya dengan apa yang kalian dengar,  bisa saja kalian ditipu.  Aakkkhh….. " geram dokter Livia yang tidak terima jika Caca mendapatkan pujian dari semua orang dan pada akhirnya teriak karena dirinya merasa kesal tak dianggap ucapannya. 

"Kenapa dengan dokter Livia seperti itu?" celetuk seorang suster. 

"Kalian pasti tahu dengan jelas kalau dokter Livia selama ini merasa residen Caca adalah saingannya untuk mendapatkan perhatian dokter Reyhan. Lagipula bukan rahasia lagi kalau dokter Livia menaruh hati pada dokter Reyhan tapi dokter Reyhan tidak menanggapinya dan malah mengejar residen Caca secara terang-terangan" ujar salah seorang suster. 

"Iya,  kau benar. Lebih baik kita kembali ke kerjaan kita saja daripada menggosipkan dokter Livia saja" sahut salah satu suster senior. 

"Oh,  iya!  Anda benar suster,  ayo kita kembali bekerja lagi" salah saru suster menimpali ucapan rekan kerjanya. 

Mereka semua kembali ke rutinitas pekerjaannya masing-masing. Ada dua pasang mata yang menatap Caca berjalan dengan Steven dengan perasaan cemburu.Kedua pasang mata itu bertanya-tanya ada hubungan apa antara pria tersebut dengan residen Caca. 


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C25
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login