Untung saja Isaura sempat tersadar dari pingsannya di saat yang tepat. Kalau tidak mungkin pisau itu akan tertancap di tubuh Shiren.
"Fyuh, hampir saja," ucap Isaura. Dia juga gugup setengah mati tadi. Tapi untungnya refleksnya tepat sasaran.
Tapi di saat mereka sedang menghela nafas lega. Ada sesuatu yang mengancam keselamatan mereka semua. Sebuah gumpalan benda logam raksasa sudah siap menghantam dan menghancurkan tubuh mereka saat itu juga.
Sayangnya Isaura dan Patience Tidak menyadari itu. Dan Shiren lah yang melihat langsung itu semua.
Dengan kekuatan yang tersisa, Shiren berusaha untuk mengalihkan benda itu dari sana. Shiren ingin menyerukan marabahaya tersebut, namun karena ia sudah berada di ambang batasnya membuat ia kesulitan berbicara. Dia tak dapat mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Padahal keadaan sangat genting sekarang ini.