"Hei kucing kerdil, kau itu punya kekuatan apa? yang aku dengar kau bisa mengendalikan takdir, benar begitu?" tanya Ken. Ia memperhatikan Isaura yang duduk tersengal dengan tangan dan kaki yang masih sedikit gemetar karena terlalu gugup dan tremor Yang menyerangnya.
Isaura mendelik, tatapannya tajam lurus mengarah Ken. Cara lelaki bertubuh jangkung itu bertanya cukup menggerakkan emosi Isaura. Tapi ia masih lelah, ia tidak perlu membuang tenaganya yang berharga hanya karena sekelebat kata tak penting dari mulut Ken.
"Memangnya kenapa kau bertanya begitu?" tanya Isaura.
"Aku hanya penasaran saja," ujar Ken santai. "Karena aku tidak melihat kau mengeluarkan serangan magis, ataupun memiliki weapon. Atau kekuatan magis mu adalah berubah menjadi kucing?"