Baixar aplicativo
75% Athala / Chapter 9: Athala (8)

Capítulo 9: Athala (8)

Athala ganteng

Kok bisa putus sih?

Lo gabisa ngertiin dia ya

Genta

Plis jangan nyalahin aku terus deh, ka Atha gatau cerita detail nya kan

Athala ganteng

Yaudah maaf jangan ngambek ntar cantiknya ilang, gue ngerti kok, gue paham betul kalau lo ga salah, Alfan emang brengsek, dia ga pantes dapet cewek baik - baik kaya lo:)

Genta

makasih ya kak Athala udah mau dengerin keluh kesah aku

Athala ganteng

sama - sama, kapapnpun lo butuh gue, gue bakalan selalu ada buat lo

Terdapat senyuman yang terukir di bibir Genta, dia bahagia karena setelah putus dari Alfan, Athala selalu ada untuknya. Dia selalu bersedia mendengar cerita nya.

Athala ganteng

Jadi sekarang lo lagi suka sama siapa

Genta

Kak Atha tau kan, aku dari dulu nge gebet Dave

Athala ganteng

Gue tau sih, tapi mastiin aja. Hmmm gini aja deh, gimana kalau lo Bantuin gue buat deketin Elita dan gue Bantuin lo buat deketin Dave?

Genta mengernyitkan dahinya, kenapa Athala menyukai Elita? Padahal setau Genta dia memiliki pacar.

Genta

Kan Kak Atha punya pacar, ngapain deketin Elita?

Athala ganteng

Gue kesel sama pacar gue, gue kurang di perhatiin. Jadi bolehkan gue cari cewek lain

Semua cowok emang sama aja. Batin Genta.

Genta

Gaboleh gitu, harus setia

Tak ada balasan lagi dari Athala, Genta pun iseng - iseng membuka instagram nya. Dia melihat Alfan membuat storygram lalu saat ia membuka nya, ternyata ia bersama wanita lain.

Genta tersenyum kecut, tetapi disisi lain ia bersyukur karena sudah terlepas dari laki - laki seperti dia.

***

Hari ini ada jadwal latihan basket, Genta datang ke lapangan setelah pulang sekolah. Sudah lengkap dengan pakaian basket nya, ia pun memulai pemanasan.

"Mana si Alfan?" Tanya pelatih

"Gatau bang" Genta menjawab sambil terus melakukan pemanasan

"Udah putus kamu?"

Genta mengangguk pasti, lalu ia pun melihat ada Athala yang sedang berjalan menuju lapangan. Tanpa sapa, tanpa senyum. Genta terheran - heran mengapa Athala terlihat seperti tak mengenal Genta.

Genta plenga - plengo ternyata ada pacar Athala yang sedang duduk manis di kantin yang mengarah ke lapangan.

Pantesan.

Latihan dilakukan seperti biasa, kini ada kemajuan pada Genta. Dia semakin mahir dalam memainkan bola berwarna jingga itu. Berbeda dengan Luna yang meng-dribble bola pun masih melihat bola tanpa melihat lawan.

Tiba - tiba setelah latihan Genta melihat ada pertengkaran antara Mira dan Luna.

"Comel banget sih jadi orang" sentak Mira

"Gue kan udah minta maaf sama lo" Luna memelas

"Yaudah, lain kali jangan kaya gitu lagi deh" Mira memeluk Luna. Mira memang baik sekali, tak pernah mau memperpanjang masalah.

"Ta" seorang laki - laki menepak bahu Genta, membuat Genta tersadar dari lamunan nya.

"Iya?" Genta pun menoleh, "eh kak Atha" Athala berada di sisinya sekarang.

"Susah banget sih deketin si Elita, cuek banget" keluh Athala

"Emang" jawab Genta cuek

"Lo cemburu ya gue deketin Elita?"

"Idih apaan sih"

Genta pun bergeser sedikit lebih jauh dari Athala, namun Athala mengikutinya.

"Kalau lo ga cemburu, lo ga akan menghindar"

Genta melirik Athala malas.

"apaan sih"

Genta meninggalkan Athala dan mengajak Luna pulang, Athala tersenyum miring saat melihat sikap Genta.

***

Athala pulang dengan keringat yang masih ada di keningnya, ia langsung mencium punggung tangan sang ibu.

"Langsung mandi ya sayang" suruh sang ibu.

Athala mengangguk singkat dan segera mandi, seusai mandi ia pun mengenakan baju tidur dan segera merebahkan badan nya yang tadi di fisik saat latihan.

Ia pun mengambil ponselnya, saat mengaktifkan data seluler. Ponsel nya langsung berdering beberapa kali, ia pun membuka WhatsApp dan yaaa banyak sekali chat.

Sayang❤️

Kemana sihhhhh 150

Zein

Aku ga latihan kak, ga boleh 1

Prima

Aku kayanya keluar 1

Erisa

Baru pulang latihan Paskibra kak 1

Genta

Apaan sih anying 1

Mira

Putusin aja kak 1

Elita

Lg mu bljr 1

Mala

Aku orang Subang, kamu? 1

Athala menaikkan sebelah alisnya, banyak sekali notif yang ia terima. Apalagi dari pacarnya, sampai 150 spam. Dari sekian banyak notif yang ia terima, ia lebih memilih membalas pesan dari Genta. Tak tau kenapa tapi bagi Athala isi chat nya dengan Genta terbilang asik dan tidak garing.

Athala

Kok ngegas anjir

Genta

Nyebelin sih anjir kesel aing

Athala

Oh ya gue mau cerita, gue lagi deketin banyak cewek nih. Kayanya bentar lagi gue mau putusin Andriana

Genta

Istigfarrrrr. Ntar pas udah putus malah nyesel lo.

Athala hanya tersenyum melihat chat nya dengan Genta. Walau terlihat cuek tetapi saat di chat dia sangat friendly bahkan receh. Athala kembali memikirkan perasaannya pada Andriana, wanita yang sangat cantik dan sholehah. Ia menyayangi Riana, sangat. namun ia capek dengan semua kekangan dari Andriana. Tetapi ia bisa memastikan bahwa dirinya akan tetap bertahan dengan Riana, walau agak genit dikit ke cewek lain.

***

Keesokan harinya Athala menghampiri Riana yang sibuk dengan buku - buku fisika, oh ya Athala dan Riana satu kelas dari kelas 11.

"Ayo pulang" ajak Athala

Tak ada jawaban dari wanita itu, dia hanya menoleh sedikit lalu fokus lagi pada buku nya.

Athala duduk di sebelah Andriana.

"Kenapa sih kamu?" Tanya Athala heran.

Wanita itu tiba - tiba menggebrakan meja, membuat Athala kaget.

"Astagfirullah, kamu pms ya?"

"Ga" akhirnya wanita itu bersuara dan fokus pada bukunya lagi

Ini kenapa lagi sih. Batin Athala.

"Aku mau kita putus!" Ucap wanita itu agak keras, dan lantas meninggalkan Athala.

Athala tersentak kaget, ia pun menahan tangan wanita itu.

"Diem ih bukan muhrim!" Sentak wanita itu dan menghempaskan tangan Athala.

"Na jelasin dulu na" Athala mengejar Andriana dan berhenti tepat di depan Andriana.

"Gada yang perlu dijelasin lagi, udah deketin aja Elita!" Andriana pun pergi.

Athala membulatkan matanya sempurna, ia tau dari mana kalau Athala akan mendekati Elita.

Sesampainya dirumah, Athala menelpon Andriana untuk meminta penjelasan. Namun Andriana menolak panggilan berkali - kali. Tanpa pikir panjang Athala pun pergi kerumah Andriana, ia tak suka digantung seperti ini.

"Pokonya kita putus!" Sentak Andriana

"Cuman bercanda kok aku, kenapa sih" Athala memelas

"Aku tuh liat kamu chattan sama dia, udah lah aku kecewa sama kamu aku kecewaaa" Andriana menutup pintu dengan keras.

Hati Athala terasa pilu, memang benar ia berniat mendekati Elita tapi niatan itu ia urungkan karena ia sudah cinta mati kepada Andriana, namun kini Andriana meninggalkannya begitu saja.

***

Pagi harinya Athala menyapa Andriana seperti biasa, namun Andriana menghindar dari Athala bahkan semua teman Andriana seperti melindungi Andriana dari sapaan Athala.

Sepulang sekolah Athala kembali menghampiri Andriana.

"Aku minta maaf, plis jangan tinggalin aku na" Athala memelas

Andriana tidak menjawab, ia memutar bola matanya malas.

"Aku nyesel udah deketin Elita, plis jangan bikin aku bener bener kehilangan diri aku na" kini Athala berjongkok di depan Andriana

"Aku mau lakuin apa aja asal kamu ga putusin aku" lanjutnya.

"Halah males, janji kamu itu bullshit semua" lagi lagi Andriana meninggalkan Athala. Namun Athala tak menyerah begitu saja. Dia akan terus mendekati Andriana, karena setengah dirinya mungkin sudah ikut bersama Andriana.

Karena Andriana lah yang juga sudah mewarnai kehidupan Athala, Andriana adalah cinta pertama nya. Maka dari itu Athala tidak akan melepaskan Andriana begitu saja.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C9
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login