Charlos menghampiri Gladys di kamarnya. Wanita itu telah mengeluarkan semua pakaiannya dari ruang pakaian. Koper-koper besar telah penuh diisi sampai hampir meledak. Kekacauan yang telah Charlos perbuat tadi siang sudah dibereskan. Meja rias itu kini tampak kosong tanpa kaca.
Gladys telah berhenti menangis. Tapi begitu ia melihat Charlos masuk ke kamar, matanya mulai berkaca-kaca lagi. Ia sedang melipat pakaiannya, lalu ia menghentikan tangannya. Ia membenamkan wajahnya ke kaus yang sedang ia pegang. Suara tangisannya terbekam. Bahunya bergetar.
Sesungguhnya Charlos tidak tega melihatnya seperti itu. Seandainya saja bayi yang ada dalam kandungannya itu memang adalah anaknya, Charlos tidak perlu sampai melakukan hal ini padanya. Belum lagi sikapnya yang tidak mau jujur pada Charlos. Semua itu membuat Charlos muak.