Akhirnya setelah menginap di rumah sakit selama dua malam, Rissa diizinkan untuk pulang. Rissa tampak sangat senang. Dokter telah meresepkan obat anti mual dalam dosis yang cukup tinggi.
Setelah labu infusnya habis, suster kemudian melepaskan jarum infus dari tangan Rissa. Charlos ingat sekali saat dulu ia pernah mencabut jarum infus sendiri dalam sekali cabut. Rasanya sangat memilukan dan… Charlos tidak mau mengingat rasa sakit itu lagi. Darah mengucur mengenai lengan, baju, celana, seprai, bahkan menetes hingga ke lantai. Tangannya sampai bengkak. Dan setelah itu suster datang dan mencolok tangannya yang satu lagi. Sakitnya berlipat-lipat. Sampai kapan pun Charlos tidak akan pernah mengulangi hal itu lagi.
Syukurlah, Rissa tidak sampai segusar Charlos sehingga ingin melepas infusnya sendiri. Semua cairan infus masuk ke dalam tubuhnya hingga tetes terakhir. Rissa pasti sembuh. Semoga saja jika perkiraan Charlos benar, Rissa memang sedang hamil. Ia hanya terlalu cepat memeriksanya.