Hari itu Charlos menjemputnya pagi-pagi sekali. Rissa baru saja bangun tidur. Kekasihnya itu tampak pucat, rambutnya acak-acakan. Charlos segera menghampirinya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Charlos.
Rissa mengangguk. Bibirnya tampak putih. Matanya seperti yang tidak fokus. Charlos segera menuntun Rissa masuk ke dalam mobil.
"Aku tidak mau ke dokter," kata Rissa lemah.
"Ayolah. Hanya sebentar saja. Aku akan menemanimu," bujuk Charlos.
"Tidak mau." Rissa mulai terisak.
Charlos memasangkan sabuk pengaman pada Rissa. Ia mengusap-usap kepala Rissa. "Kamu tahan dulu sebentar ya. Aku akan menyetir dengan cepat."
"Charlos, aku makan kue mari saja. Nanti juga sembuh," ucap Rissa sambil menutup matanya.
Charlos sedih sekali melihat Rissa seperti itu. Kondisi Rissa tampak lebih lemah dari sebelumnya.
"Ya sudah. Aku ambil kue marinya. Kamu diam dulu di sini ya. Jangan ke mana-mana."