Hari itu suster melepas infus di tangan Rissa. Menurut dokter, jika keadaannya lebih stabil hari ini, besok ia boleh pulang. Satria datang pagi-pagi. Ia tersenyum manis pada Rissa. Tangannya menenteng sebuah bungkusan berisi makanan.
"Hai, Rissa. Aku bawakan kamu sup ayam." Satria mengeluarkan wadah tahan panas dari bungkus plastik lalu membuka tutupnya. Asap mengepul, menguarkan aroma bawang dan daging ayam.
"Terima kasih, Sat. Tapi aku sudah makan tadi."
Satria menatapnya sambil terdiam sejenak, mungkin kecewa. "Setidaknya, cobalah sedikit saja," bujuknya.
Rissa masih kenyang. Tadi ia sudah menghabiskan sarapannya yang sebenarnya tidak enak, nasi, tahu kukus, dan daging kecap. Entah itu daging sungguhan atau bukan. Rasanya sangat hambar. Kalau dibandingkan dengan sup yang Satria bawakan, sepertinya lebih menggoda.
Rissa menatap ke arah sup itu yang masih mengepulkan asapnya, memanggilnya untuk segera menyicipinya sekarang juga. Ia mendesah. "Baiklah. Sedikit saja."