Keesokkan harinya, di sekolah...
Rio : "Ndin, thanks ya, kmaren udah mau jalan sama gue?"
Andin : "Iya sama sama"
Nisa : "Gimana? lancar jalan jalannya?"
Rio : "Oh! tentu saja lancar" ucapnya lalu pergi
Tiba tiba Rosa and friend datang, hari itu adalah hari pertama Rosa masuk sekolah kembali.
Rosa : "Haaaiii, selamat pagiii... lo semua pasti kangen kaaan sama gue?"
"Huuuuuuuu" sorak semua murid di kelas
Rosa : "Hmmm dasar! gue malah di sorakkin!"
Helma : "Ros, kita kangen banget tahu sama lo!"
Dina : "Iya, gue gak sabar banget buat nunggu hari ini tiba"
Andin : "Oooh, jadi si Dina sama si Helma bestie nya si Rosa"
Nisa : "Iya, gue lupa gak ngasi tahu lo Ndin"
Andin : "Gak penting kok"
Nisa : "Si Rosa dari dulu selalu berusaha buat deketin si Riko"
Andin : "Oh ya?"
Nisa : "Seriuss, tapi dia gak pernah bisa dapetin hatinya Riko"
Andin : "Hmmm"
Nisa : "Makanya gue salut sama Lo, tanpa lo ngejar Riko, lo udah di kejar duluan sama dia, temen gue emang cantik! wajar kalo si kembar ganteng itu tergila gila sama lo"
Andin : "Paan si lo, mulai deh"
Tiba tiba....
Rosa : "Ehhh, ada anak baru"
Andin terdiam.
Rosa : "Hai... gue Rosa" ujarnya yang membuat Andin bingung, padahal mereka sudah bertemu beberapa kali
Andin : "Paan si lo, kita kan udah saling kenal"
Rosa : "Oh ya? kok gue gak tahu?"
Andin : "Maksud lo?"
Rosa : "Meskipun kita udah sering ketemu, kita gak pernah kenalan ataupun saling ngasih tahu nama kan?"
Andin : "I..iya juga si"
Rosa : "Hmmm, nama lo?"
Andin : "Gue Andin"
Rosa : "Oooh, lo harus tahu, posisi gue disini adalah ketua kelas, lo harus nurut sama semua yang gue perintahkan! ngerti?"
Andin : "Apa?"
Rosa : "Kenapa? lo kaget?"
Andin : "Apa apaan si lo! Emangnya lo siapa bisa merintah merintah gue?! Jika hal yang lo perintahkan itu salah, gue gak akan diam seperti yang lain!"
Rosa : "Lo berani sama gue?!"
Andin : "Berani! Kenapa gue harus gak berani sama lo?"
Saat itu semua mata tertuju pada Rosa dan Andin, semua murid sangat salut pada Andin karena berani melawan Rosa yang so berkuasa itu. Ketika mereka sedang bertengkar, Riko datang untuk memisahkan mereka.
Riko : "Rosa!"
Rosa : "Riko?"
Riko : "Lo masih belum berubah juga ya!"
Rosa : "M..maksud kamu?"
Riko : "Lo masih aja bersikap angkuh! apasi bangganya jadi ketua kelas haa? Gak ada yang pantes di banggain!"
Rosa : "Kok kamu ngomong gitu si?"
Riko : "Jangan so berkuasa lagi! berhenti bersikap kasar sama orang lain!"
Rosa : "Hmmm, kamu kaya gini sama aku pasti karna perempuan ini kan? gara gara anak baru ini kamu sampe berani bentak bentak aku di depan banyak orang!"
Riko : "Lo masih gak ngerti juga? gue kaya gini karna lo salah! gue negur lo karna tindakan lo itu gak bener! bukan karna Andin!"
Rosa : "Halahhh alesan!"
Saat itu Rio menghampiri mereka...
Rio : "Heh kalian! Bubar! Kalian gak malu apa, ini tuh sekolah, bukan pengadilan yang di jadiin tempat buat berdebat!"
Riko : "Lo gak usah ikut campur!"
Rio : "Apa? gue ikut campur? sialan!" ujarnya lalu menonjok wajah Riko
"BUKKKKKK!!!!"
Riko : "Apaan si lo Yo! kenapa lo nonjok gue?!"
Rio : "Berani beraninya lo bilang kalo gue ikut campur! Dengerin gue, lo gak usah so pahlawan di depan Andin!"
Andin : "Ya ampun, kok keadaan malah makin keruh sii!"
Riko : "Rio, gue cuma mau memisahkan mereka, biar gak berantem terus!"
Rio : "Sekarang lo ikut gue!" ujarnya lalu membawa Riko ke belakang sekolah
Di belakang sekokah...
Rio : "Sini, lawan gue!"
Riko : "Enggak! gue gak ada niatan buat berantem sama lo!"
Rio : "Oh ya? bilang aja kalo lo gak berani"
Riko : "Yo, Lo kenapa si? kenapa lo malah kek benci sama gue? Kita cuma mau bersaing secara sehat kan buat dapetin Andin? kenapa lo jadi emosian kek gini?"
Rio : "Karna gue cinta sama Andin! Gue gak pernah ngerasain hal seperti ini ke cewek lain, gue gak mau lo rebut Andin dari gue!"
Riko : "Gue rebut Andin dari lo? Hehhh, Andin gak pernah jadi milik lo, gue gak bisa disebut kalo gue rebut dia dari lo!"
Rio : "Hehh Riko! Denger ya, gue lebih baik kehilangan lo daripada gue harus kehilangan Andin!"
Riko sangat terkejut mendengarnya, dia marah dan sedih mendengar ucapan Rio. Dia terkejut karena dia merasa seperti sedang bicara dengan orang lain, bukan dengan kakaknya. Kakak yang dulu sangat menyayanginya, kakak yang dulu selalu menjaganya, kakak yang dulu sangat baik dan pengertian walaupun menyebalkan, kini semuanya sudah berubah, berubah karna rasa cinta yang hadir di antara mereka.
Riko : "Rio, jujur gue terkejut denger ucapan lo, dan gue juga kecewa, karna lo bisa sedangkal ini. Waktu kita seminggu lagi, gue harap... Andin bisa memilih salah satu di antara kita, atau ada kemungkinan... dia tidak memilih siapapun juga. Lo jangan terlalu terobsesi!" ujarnya lalu pergi
Rio : "Aaarrrgghhh! sialan!"