Baixar aplicativo
6.1% What Do You Know? / Chapter 28: BAB 25| MATAHARI

Capítulo 28: BAB 25| MATAHARI

Kami bertiga, yang sekarang dengan Ali datang ke salah satu perpustakaan di kota kami.

Kali ini kami menjadikan perpustakaan sebagai tempat ketemuan kami. Karena saat kami diskusi di rumah Ali pasti mis Zuliz mengetahuinya.

"Ra. Kalvin mana?" Tanya Ali saat kami baru saja sampai di tempat tujuan.

"Di sana tuh lantai dua!" Kata ku sambil menunjuk tangga.

Seperti biasa pula, Ali dan Raib selalu bertengkar. Entah apa yang membuat mereka bertengkar. Setiap kali mereka bertemu, mereka seperti saling membenci. Tapi bila salah satu dari mereka tidak ada mereka saling khawatir.

Aku disini seperti nyamuk. Dan orang yang terasingkan.

"Sel, ayok!" Ajak Ali bersemangat.

Ali bila sudah berada di perpustakaan, dia sangat bersemangat. Dia seperti di rasuki setan buku. Kalau itu ada.

Dritt....

(Suara hp ku berbunyi, mama menelpon ku)

"Halo ma?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sel, jangan kemalaman yah pulangnya. Nanti sakit."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Iya."

Setelah itu kami mematikan panggilan.

Kami bertiga sudah sampai di tempat tujuan. Aku menoleh ke kanan kiri ku, sekarang aku merasa ada yang mengawasi ku entah siapa orang yang mengawasi ku.

"Ada apa Seli?" Tanya Kalvin saat aku celingak celinguk.

"Eh, gak ada apa apa kok." Jawab ku dengan gaya salting ku.

Setelah itu kami pun mulai membahas tentang rencana kami pergi kesana. Kami pergi ke suatu tempat seperti gudang buku buku bekas.

Karyawan di sini tak ada yang mencurigainya. Karena, katanya Kalvin salah satu penjaga perpustakaan ini.

Kalian bisa bayangkan nggak sih? Ada seorang malaikat maut yang mau menjadi seorang penjaga perpustakaan?

"Ali. Jadi kamu pergi ke sana secara manual. Atau lewat buku tempat tinggal ku dulu?" Tanya Kalvin.

Sejak pertama kali kami petualangan buku tempat tinggal kalvin menjadi satu satunya akses kami sebagai portal praktis.

"Kami lewat portal dengan membawa RaSeLi." Jawab Ali.

"Kenapa RaSeLi?" Tanya ku pada Ali.

"Kan Kak Jhon sama kamu....

"Li!! Di bawah lo ada apa tuh?" Kata Raib, yang bisa ku tebak adalah untuk mengalihkan perhatian.

Kami terdiam sesaat. Sebenarnya aku tau apa yang akan Ali katakan dan apa yang di lakukan oleh Raib.

Mungkin benar, seharusnya aku tak dekat dengan Kak William. Mungkin juga Kak Jhon marah betul dengan ku.

~~~~~~~sushsss~~~~~~~

Aku menoleh ke belakang, tak ada siapa siapa disana. Hanya ada sebuah rak buku yang sangat tinggi.

"Ada apa Sel?" Kini giliran Raib yang bertanya pada ku.

"Hei, aku seperti melihat ada seseorang yang mengawasi ku. Gimana kalau....

"Kalau apa?" Tanya Ali penasaran.

"Pencuri?!" Jawab ku dengan raut serius.

"Astaga Sel! Mana ada?" Ucapku yang pasrah dengan kelakuan 4D Seli.

Kami kemudian mulai mengajukan pendapat untuk petualangan kami. Setiap kali yang aku suka dari mereka adalah, mereka memutuskan untuk diskusi sebagai jalur alternatif.

"Alat penangkal yang aku buat sama Kak Jhon udah selesai. Tapi.... yang tau cara pake nya Kak Jhon." Kata Ali.

"Memangnya Kak Jhon gak bisa di bujuk lagi?" Tanya Kalvin.

Kurangnya Kak Jhon membuat kerja sama tim kita kurang. Biasanya Kak Jhon yang bisa mempunyai segudang ide.

Saat kami sibuk sibuk nya dengan diskusi, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dari luar.

"Biar gue aja yang buka." Kata Raib sambil berjalan menuju pintu.

Kami menunggu hingga Raib kembali ke tempat diskusi. Lumayan lama, tapi kami pikir orang yang ada di luar itu sangat penting.

"Siapa Ra?" Kini giliran aku yang bertanya setelah sekian lama diam.

"Ehm, itu petugas kebersihan tanya ke Kalvin, tapi katanya nanti aja kalau gak... repot."

****

Setelah diskusi lumayan lama dengan Kalvin aku, Raib, dan Ali kembali ke rumah masing masing untuk mempersiapkan esok hari.

Aku dan Raib pulang secara bersama, entah kemana Ali itu katanya ada urusan penting.

"Sel, nih helm."

Aku menerima helm dari Raib dan kamu langsung pergi pulang. Di jalan aku dan Raib tak banyak bicara.

Kami hanya diam sedari tadi. Aku bingung mau bicara apa dan Raib kayaknya gak tertarik untuk bicara.

"Stop!!" Teriak Kak William yang menghadang motor Raib.

"Ada apa KaK?" Tanya Raib.

"Sel, kamu udah gak sakit kan? Bisa makan malam?" Ajak Kak William. Tadinya aku mau, tapi tiba tiba aku teringat kak Jhon yang patah hati gara gara kak William.

Raib menatapku dalam arti. "Gak usah deh Sel!"  Mungkin itu arti tatapan dari Raib.

"Maaf kak, aku gak bisa." Setelah aku mengatakan itu Raib langsung tancap gas.

Seharusnya Kak Jhon melihat momen ini agar ia tak salah paham lagi.

****

Is finnally.

Yah, Akhirnya hari yang di tunggu tunggu telah tiba, dimana hari ini aku harus memulai semuanya.

Bahkan saat petualangan ibu selesai aku yakin itu bukanlah akhir dari segalanya.

Memulai petualangan sangat menakutkan, seperti melihat wajah Lord Voldemort.

Begitulah sifat Kak Bryan saat marah, dia berubah menjadi voldemort ke dua yang siap menghancurkan dunia.

Ini sungguh sulit, terlebih Kak Jhon tak ada dalam petualangan kami. Ali sudah membujuk tapi ia tak mau ikut, mama? Katanya dia sudah tak peduli dengan papa.

"Sel?" Tanya Raib.

"Seli!!" Teriak Ali tepat di di telinga ku.

"Apaan sih! Ini bukan lapangan!" Jawab ku dengan teriak. Sejak tadi aku memikirkan semua masalah yang terus menerus menimpa ku.

Seperti yang kalian ketahui, menuju klan Matahari juga harus mempertaruhkan nyawa.

"Eh cepet keluarin bukunya. Nanti kita gak berangkat berangkat nih!" Ucap ku dengan menggeledah isi ransel Raib.

"Lho! Apaan sih Sel! Gak usah buka buka tas ku! Nih bukunya. Lo sama Ali masuk duluan gih! Biar aku yang taruh ini." Kata Raib.

"Ra, jangan lama lama! Nanti mis Zuliz marah tuh di kapsul!" Ingat Ali.

Zuzhzhhzhzzh

****

Start!

"Sel, kepala lo gak sakit kan?" Tanya Ali, yang entah kenapa dia jadi perhatian.

"Gpp."

"Ya udah deh untung kalau gitu! Jadi gue gak susah susah gotong lo! Mana gak ada Kak Jhon lagi di sini." Jawab Ali, yang bisa dipastikan ia sedang menyindir ku.

Raib menggelengkan kepalanya tanda kalau aku gak usah ambil debat dengan Ali.

Ali sejak dulu memang begitu, tak ada yang bisa mengalahkan debatnya selain Raib dan Miz Zuliz.

"Ra! Lo kok diam aja sih?" Tanya Ali, sekarang Ali jadi lebih sering tanya tanya.

Raib sekali lagi hanya menggeleng. Entah ada apa petualangan kali ini benar benar suram. Sangat suram.

"Vin! Kira kira kita sampe nya berapa lama lagi? Ini udah sepuluh menit lo." Kata Miz Zuliz.

"Kurang 5 menit."

Miz Zuliz dan Kalvin ikut dengan kami karena, perang di Jln Matahari benar benar sangat mengguncangkan.

Mereka berdua juga amat sangat canggung karena mereka pernah memiliki suatu hubungan kan?

(Baca Wattpad "What Do You Know.")

"Hello! Kenapa kalian diam banget sih kayak patung aja!!!" Bentak Ali yang memutar kan badanya yang mendapati kami yang sangat membeku.

"Apaan sih Li? Kalau lo bosen mending lo dengerin lagu gih!" Ucap Raib yang kali ini benar benar BAD MOOD.

Setelah itu kami benar benar seperti di kuburan, sepi, senyap.

"Eh itu apaan gerak gerak?" Tanya ku yang mendapati suatu benda seperti kumbang kecil yang bergerak.

"Eh!! Bukan apa apa!!" Kata Ali yang bergegas meringkas barang itu.

Kalvin dan mis Zuliz melihat Ali dengan tatapan penuh kecurigaan, berbeda dengan Raib yang hanya diam melihat kaca jendela.

"Sampe!" Kata Ali yang cepat cepat mengganti topik.

Raib langsung berdiri mengambil ransel dan langsung keluar dari kapsul.

Sepertinya Raib benar benar BAD MOOD kali ini.

"Putri!!! Tunggu!! Diluar sana belum tentu...

Belum selesai perkataan Kalvin selesai Raib seperti sedang di seret dan di tarik oleh seseorang.

Kami melihatnya dengan sangat syok. Kami baru saja sampai, belum sampai lima menit kami sudah menghancurkan segalanya.

"Ali kendalikan kapsul mu! Dan ikuti bayangan di depan!!" Pinta mis Zuliz.

Sekarang kami sedang mengejar bayangan hitam yang sedang menyeret Raib.

Baju putih Raib segera berubah menjadi warna merah karena tetesan daranya.

Bayangan itu menyeret Raib dengan sangat cepat dan lincah, kapsul Ali berkali kali menabrak batu batuan.

"Li! Gimana sih lu?!!!" Kata ku saat Ali lagi lagi menabrak batu batuan.

Kalvin mulai mengirim berbagai pukulan berdentum, dan mantera aneh yang tak ku ketahui.

"funem viverra!!!!" Teriak Kalvin dengan tangan yang teracung.

Mantera kalvin tak membuat Raib kembali ke dalam kapsul, kini di sekitar kami malah muncul salju berguguran.

Suhu disekitar kami menjadi sangat dingin.

"Eh, ini kan Klan Matahari gak ada salju dong!?" Kata ku yang heran sendiri.

"Ini tanda keburukan Seli." Jawab Mis Zuliz dengan membantu menggunakan dan mengucapkan mantera.

"revenite!!!!"

BRUKKKKK!!!!!


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C28
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login