Baixar aplicativo
37.03% My dokter saranghae / Chapter 20: Chapter 20

Capítulo 20: Chapter 20

Chacha , Lisa dan Soraya di buat terkejut atas perkataan yg baru saja Jarwo terangkan barusan.

"Pah , maksud Papa apa mengatakan hal itu? " tanya Lisa langsung di sahut oleh Chacha

"Bener tuh Om , atau jangan - jangan Om ingin menjadikan bu Soraya jadi istri kedua nya Om ya? ouh tidak janganlah Om. bu Soraya itu calon istri saya loh Om , jadi Om cari cabe aja sana di jalan banyak tuh" cerocos Chacha tanpa henti langsung mendapat kan sikutan kecil dari Lisa di perut gadis pemilik pipi seperti Chipmunks ini

"Hahaha , bukan seperti itu. maksud saya adalah. umur bu Soraya ini kan tak jauh dari umur Kakak kamu Vero , jadi bu Soraya bisa panggil saya dengan Papa juga tidak apa - apa. lagi pula saya akan sangat senang mendapatkan anak perempuan yg sangat baik dan sopan santun seperti anda Soraya "Jarwo menerangkan maksud dari perkataan nya itu membuat Chacha , Lisa dan Soraya mengangguk mengerti.

"Seperti nya itu terlalu berlebihan Tuan , maka dari itu maaf jika saya harus menolak permintaan anda ini " ucap Soraya tak enak hati sebenarnya menolak ke inginan Jarwo ini tapi apa boleh buat dia tidak ingin hanya karna masalah kecil ini akan menimbulkan huru - hara di masa depan

"Ah.. , baiklah jika anda menolak juga tidak apa - apa nak. kalau begitu kami bertiga pamit pulang saja Bu , karna tak baik juga jika bertamu malam malam seperti ini. takut tetangga salah paham sama Ibu nanti " ucap Jarwo mulai menyadari penolakan yg di berikan Soraya tadi padanya

"Silahkan Tuan "ucap Soraya kembali dan keluarga kecil itu pun pergi setelah Lisa dan Chacha menyalami tangan nya

**********

Di tempat lain di mana Jennie berada , kini baru saja sampai di Apartemen milik nya yg cukup mewah di Jakarta Selatan. tak jauh dari dearah Rumah Sakit yg akan dia tempati selama bekerja di sini.

"Ah.. , lelah sekali. tapi tadi makanan nya sangat enak sekali " ucap Jennie setelah merebahkan tubuh nya ke atas ranjang

"Tapi , meski di sini sangat sepi. tak ada suara Kevin yg merengek padaku , apalagi suara murka nya Kak Sandi yg terus meminta ku untuk pulang ke Rumah . apakah aku bisa hidup dalam kesepian ini dalam jangka waktu yg lama?? " ucap Jennie lagi menatap sendi atap - atap kamar nya

"Kevin , Dokter cantik merindukan mu" gumam Jennie melirih ketika kedua mata indah nya itu mulai mengantuk

"Selamat tidur Kevin , semoga kita bertemu dalam mimpi" gumam Jennie lagi dan setelah nya ia tertidur lelap di ranjang empuk itu seorang diri dan membiarkan koper nya masih belum ia bereskan isi nya

***********

Irene , baru saja keluar dari persidangan dengan raut wajah kesal karna ia tak bisa memenangkan kasus yg baru saja ia dapat kan hari ini.

Semua itu terjadi karna bukti yg di miliki Jaksa penuntut sangat kuat hingga clayen sekaligus si pelaku utama dalam kasus ini marah padanya , karna hakim telah memutuskan hukuman mati pada si pelaku.

Hingga pelaku mengolok - olok nya sebagai tak becus menjadi seorang pengacara , dan menjatuh kan martabat nya sebagai seorang pengacara di depan banyak orang.

"Aaaaa... , ini tidak adil. dia pikir dia siapa berani mengatai ku Sarjana abal - abalan. dia tidak tau apa aku ini adalah kelulusan terbaik yg di miliki Kampus ku , lagian juga ini kan salah sendiri kenapa asal mengganti pengacara yg bahkan dia sendiri pasti tingkat keberhasilan nya itu nol banding seratus " gerutu Irene melangkah keluar dari persidangan dengan langkah kaki yg di hentak - hentakan , sampai ia tidak menyadari bahwa lawan main nya tadi mengikuti nya di belakang.

"Nona pengacara , bisa kita bicara sebentar? " tanya si Jaksa membuat langkah kaki Irene terhenti dan menoleh ke belakang di mana Jaksa bermata beruang itu kini melangkah mendekati nya

"Ada apa? , apa kau juga ingin mengolok - olok ku sama seperti Tuan Ahmad tadi di dalam sana ? " jawab Irene dengan ketus membuat Jaksa itu tersenyum kecil

"Saya tidak akan melakukan hal seperti itu Nona , saya hanya menyayangkan kepintaran yg anda miliki hanya di manfaat kan oleh orang - orang yg tidak bertanggung jawab seperti Tuan ahmad tadi. jelas - jelas dia tidak akan berhasil memenangkan kasus korupsi dan pembunuhan nya ini , tapi tetap saja beliau ngotot ingin mengganti pengacara yg katanya akan membebaskan nya dari segala macam tuntutan yg ada "ucap Jaksa itu semakin membuat Irene jengkel menatap nya , katanya tidak akan menyindir nya lalu yg barusan dia katakan itu apa jika bukan sindiran telak untuk nya.

" Terserah kau saja lah , aku harus pulang sekarang "ucap Irene mulai berbalik arah dan ingin masuk ke dalam mobil yg baru saja ia beli tadi sebelum datang ke persidangan ini , namun tangan nya lebih dulu di cekal oleh Jaksa tersebut.

"Tunggu , bisa kah kita berkenalan sebentar. nama ku Gita Anggraeni , panggil saja Gita" cekalan tangan itu mulai berubah menjadi uluran tangan dengan senyuman yg tentu saja menghiasi wajah beruang si Jaksa itu

"Irene Camberlly , panggil saja aku Irene atau Airin jika kau sulit memanggil nama ku " balas Irene menjabat tangan Gita dan setelah nya ia melepaskan nya kembali dan masuk ke dalam mobil untuk pergi ke Hotel terdekat untuk mengistirahatkan tubuh nya yg lelah sehabis penerbangan jauh tadi

"Nama yg sangat cantik , Airin " gumam Gita memandang kepergian mobil Irene yg semakin menjauh meninggal kan parkiran persidangan itu

**********

Di sebuah kebun yg gelap tanpa penerangan sedikit pun membuat Vero semakin leluasa memberikan kehangatan kepada mantan kekasih nya itu tanpa memikirkan resiko dari apa yg ia buat ini , toh. menurut nya mereka sudah dewasa dan pernah melakukan nya juga saat masih duduk di bangku Sekolah menengah atas dulu. jadi tak masalah menurut nya jika sesuatu yg tidak di inginkan bisa saja terjadi kembali.

"Eungh.. ah , Vero. tak seharusnya ah.. kita melakukan ini lagi " ucap Krystal di sela sela desahan nya menikmati sentuhan demi sentuhan yg di berikan Vero padanya , untung saja mereka melakukan nya di tempat sepi dekat kuburan jadi tak banyak orang yg melintasi daerah tersebut

"Kenapa Krys , lagi pula kita sering melakukan ini bukan dulu. lalu kenapa sekarang kamu mempermasalahkan hal ini hmm" ucap Vero dengan pinggang yg terus bergerak atas dan bawah agar penyatuan nya semakin nikmat katanya

"Tapi Ver , bagaimana jika aku hamil lagi seperti dulu. lalu kau pergi meninggalkan ku lagi dan menolak keberadaan anak ini adalah darah daging mu sendiri " pertanyaan yg Krystal lontarkan berhasil membuat Vero berhenti menggerakan milik nya di bawah sana

"Itu tak akan terjadi , percaya lah padaku "

"Kau juga berkata seperti itu dulu Ver , tapi apa yg terjadi? kau meninggal ku dengan anak kita dan membiarkan ku menahan malu seorang diri. bahkan orang tua ku sendiri mengusir ku dari Rumah dan tidak ada yg mau menampung ku yg kotor saat itu akibat perbuatan mu yg tak bertanggung jawab itu Vero Atmajaya "bentakan Krystal membuat Vero diam seribu bahasa tak berani menyangkal lagi selain memberikan pelukan erat untuk gadis nya itu

" Maaf Krys , maaf kan aku "sesal Vero yg membuat tangis Krystal pecah saat itu juga


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C20
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login