Baixar aplicativo
27.77% My dokter saranghae / Chapter 15: Chapter 15

Capítulo 15: Chapter 15

Ckleak

Pintu ruang inap Kevin terbuka dan muncul lah Sandi di sana

"Jen , apa sudah selesai? "tanya Sandi membuat Jennie mengangguk dengan lesu

" Sudah Kak , aku sudah selesai. lagi pula aku di sini hanya ingin berpamitan dengan semua kenangan ku di sini bersama dengan Kevin Kak. lagi pula setelah aku pergi nanti pasti ruangan ini kan di isi oleh orang lain "jawab Jennie dengan tatapan sendu nya membuat Sandi tersenyum tipis lalu mendekati adik nya itu

"Kamu tidak perlu khawatir soal itu Jen , ruangan ini tidak akan pernah di isi oleh siapapun itu meski mereka membayar mahal sekali pun. aku tidak akan pernah membiarkan semua kenangan Kevin lenyap dengan ada nya orang baru yg menempati ruangan ini " ucap Sandi membuat Jennie menatap kakak nya itu dengan berkaca - kaca , dan langsung memeluk nya.

"Terima kasih Kak , Terima kasih karna Kakak mau peduli dengan ku yg tak ingin ruangan ini di tempati oleh siapapun itu " ucap Jennie tulus mengatakan nya membuat hati Sandi sedikit menghangat ketika mendengar nya

"Sekarang berpamitan lah dengan kenangan Kevin di sini , baru setelah itu kita pergi ke bandara " ucap Sandi setelah melepaskan pelukan mereka membuat Jennie langsung mengangguk kan Kepala dengan senyum yg menghiasi wajah nya semakin membuat ia bertambah cantik ketika tersenyum

"Kevin , sudah saat nya Dokter cantik akan pergi untuk memenuhi keinginan terakhir mu itu. tapi kamu tenang saja , setelah tugas Dokter cantik selesai. Dokter cantik berjanji akan kembali lagi ke sini " ucap Jennie dengan berlinang air mata karna tak kuasa untuk menahan kesedihan nya itu

"Ayo Jen " ajak Sandi membuat Jennie mengangguk pelan sambil menghapus air matanya dan pergi meninggalkan ruangan dengan sejuta kenangan nya bersama dengan Kevin selama ini , demi pergi untuk mewujudkan keinginan terakhir malaikat kecil nya itu sebelum pergi.

*********

Indonesia *

*Kediaman keluarga Atmajaya *

Pagi ini , Jarwo tengah berada di dalam kamar putri nya untuk membangun kan putri kesayangan nya itu untuk segera pergi ke sekolah.

"Putri kecil Papa ayo bangun , ini sudah pagi loh. apa kamu tidak berangkat ke Sekolah " tanya Jarwo mampu mengusik kenyaman Lisa dalam tidur nya

"Lima menit lagi ya Pah , aku masih mengantuk " jawab Lisa dengan suara serak nya dan kedua mata yg masih menutup membuat Jarwo yg melihat itu terkekeh pelan

"Tidak ada Lima menitan lagi , cepat bangun lalu sarapan. karna hari ini Papa yg akan mengantar kan mu ke sekolah " ucap Jarwo dengan sedikit tegas membuat Lisa mau tidak mau harus terbangun dan langsung memposisikan dirinya untuk duduk tanpa membuka kedua matanya sama sekali

"Buka mata mu Princess " ucap Jarwo lagi dengan terkekeh kembali melihat prilaku putri nya yg sangat lucu di pagi hari

"Tidak mau , cepat Papa suapi ku obat saja . baru setelah itu Papa bisa pergi dari kamar ku " tolak Lisa masih enggan untuk membuka mata nya

"Kalau kamu saja tidak mau membuka mata , Papa juga tidak mau menyuapi mu obat " ucap Jarwo dengan berpura-pura tak peduli hanya untuk menggoda anak nya itu , tapi bukan nya kesal. justru Lisa malah tersenyum lebar tanpa membuka mata nya sedikit pun

"Papa yakin nih dengan perkataan Papa ? ya sudah biarkan saja aku melewatkan jadwal minum obat ku agar Papa bisa melihat ku sekarat lagi di ruang UGD" ucap Lisa dengan santai nya membuat Jarwo kalap sendiri

"Yah... , jangan dong. baiklah - baiklah Papa akan memberikan obat nya , sekarang buka mata mu terlebih dahulu"ucap Jarwo membuat Lisa tersenyum penuh kemenangan , lalu membuka mulut nya sambil membuka kedua mata bulat nya itu.

Jarwo yg melihat kedua mata bulat putri nya sudah terbuka sempurna dengan mulut yg di buka sedikit , membuat ia tersenyum lalu memasukan beberapa butir obat yg sudah ada di tangan nya sebelum membangun kan Lisa tadi.

"Pintar nya putri Papa " ucap Jarwo setelah Lisa baru saja menelan obat nya itu sambil menepuk - nepuk pelan puncuk kepala putri nya yg malah membut anak nya itu merenggut kesal.

"Papa" ucap Lisa dengan raut wajah kesal nya membuat Jarwo tersenyum bodoh ketika beru saja menyadari apa yg ia lakukan tadi adalah yg paling tidak di sukai oleh putri nya itu

"Hehehe , Papa minta maaf ya. peace " ucap Jarwo masih dengan wajah bodoh nya mengangkat kedua jari nya membentuk huruf V pertanda bahwa ia berjanji

Lalu tiba-tiba

Cuup

"Terima kasih Papa tampan ku" cicit Lisa setelah mengecup pipi ayah nya tanpa izin , setelah itu ia ngacir masuk e dalam kamar mandi dengan terburu - buru meninggal ayah nya yg tengah menggeleng kan kepalanya

"Dasar anak itu , tak pernah berubah "gumam Jarwo seorang diri , baru setelah itu ia keluar dari kamar putri nya . tanpa ia ketahui jika putri nya itu tengah memuntah kan kembali obat yg baru saja ia berikan tadi.

" Maafkan aku Pah , aku membuang kembali obat yg kau berikan tadi "gumam Lisa seorang diri sambil memandang pantulan wajah nya di depan cermin yg mulai berubah pucat.

"Sialan , kalau wajah ku pucat seperti ini Papa akan curiga nanti" dengus Lisa merutuki kebodohan nya sendiri , tapi mau bagaimana lagi dia sudah memutuskan untuk berhenti meminum obat tak berguna itu. karna ia rasa percuma saja , obat itu tak akan membuat keluarga nya damai.

Tok tok tok

Pintu kamar mandi nya di ketuk dari luar membuat ia langsung membasuh wajah nya dengan air lalu mulai membuka pintu tersebut , karna ia tau siapa yg sering melakukan hal itu selain Kakak nya sendiri yaitu Vero Atmajaya.

Ckleak

"Ada apa Kak ? aku baru saja mau mandi ini" tanya Lisa dengan pura - pura kesal agar kakak nya itu tak curiga akan apa yg ia lakukan tadi di dalam sana

"Hehehe , maaf kan Kakak ya Lis. itu tadi Papa suruh Kakak untuk segera turun ke bawah untuk sarapan , karna katanya Papa bilang akan mengajak kita semua ke dufan. dan Papa juga sudah izin kepada kepala Sekolah mu untuk tidak masuk hari ini " ucap Vero menjelaskan nya dengan begitu antusias membuat Lisa mengulas senyum tipis melihat Kakak nya yg sangat senang di ajak ke dufan

Tapi , wajar saja sih. keluarga nya kan kacau balau selma ini , jadi ia memaklumi akan hal itu.

"Kak Vero tunggu saja di bawah ya , aku mau mandi dulu" ucap Lisa sambil mendorong tubuh tegap Kakak nya itu sedikit dan ingin menutup pintu kamar mandi nya itu kembali , namun tangan Vero lebih dulu mencegah nya.

"Lisa , apa kau melakukan hal itu lagi? " tanya Vero dingin ketika ia baru menyadari bahwa wajah adik nya sedikit pucat , padahal tadi d bawah ayah nya itu baru saja mengatakan bahwa Lisa baru saja meminum obat nya.

"A apa sih Kak , aku tidak mengerti dengan "ucap Lisa bersaha mengelak , tapi terpotong lebih dulu oleh Kakaknya itu.

"Jangan berbohong Lisa , kamu memuntah kan kembali obat yg di berikan Papa bukan? " tanya Vero sekali lagi dengan raut wajah memarah padam , menahan amarah nya sendiri yg meledak - kedak ingin keluar.

"I itu.. , a aku " gagap Lisa membuat Vero menatap adik nya penuh ke kecewaan

"Kakak kecewa sama kamu Lis " lirih Vero dan berbalik badan hendak pergi namun tangan nya di tahan lebih dulu oleh Lisa

Dan Vero yg tengah di landa emosi saat itu , ia sampai tak sengaja menyentak tubuh Lisa hingga terjatuh ke lantai. dan lebih sial nya lagi adalah , kejadian tadi di saksikan oleh Jarwo.

"VERO ATMAJAYA " bentak Jarwo membuat Vero langsung tersadar dengan apa yg ia lakukan tadi

"Li Lisa , Ka Kakak "kaget Vero melihat adik nya terduduk di lantai sambil memegangi belakang kepala nya yg tadi berbenturan dengan pintu

Plaak

Sebuah tamparan keras Jarwo berikan lebih dulu sebelum putra nya itu menyentuh Lisa lebih dulu

" Pah , a aku "

Plaak

Lagi - lagi Vero mendapatkan tamparan dari ayah nya , membuat ia tersadar dengan posisi nya kembali di keluarga ini.

Yaitu anak yg tak di hargai sampai kapan pun


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C15
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login