Qia kini sudah sampai di depan pintu kamar yang berwarna hitam. Ia mengetuk pintu kamar seraya memanggil nama Kenan. Kenan tidak menjawab sama sekali membuat Qia kembali mengetuk pintu kamar Kenan. Lagi-lagi Kenan tidak menjawabnya.
"Ya udah deh, Qia pulang aja," ucap Qia karena Kenan masih tidak mau menjawab panggilannya.
"Untuk apa gua lakuin ini?" tanya Qia bergumam dengan suara kecil. Ia membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya menjauhi kamar Kenan. Tepat di langkah ke tiganya pintu kamar Kenan terbuka dan Qia menghentikan langkahnya.
"Aku enggak izinin kamu pulang!" tegas Kenan.
Qia membalikkan tubuhnya untuk menatap Kenan. "Kakak enggak ada hak untuk mengatur .... "
"Aku calon suamimu!" tegas Kenan memotong ucapan Qia.