"Apa kamu yakin?" Wiga menganggukan kepalanya pelan saat mama dan ayahnya meminya dirinya untuk duduk di kursi yang sama dan tidak banyak bicara sedikitpun soal kepergiaannya.
"Sebaiknya jangan sekarang, kamu belum benar-benar pulih kan?" Itu mama yang melarangnya, ayah hanya terkekeh mendengarnya. "Dia sudah dewasa, umurnya tigapuluh tahun. Jangan melarangnya," ucap ayah menengahi dan lebih berpihak pada anaknya.
Mama yang mendengar hal itu hanya bisa memutar bola matamya malas. "Why? Jadi kamu membiarkan anak kota harus kehilangan ingatan lagi begitu?" Ayah tertawa mendengarnya saat istrinya marah.
"Dia sudah dewasa," jelas ayah mengatakan hal yang sama sejak tadi. Wiga terkekeh mendengar bagaimana perdebatan kedua orang tuanya yang sudah baik-baik saja.
"Tapi dia masih anak kecil di mataku," sangkal mama membuat mata Wiga menatap mata mama nya dan beralih pada ayahnya saat ayah berbicara untuk menyangkal.