Fiko.
Dia melihat dengan jelas bagaimana Tika masuk ke dalam markas dengan wajah senang, berbinar dan mata penuh dengan cinta. Menjauh bukan kata kunci dari Fiko untuknya.
Melihat dari jauh adalah kesimpulan yang bisa Fiko ambil dengan jelas. Mata elang dan tajam milik Fiko terus melihat bagaimana Tika masuk dengan senyum dan sedikit bersenanding tidak jelas berjalan santai menuju kamarnya yang nomor tigapuluh sembilan.
"Hey!" kagetkan Tika padanya. Entah darimana juga Tika tiba-tiba sekali sudah berada di samping Fiko yang sedang duduk dengan memegang pistol kecil miliknya.
"Gue melihat lo saat melihat gue," ucapnya membuat Fiko malas melayaninya. "Oh," jawabnya pelan, dia tidak terpengaruh apapun dengan senyuman milik Tika walaupun dia banyak bicara.
"Apa lo udah mulai menyukai gue?" tanya Tika dengan wajah percaya diri membuat Fiko melihatnya sangat muak. "Bangsat," begitu Fiko menanggapinya.