"Apa kamu enggak merasa marah atau bersalah sekarang, sayang?" tanya Wiga pada sana yang sejak tadi mendiamkannya. "Sudah aku bilang jangan meladeninya, dan saat kamu dengan baiknya meladeni mereka, kamu sendiri yang marah? Kenapa aku yang disudutkan sekarang," keluh Wiga keberatan sekali, Sana memutar bola matanya malas.
"Bisakah kamu sedikit memberiku pengertian untuk sadar jika yang aku lakukan tadi hanya ingin terlihat baik di mata mereka? Menyesal sekali aku sekarang," keluh Sana menimpali Wiga, dia melipat kedua tangannya menahan kesal dan marah tidak ingin melihat pada Wiga. "Maafkan aku, maafkan saja! Percuma juga kamu marah padaku jika pada kenyataannya bukan aku yang memulai, tapi dirimu sendiri," Sana berdecit benci, dia kesal mendengarnya.
"Dan sekarang kamu menyudutkanku?" kesal Sana yang berusaha tidak terima, Wiga hanya memutar bola matanya malas tidak terlalu percaya sekali.