Baixar aplicativo
8.78% I FEEL ALONE / Chapter 39: I FEEL ALONE - Lo itu Berharga

Capítulo 39: I FEEL ALONE - Lo itu Berharga

Peyvitta menggenggam pecahan kaca itu dengan begitu kuat. Peyvitta begitu menikmati kesunyian yang sedang dia rasakan saat ini. Seperti biasa, suasana di seluruh apartemen Peyvitta sekarang sudah gelap gulita. Tak ada cahaya yang menemani Peyvitta sekarang.

Peyvitta tengah tertunduk di sudut ruangan, sambil memeluk kedua lututnya dengan pelukan yang begitu erat. Peyvitta menenggelamkan kepalanya ke dalam ruang yang ada di dalam pelukannya. Peyvitta tengah mencoba menghilangkan semua harapan yang sudah ada.

Peyvitta masih tertunduk sambil menenggelamkan kepalanya. Sampai saat ini Peyvitta masih tenggelam di dalam pikirannya yang begitu kelam. Tanpa Peyvitta sadari, ternyata pintu apartemennya terbuka. 

Seseorang melangkahkan kakinya dan melanjutkan langkahnya untuk berjalan masuk. Dia tidak menyalakan lampu ruangan tersebut, dia terus berjalan mengikuti cahaya yang remang-remang menuju ke tempat di mana suara itu berasal.

Suara yang di maksud di sini adalah isakan tangis Peyvitta. Peyvitta sedari tadi tenggelam ditemani dengan suara isakan tangisnya sendiri.

Cowok itu berjalan terus sampai ke tempat di mana Peyvitta tertunduk. Peyvitta tak menyadari akan kehadiran cowok itu, mungkin Peyvitta sudah terlalu larut dalam tangisannya hingga langkah cowok itu tidak sama sekali terdengar olehnya. 

Cowok itu hanya tersenyum sekilas saat sedang memperhatikan Peyvitta dari posisi berdirinya. Cowok itu menyalakan lilin yang berada di atas kue tart coklat yang ia bawa. Saat lilin itu sudah menyala, Peyvitta merasakan ada sebuah cahaya yang datang. 

Peyvitta yang merasa bahwa ada cahaya yang datang, akhirnya membuka matanya perlahan dan menengadahkan kepalanya. Peyvitta menaikkan pandangan sambil memperhatikan orang yang sedang berdiri di hadapannya dari bawah.

Peyvitta memperhatikan kaki panjang milik cowok itu, pandangan Peyvitta terus naik melihat bentuk badannya sampai akhirnya Peyvitta bisa melihat wajah orang itu.

Meski ruangan ini gelap dan hanya terasa terang dari lilin yang berada di atas kue itu, Peyvitta masih bisa mengenali siapa cowok itu. Peyvitta kaget saat melihat siapa yang datang sambil membawa kue ulang tahun itu.

Peyvitta terus memandangi orang yang sekarang sedang berdiri di hadapannya. Orang itu memandangi Peyvitta balik. "Happy birthday," ucap Reynard dengan nada yang begitu lembut. Reynard membalas tatapan mata Peyvitta dengan tatapannya yang begitu damai. Peyvitta masih merasa tak percaya, ia masih terduduk di  lantai.

"Apa gue sedang bermimpi lagi?" tanya Peyvitta ragu. Peyvitta sangat merasa begitu ragu saat tahu kalau orang yang ada di hadapannya adalah Reynard. 

Reynard berjongkok. Reynard menyetarakan pandangan Peyvitta dengan posisinya sekarang. "Lo gak mimpi. Ini kenyataan," ucap Reynard sambil merapikan sedikit rambut Peyvitta.

Peyvitta menikmati kelembutan Reynard saat sedang merapikan rambutnya. "Lo tahu dari mana kalau gue ulang tahun?" tanya Peyvitta dengan nada yang begitu ragu.

"Jawabnya nanti aja, sekarang lo tiup lilin dulu," ucap Reynard sambil memegang kue ulang tahun itu di hadapan Peyvitta. Reynard menatap Peyvitta dengan tatapan yang begitu lekat dan juga disertai dengan sebuah senyuman yang terukir begitu indah.

"Ets, sebelum itu lo berdoa dulu dan semoga harapan lo terkabul." Reynard berucap dengan penuh kelembutan, namun tak menghilangkan sikap dinginnya.

Peyvitta menatap Reynard sebentar dan kemudian memejamkan matanya. Peyvitta berharap semoga Tuhan bisa memberikan sebuah kebahagiaan padanya.

Semoga hari-hari yang akan Peyvitta jalani ke depannya terasa lebih indah dibandingkan hari-hari yang sudah Peyvitta lalui sebelumnya. Peyvitta begitu berharap kalau dirinya bisa merasakan sebuah kebahagiaan nantinya.

Setelah selesai berdoa, Peyvitta kembali membuka matanya dan pada akhirnya Peyvitta meniup lilin itu. Suasana di ruangan ini sepenuhnya menjadi gelap saat Peyvitta meniup lilin itu.

Reynard tersenyum saat melihat wajah Peyvitta yang terlihat kaget saat merasa bahwa suasana di dalam ruangan ini gelap total. Peyvitta ikut tersenyum saat Peyvitta melihat sebuah senyuman terukir di bibir Reynard.

Mereka berdua begitu menikmati senyuman masing-masing ciptaan Tuhan itu dari efek cahaya yang timbul akibat masing-masing mata mereka yang mulai beradaptasi dengan suasana yang gelap.

Tiba-tiba sebuah pancaran lampu warna putih terang menyilaukan mata mereka. Sinar putih terang itu berasal dari flash handphone Reynard.

"Pindah yuk jangan di sini." Peyvitta mengangguk. Peyvitta berdiri. Peyvitta melangkahkan kakinya berjalan mengikuti langkah kaki Reynard. Mereka berjalan menuju ke sebuah meja makan. 

Reynard menyalakan kembali lampu ruangan ini yang membuat suasana di dalam ruangan ini kembali terang. "Sekarang lo potong kuenya," ucap Reynard setelah ia kembali menghampiri Peyvitta.

Peyvitta mengangguk Peyvitta mengambil pisau dan akhirnya memotong kue itu. Peyvitta mengambil potongan kue itu. Peyvitta mengarahkan potongan kue itu ke hadapan Reynard.

"Kenapa gue?" tanya Reynard dingin saat Peyvitta memegang sepotong kue itu dan mendekatkan kue itu ke arah bibir Reynard.

Seperti biasanya, orang yang akan mendapatkan potongan kue pertama adalah orang yang begitu berharga dalam hidup orang yang berulang tahun itu. "Yang menurut gue berharga detik ini adalah lo," ucap Peyvitta tanpa pikir panjang, karena itulah yang ia rasakan sekarang. 

"Gue berharga?" tanya Reynard.

"Ya, lo itu berharga." Reynard hanya tersenyum sepintas dan kemudian menggigit kue itu. Reynard juga menyuapkan sepotong kue itu kepada Peyvitta.

Peyvitta sudah mulai tidak merasa ragu lagi, meski di hatinya masih tersimpan ribuan tanda tanya yang jelas Peyvitta mulai merasakan kalau apa yang terjadi sekarang itu adalah kenyataan bukan hanya sebuah mimpi atau bayangan.

"Semoga lo bisa lebih dewasa di usia yang ke tujuh belas tahun in—" 

"Gue udah delapan belas tahun Rey," potong Peyvitta datar yang membuat Reynard tersenyum kikuk.

"Sorry." Reynard tersenyum kaku. Reynard tidak tahu kalau hari ini Peyvitta berulang tahun yang ke 18, karena Reynard pikir Peyvitta masih berusia 17 tahun.

Peyvitta mengerti apa alasan yang membuat Reynard mengira kalau dirinya masih berusia 17 tahun. Alasannya pasti karena Peyvitta masih berada di kelas 11. "Gak papa. Lo tahu dari mana kalau gue ulang tahu sekarang?" Pertanyaan itu kembali Peyvitta tanyakan.

Peyvitta belum pernah menyebarkan tentang kapan hari ulang tahunnya pada siapa pun, bahkan Kak Dev sendiri yang sudah lumayan lama dekat dengan Peyvitta tidak tahu kalau sekarang Peyvitta ulang tahun. Tapi Reynard? Dia tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya dan itulah yang membuat Peyvitta merasakan kebingungan.

"Gak dari siapa-siapa," jawab Reynard datar. Reynard memang menjawab pertanyaan Peyvitta dengan jujur. Tidak ada yang memberi tahu Reynard kalau hari ini adalah hari ulang tahun Peyvitta.

"Terus kok lo bisa tahu kalau sekarang gue ulang tahun?" tanya Peyvitta lagi. Peyvitta penasaran kenapa Reynard bisa tahu.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Van_Pebriyan Van_Pebriyan

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius.

kira-kira Reynard tahu kalau hari ini Peyvitta berulang tahun itu dari mana?

Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C39
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login