Di saat kenangan indah kini terasa menyakitkan, semua terasa buruk. Ingatan rasanya ingin dihapus sepenuhnya. Semua kenangan indah itu hanya dapat menyakiti hati, merobek segala pertahanan diri yang telah di bangun mati-matian.
Afka Fedrick duduk di balkon kamar hotelnya hanya dengan mengenakan kaos dan celana boxer. Indahnya kota Manhattan dari lantai 40 itu tidak membuat Afka tertarik. Atensinya hanya terfokus pada cincin yang melingkar indah di jari manisnya. Cincin pemberian sang istri untuk terakhir kalinya. Dia menghembuskan nafasnya, mengecup cincin tersebut kemudian meraih sebuah kertas yang tergeletak di atas meja.
Itu surat ucapan selamat ulang tahun dari Ghirel. Afka tidak berani membuka lembar kedua. Dia hanya menyimpannya selama ini tanpa berani membukanya. Katakanlah Afka pengecut karena memilih lari daripada menghadapi.