=Author POV=
Langit sangat cerah di malam pertengahan bulan di Distrik 45 sembilan belas tahun yang lalu.
Hanya terdapat beberapa bintang yang berkelip di langit menyambut kemunculan gerhana bulan merah yang agung.
Seorang perempuan muda yang merupakan orang tua tunggal dari seorang bocah perempuan nan cantik, pergi menemui pasukan pria berseragam hijau dan menaiki mobil utusan Gedung Kuning menuju Gedung Kenegaraan. Dia telah menyerahkan diri secara suka rela kepada pasukan keamanan untuk dijadikan tumbal sebuah ritual agung yang dilakukan oleh Presiden dan jajarannya.
Tuan Hadiyaksa, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Distrik, tidak mengikuti ritual yang dilakukan oleh ayah mertuanya itu. Dia hanya sedang berdiri di halaman belakang rumah bersama dengan istri dan ketiga anaknya juga seorang bocah yang telah menjadi sahabat dari salah satu putranya.