=Ami POV=
"Dia penyusup, tuan!" ujar pria berjambang yang juga masih tersengal.
"Apakah benar begitu, Nona?"
Aku segera menegapkan tubuhku, menjawab dengan lantang kalau kami hanya tersesat.
"Apa kalian perlu tumpangan untuk pulang?" tanya beliau dengan tatapan yang dalam pada kami.
Aku mengernyitkan dahi, aku tidak memiliki ide untuk jawaban dari pertanyaan tuan Presiden.
"Tidak perlu, Tuan. Kami akan bertahan dulu beberapa hari disini karena kami juga sedang mencari bibit buah berry hitam," sahut Laya terdengar mantap. Aku sedikit meliriknya, kurasa dia cukup ahli beralasan sekarang.
"Sudah menemui Ketua Hadiyaksa?"
"Sudah, Tuan. Kami diijinkan untuk tinggal di sebuah rumah kosong dekat menara pengintai," sahutku.
Pria itu mengangguk. Beliau mengalihkan pandangan pada sekelompok pria yang tadi sempat menjadi lawan bertarungku. "Kalian kembalilah pada pekerjaan kalian! Biarkan mereka melanjutkan kegiatan mereka juga!" perintahnya pada para pria itu.