=Ami POV=
Banyak dari mereka menoleh pada kami dan memandang kami dengan seksama. Aku merasa tidak nyaman, hanya sedikit menundukkan kepala sebagai tanpa hormat. Aku tahu, setiap pengunjung pasti akan menjadi pusat perhatian, namun tatapan mereka cukup membuatku takut.
"Bibi! Cepatlah!"
Ah aku melupakan bocah itu. Dia sedang berbicara dengan seorang bocah lainnya yang memandangi kami dari kejauhan. Aku dan Laya segera menyusulnya.
"Nanti aku main lagi, Ge. Aku harus mengantar kedua bibi ini menemui ayahku," ujarnya pada bocah lainnya yang nampak lebih kalem.
"Baiklah. Ayah sudah membuatkanku yang baru. Kita bisa kembali bertarung nanti," sahut bocah lainnya itu.