=Ami POV=
Aku mendengar ada suara langkah kaki yang menuju ruangan penjara kami. Langkahnya cepat dan tidak mantap, kurasa itu adalah pelayan tetapi kenapa sangat terburu?
Aku menghitung hingga lima belas akhirnya sosok itu muncul, membuatku dan Laya memandanginya dengan seksama dan nyaris tak bereaksi.
Perempuan itu memiliki tatapan mata yang sangat tajam, hidungnya mancung dengan mata yang agak sipit. Dia cantik. Gaun putih yang ia kenakan juga aksesoris cantik membuatnya semakin menawan. Bibirnya merekah, namun dia nampak sedang tidak ingin tersenyum sedikitpun. Kurasa dia ingin memaki kami, melampiaskan kemarahannya atas kematian suaminya.
"Levi?" ujarku dan Laya yang nyaris bersamaan.
Perempuan itu memandangiku dan Laya secara bergantian. Langkahnya menjadi semakin cepat ke arahku hingga akhirnya dia berhasil meraih pakaian bagian kerah dan menarikku hingga wajahku terbentur jeruji. Ini sakit! Pekikku dalam hati.