=Ami POV=
Gedung Kuning.
Di sebuah ruangan kecil dengan dijaga oleh banyak tim keamanan, aku dan Laya duduk di sebuah sofa yang satuan. Kami duduk agak berjauhan dengan satu orang pasukan merah berdiri diantara kami. Kedua tanganku masih di borgol, kakiku sudah dilepaskan ikatannya karena mereka tidak mungkin menggendongku karena aku tidak dapat mengiringi mereka.
Semua pasukan bersenjata api, seragam merah mereka menambah kesan bengis di mataku. Aku mendengkus berkali-kali. Rasa sakit kembali merambati tubuhku yang nyaris seperti ikan tulang lunak.
Kami ditahan di ruangan itu sementara ketua pasukan merah menghadiri sebuah acara resmi di aura utama. Begitu yang tadi ia katakan.
Entah itu acara apa, namun aku yakin itu adalah sebuah acara yang angat penting bahkan dia melupakanku yang merupakan tawanan paling diincar olehnya.