=Author POV=
Elvano merasa senang dengan pemberian paman Saka. Dia yang sudah tidak tahu harus pergi kemana, hanya memikirkan sebuah tempat untuk tidur. Berkali-kali juga dia terus berbicara dengan dirinya sendiri mengenai orang yang ia cari, yang ia sendiri bahkan belum pernah bertemu dengannya.
"APakah dia tinggi? Apakah dia bermata sipit? Ah kenapa aku bodoh sekali. Aku hendak menemukan seseorang hanya berbekal nama dan cerita dari teman-temannya," gumamnya seraya berjalan perlahan.
"Elvano!" terdengar suara parau seorang pria sedang memanggilnya dari jarak yang tidak begitu jauh.
Elvano enghentikan langkah dan mencoba untuk menemukan sosok itu di sekitar. Cahaya senja di pasar yang mulai sepi membuatnya mengedikkan bahu dan mencoba untuk mengabaikannya. Dia hanya berhalusinasi, mungkin.
"Hey bocah rambut jagung!"
Kali ini sangat jelas. Suaranya sangat dikenali oleh Elvano, namun dia belum melihat sosoknya.
"Ah benar-benar. Ada keperluan apa kamu ke Timur? merindukanku?"