=Author POV=
"Apa kamu juga bersikap seperti ini dengan kakakku?" tanya Laya masih dengan pandangannya pada kedua lengannya yang banyak bekas luka.
"Apa kamu juga menyiksanya untuk menemukan darah yang cocok untuk ritual?" tanya nya lagi. Cloud masih tidak menjawab.
"Dia seharusnya adalah pemilik darah istimewa yang sesungguhnya. Bagaimana bisa putri kedua menjadi istimewa jikaputri pertama tidak lebih istimewa?" Kini dia menatap kakak iparnya itu tajam.
Manik keduanya beradu beberapa saat sebelum Cloud mengalihkan pandangan pada botol di atas meja, dia kembali menuang Lewine pada gelasnya. Kali ini Lewine dari warga, bukan merupakan Lewine untuk ritual.
"Putri kedua adalah yang paling istimewa. Dia adalah perpaduan yang sempurna antara sebelum dan sesudahnya," sahut pria berambut ikal itu seraya meneguk minumannya.