Setelah mengalami kehidupan rumah tangga yang tidak enak, pikiran Andien bercabang kemana - mana. Semua ucapan Dani, yang mungkin benar, hanya bekerja sebagai angin lalu saja di telinganya. Semenjak pernikahannya dengan Daniel gagal, Andien bertekad untuk tidak mempercayai semua ucapan manis atau alasan yang dilontarkan seorang pria. Sekarang, karena masa lalunya yang gelap, ia jadi tidak mempercayai semua kebaikan hati Dani!
Andien menunduk secara perlahan dan melihat dirinya yang sudah tidak mengenakan baju pergi lagi, melainkan baju tidur. Dia melangkahkan kakinya ke depan Dani, memutari pria bertubuh kekar itu sebanyak dua kali sambil berusaha membayangkan apa yang sebenarnya tadi malam terjadi. Otaknya sudah ia ajak kerja keras di pagi hari, sebelum ia dapat menikmati sarapan.
"Kamu… ganti bajuku..?"