Baixar aplicativo

Capítulo 61: Pulang Larut Lagi

Tiga hari kemudian, Lisa dan Oscar sudah kembali ke Indonesia. Pagi ini Lisa kembali bekerja seperti biasanya, menyusun laporan dan berkorespondensi. Tidak ada yang baru, tidak ada yang berubah. Hanya ukuran perut Lisa semakin hari semakin membesar dan semakin sulit untuk ditutupi.

Oscar sedang tidak berada di kantor seperti biasnya. Ia sibuk mengikuti rapat dengan presdir perusahaan lain yang bekerjasama dengan Petersson Communication. Meski pak presdir sedang keluar, pekerjaan Lisa tetap sama menumpuknya seperti yang sebelumnya.

Wanita itu sedang duduk termangu menatap layar komputer. Di atas mejanya berserakan kertas – kertas laporan dan map. Jadi seperti ini rasanya kalau terlalu sering bolos kerja.

"Ruangan ini sepi sekali tanpa Oscar..." ucapnya lirih sembari menatap kosong layar komputernya.

Saat jam Istirahat tiba, Lisa makan bersama dengan Andien seperti biasanya. Sahabatnya itu memeluk Lisa dengan erat dan memekik. "Anjir lo Lis seminggu nggak di kantor! Kemana aja lo? Enak bener ya bolos kerja terus."

"Abis diajak vacation sama suami," jawab Lisa berbisik.

"Gila gila gila, abis vacation lo jadi berbinar gini ya Lis? Emang lo ke mana sih minggu lalu?"

"Gue diajak suami gue ke Sirakusa!"

"Anjir Sirakusa yang di Itali itu? Wow suami lo kaya banget ya?!"

Sudah sejak kehamilannya yang menginjak usia 3 bulan, Lisa sudah tidak dapat menutupi kenyataan kepada rekan – rekan kerjanya yang lain. Lisa terpaksa berbohong ketika ada rekan kerja yang bertanya. Lisa tidak menyebutkan nama Oscar, melainkan menggunakan nama samaran yang ia ciptakan sendiri untuk menjaga rahasia hubungannya dengan Oscar.

Andien menepuk pundak Lisa dengan mantap, ekspresi cemburu terlukis jelas di wajahnya. "Sumpah Lis lo beruntung banget punya suami kaya kayak dia. Gue sampe ngiri banget ngeliatnya! Udah ganteng, tinggi, kaya pula!"

Lisa hampir saja menarik kerah Andien jika saja sahabatnya menyebut kata 'bule'. Jika sampai Andien keceplosan, habis sudah karirnya di Petersson Communication!

"Percayalah sama gue Ndien, punya suami kayak dia itu nggak seindah kelihatannya. Iya emang gue dimanjain pake uang dan barang – barang mewah, tapi dia sering keluar sekarang." Lisa menghela napas dan meletakkan sendok garpunya. "Gue sampe sekarang masih ragu dia nikahin gue itu karena emang sayang beneran atau cuma gara – gara gue hamil doang!"

"Sembarangan lo Lis kalo bicara. Lo bersyukur dong, yang penting uang mengalir lancar kan?" Andien mengerling genit, mencoba meyakinkan Lisa kalau pernikahannya dengan Oscar bukanlah sekedar kecelakaan sewatu di Sky Lounge.

"Dan kalo suami lo nggak sayang sama lo Lis, tiap kali lo sakit lo nggak mungkin langsung dibawa ke dokter. Atau waktu lo kesusahaan kayak waktu surat cerai nyokap lo digantung sama bokap lo, lo nggak bakal ditolongin nyari pengacara kalo suami lo nggak sayang sama lo. Ya nggak?" lanjut Andien seraya meyakinkan sahabatnya.

"Coba deh lo resapi lagi. Kok bisa gitu lo sampe mikir suami lo nggak sayang sama lo?" tambahnya cepat.

Lisa mengehal napas, matanya terpejam sebelum ia angkat bicara. "Ndien, lo tau nggak kenapa suami gue ngajak gue liburan ke Sirakusa?"

Andien menggeleng, ia semakin penasaran. Matanya berbinar – binar ingin mendengar ceritanya. "Ceritain dong!"

"Jadi, suami gue ngajak gue liburan ke luar negeri itu karena gue abis dikatain sama ibu mertua gue!" kata Lisa sedikit meninggi.

"Hah!? Lo baru aja ketemu sama ibu mertua lo?"

"Iya, ibu mertua gue bener – bener kejem Ndien. Si nenek sihir itu berani banget ngatain gue miskin dan kampungan, nggak cocok jadi anggota keluarganya. Dia bahkan nyuruh gue cerai dari Oscar!"

Lisa mengaduk – aduk mie kuah di mangkuknya. "Kayaknya sih, suami gue bakalan ceraikan gue setelah anak gue lahir. Firasat gue kuat banget Ndien soal itu!"

"Eeeeh, lo jangan ngomong gitu! Omongan adalah doa loh Lis! Ntar kalo cerai beneran gimana lo dan keluarga lo?"

Lisa menghentikan makannya. Ia melipat kedua tangannya dan berkata, "Ya mau nggak mau gue harus keluar dari kantor ini dan nyari kerjaan lainnya."

Andien meletakkan tangannya ke bahu Lisa. Ia mencoba menyemangati sahabatnya. "Lis, percaya deh sama gue, selama suami lo masih manjain lo itu tandanya suami lo masih sayang sama lo dan dia nggak bakal ceraikan lo cuma gara – gara omongan nggak bermutu dari ibu mertuamu!"

Perasaan Lisa sedikit lebih lega mendengar perkataan Andien. Dahulu, Lisa memang tidak mencintai Oscar karena suatu kecelakaan yang terpaksa membuatnya harus menikahi pria itu lambat laun Lisa mulai mencintainya. Walaupun suaminya adalah pria yang sering berubah – ubah sikap, Lisa meyakini suaminya sangat mempedulikan kesehatannya dan anak yang dikandungnya.

***

Malamnya di hunian Oscar, Lisa hendak tidur bersama suaminya tetapi pria itu masih belum pulang juga dari kantor perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaannya. Lisa cemas, kemana lagi suaminya itu pergi? Sudah nyaris tengah malam dan pria itu tidak mengirimkan pesan apapun kepadanya.

Beberapa saat kemudian, ponselnya berdering. Lisa meraih ponselnya dari nakas dan melirik layarnya. Akhirnya Oscar meneleponnya!

Wanita itu mengangkat panggilan tersebut dan berkata, "Hei Oscar! Kok belom pulang?"

"Lisa kamu belum tidur? Maaf aku masih sibuk di kantor asuransi. Kami sedang membicarakan kerjasama untuk proyek tahun depan." Suara pria itu sangat lembut dan dalam, getaran suara maskulinnya membuat punggung lisa bergelenyar seakan pria itu membelainya lewat telepon.

Lisa menumpuk bantal – bantal lembut di kasur dan menyandarkan tubuh di atasnya. Bibir Lisa sedikit bergetar, ia gugup dan tidak tahu harus berkata apa.

"Jadi kamu nanti pulang jam berapa Oscar?" tanya Lisa gemetar.

"Rapat dengan perusahaan asuransi belum selesai sayang. Tolong jangan tunggu aku pulang malam ini. Kamu harus segera tidur dan istirahat. Ingat kamu adalah ibu hamil, anak kita nanti sakit jika kau tidur terlalu larut!"

"Tetapi aku masih ingin ngobrol sebentar, sebelum aku tidur. Aku susah tidur malam ini Oscar." Lisa meluruskan punggungnya dan menghembuskan napas panjang.

Lisa tidak menyangka Oscar bakal sebegitu sibuknya dengan pekerjaannya sebagai presdir. Lisa paham, Oscar sangat bekerja keras dan hasilnya terbukti nyata! Oscar adalah presdir yang patut dijadikan contoh, tetapi kesibukan pria itu membuat hidupnya sedikit sepi belakangan ini.

"Tidak bisa sayang, aku harus menutup telepon, rapat sudah dimulai lagi! Selamat malam sayang, tidur yang nyenyak." Pria itu langsung menutup panggilan.

Lisa tertegun, ia bahkan belum sempat membalas salam suaminya. Wanita itu berinisiatif untuk mengirimkan pesan instan kepada suaminya. Ia masih belum bisa tidur!

Aku belum sempat ngucapin selamat malam sayang. Kerja yang baik ya, tapi ingat jangan terlalu keras nanti sakit

Lisa membubuhkan emoticon cium di akhir kalimat dan menekan tombol send. Lisa meletakkan ponselnya kembali di nakas, menancapkan charger dan bergegas unutk tidur.

Note :

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705

- Pernikahan Tersembunyi : My Imperfect CEO https://www.webnovel.com/book/pernikahan-tersembunyi-my-imperfect-ceo_17580757105605205

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C61
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login