Polin hanya akan tersakiti jika terus menyimpan rasa cintanya dalam waktu yang lama. Apa itu cinta atau hanya sekedar rasa penasaran, sebenarnya aku juga tidak tahu apa yang Polin rasakan terhadapku.
Kenapa dia bertahan cukup lama? Lalu kenapa juga harus aku orangnya! Padahalkan aku yakin banyak gadis-gadis yang mau dengan dirinya.
"Aku ngak percaya cinta. Karena perasaan seperti itu mudah untuk menghilang. Jadi jangan menunggu." Aku sudah menolak pria ini beberapa kali. Bukan karena hatiku tidak bergetar karenanya, tapi karena sebaliknya.
Aku tidak ingin terikat dengan satu perasaan yang semu, yang ujungnya akan berakhir dengan rasa sakit hanya untukku seorang.
Polin membuka matanya. "Ini sudah yang ke berapa kali ya?" Ia bertanya bukan karena tidak tahu.
Pria itu tersenyum, lalu menoleh terpaku pada kedua bola mataku. "Ya, apa aku harus menyerah saja terhadapmu?"
"Ya. Menyerah saja."