Aku masuk ke dalam kamar mandi dan termenung di sana. Melihat wajahku dari cermin yang memantul! Bukan soal memar yang sekarang sedang menghiasi wajahku, tapi lebih soal apa yang sebenarnya hatiku inginkan.
Mengingat kejadian malam itu, malam yang aku lewati dengan Darlie dan ciuman hangat Polin yang membuat aku seperti memberikan kesempatan pada pria itu, hal itu kini menjadi bumerang bagi diriku sendiri.
Aku merasa seperti perempuan yang plin-plan. Padahal aku tidak merasakan apapun. Perasaan ku yang terangsang hilang begitu saja saat semuanya berakhir. Mungkin kah aku memang tidak bisa benar-benar jatuh cinta?
Aku tahu, pasti menurut kalian aku wanita yang membosankan. Tapi, aku benar-benar menantikan sesuatu yang lebih dari pada hanya sekedar cinta yang cepat menghilang.
Selama aku merenung, ketukan pintu terdengar. Aku sudah cukup yakin bahwa itu adalah Polin.
"Shel, kau baik-baik saja?" Tanya Polin dari seberang pintu.
"Iya. Aku akan segera keluar." Jawabku.