Aku sebenarnya kecewa ketika Ruben memberitahuku penerbangan mereka tertunda. Ruben bilang ada urusan yang belum selesai. Entah apa urusannya itu.
"Kenapa?" tanya Mama melihatku mendesah.
"Bang Satria nggak pulang, Ma. Masih ada urusan di sana."
"Ya sudah, kamu kan di sini sama mama. Kalau ada perlu apa-apa juga tinggal bilang."
Untung aku lagi ada di rumah mama. Kalau tidak, mungkin di mansion aku akan uring-uringan sendiri mengetahui berita ini. Ya sudahlah, mungkin memang ada pekerjaan penting yang harus Satria kerjakan.
"Ma, besok aku mau makan bubur ayam Pak Le. Masih jualan nggak sih kalau pagi?" Bubur ayam Pak Le itu sudah ada sejak aku masih kecil. Biasanya tiap pagi mangkal di samping gerbang pintu masuk perum. Rasanya endolita, apalagi sate telur puyuh dan ususnya, dijamin mantul.
"Masih, Pak Le mah awet jualan di sana. Kamu bangun pagi, sekalian jalan kaki beli ke sana, minta temenin Ardan."
"Bangun pagi ya?"