"Kamu tersenyum?" tanya Key, menoleh pada Nat.
"Hm?!" T—tidak …," jawab Nat, seketika merubah raut wajahnya.
"Jangan bohong …," goda Key, menarik dagu Nat.
Nat menepisnya dan memalingkan pandangan, membelakangi Key.
"Nanti jangan lupa jemput aku," ujar Nat, kemudian keluar dari mobil. Tidak ingin berlama-lama menahan malu dan menutupi rona merah pada pipinya.
Tanpa menoleh dan melambaikan tangan pada Key, Nat segera memasuki area sekolah dengan langkah yang cepat.
Sangat kebetulan, di pintu gerbang, ia bertemu dengan Nas. Tanpa menyapa atau mengatakan apapun, Nat memilih untuk jalan mendahuluinya. Namun tiba-tiba saja Nat menghentikan langkahnya dan berbalik badan, membuat Nas tersentak dan ikut berhenti. Kini keduanya saling berhadapan dengan mata yang saling menatap. Nas menatap dengan segala kebingungannya, sementara tatapan Nat masih belum berubah untuk Nas, yakni tatapan kebencian.
"A—ada apa, Kak?" tanya Nas, merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Nat.