Baixar aplicativo
60% BEKAS CANTIK [ON GOING] / Chapter 3: Cantik Itu Luka <2>

Capítulo 3: Cantik Itu Luka <2>

Aku memerhatikan sekelilingku, aku pikir kelas ini cukup unik, satu hal yang aku pasti tau baha setiap siswa di kelas ini memiliki kumpulan masing-masing, jelas terlihat, ada beberapa wanita cantik....yah mungkin juga kaya raya, berkumpul disatu tempat, lalu ada beberapa siswa pelajar baik, berkumpul bersama, terlihat jelas dari apa yang mereka bicarakan yaitu buku, satu hal kutau pasti aku tidak akan mampu untuk berteman dengan kutu buku

Aku melirik satu wanita yang berada dekat jendela, duduk termenung. Sambil memakai hendset ditelinganya, kupikir dia adalah orang yang tepat untuk saat ini kuajak berteman selama 3 tahun kedepan, aku dapat melihat dirinya yang seakan tidak peduli apapun yang terjadi, okay...aku tekadkan diriku untuk mendekati, bukan menjadi sahabat, karna akan sulit bagiku memiliki sahabat saat ini karna kondisiku yang cukup yah....lumayan buruk

"Hei...aku Abrianna, bisa di panggil Anna, boleh kenalan?" ucapku sambil mencoba menyalamnya, tapi yang ku dapat, dia bahkan tidak melirikku sama sekali, mungkin dia tidak mendengarnya, pikirku, aku mencoba menyentuh punggung y sedikit, tepat yang aku pikirkan, ia melirik kearahku

"Hai..aku Abrianna, boleh kenalan?" sapaku lagi untuk kedua kalinya

Aku melihatnya menatapku seolah kesal akan kedatanganku, awalnya aku ingin pergi dari hadapannya, tanganku mulai lelah dan aku pikir dia tidak ingin mengenal ku, oke. Mungkin wajahku tidak bersahabat.

"Hai..aku Cantika" balasnya lalu menyalam tanganku, aku seketika merasa senang, mungkin wajah ku saat ini terlihat bodoh..tidak masalah karna aku pikir aku mendapat suatu hal yang baik

"senang berkenalan denganmu, boleh aku duduk bersama mu?" tanya ku lagi, aku sedikit gugup untuk mendengar jawabanya

"boleh, silakan" jelasnya

"trimakasih" ucapku bersemangat dan cepat duduk disampingnya

Aku meliriknya lagi, dia memakai handset dan memalingkan wajahnya dariku, aku ingin sedikit mengobrol dengannya, tapi aku segan untuk mengganggunya, aku tidak pernah meyangka mencari teman begitu sulit, sangat sulit.

"Huh..." dengusku, sepertinya aku terlalu kuat berdegus, karna matanya melirikku, dan menaikkan satu alisnya, seolah bertanya ada apa?

"tidak ada, aku hanya heran" karna lo batinku

"karna apa?" tanyanya lalu melepaskan handset dari telinganya, sesuai dengan apa yang aku pikirkan dia akan bertanya demikian

"lo dengarin apa?" tanyaku mengalihkan pembicaraan

"lagu"

"lagu apa?"

"taylor swift"

"itu siapa?"

"penyanyi"

Orang ini bukan tipe temanku, dia hanya menjawab seadanya, sampai gue capeh mikirin apa gue harus tanyakan untuk memulai pembicaraan sebagai teman, tapi dari cara dia menjawab seolah menjelaskan bahwa dia tidak menginginkan ku untuk menjadi temannya.

Mungkin aku harus mencari teman lain

"kamu bisa mencari teman lain, karna aku gak bisa ngasih kamu pertemanan yang kamu inginkan" ucapnya menatapku lalu memalingkan wajahnya, aku terhayut mendengarkan perkataan, mungkin itulah adalah ucapan terpanjangnya bahkan tampa aku meminta penjelasan dia sudah paham, aku cukup mengaguminya

"aku gak tau maksud pertemanan yang diinginkan semua orang, tapi apakah maksudmu seperti makan bersama, shopping bersama, jalan-jalan bersama atau kemana pun secara bersama?.....aku akan beritahu juga padamu bahwa aku juga bukan bagian dari hal tersebut, karna aku juga ingin kamu tau bahwa aku juga gak bisa memberikan pertemanan seperti hal itu" jelasku

Dia menatapku seolah tidak percanya akan jawabanku, aku bisa mengerti kenapa dia berpikir hal itu terhadapku, karna penampilanku , dan wajahku yang dilapisi oleh make-up, sedangkan dia aku bisa tau bahwa dia sama sekali tidak memakai make-up apapun pada wajahnya

Apakah dia kriteria wanita polos pikirku

Dia tersenyum kearahku, lalu mencoba menyalamku, aku membalas tangan itu

"mari berteman" ucapnya, aku mengangguk penuh bahagia, aku terlihat seperti sedang mendapatkan hadiah mobil mewah dari pacarku

"sesuai pertemana kita" ucapnya lagi

"pasti" jawabku

....

Setelah kelas selesai, aku dan kawan baru..okay ucapan Kawan membuatku merasa geli sendiri, aku tersenyum melihatnya berada disampingku, sungguh perasaan yang luar biasa ketika aku tau jika aku memiliki teman walau teman yang hanya sebatas disekolah saja atau sebuah kata manis, tapi hal itu membuatku bahagia untuk sesaat

Sampai dikantin, aku duduk berhadapan dengan cantika, dan memesan makan siang

"oh iya Cantik, lo mau makan apa?"

"Cantik?" ucapnya dengan wajah heran akan panggilan yang kubuat

"ada apa, nama lo memang Cantika kan, dan gue pikir lebih baik gue panggil lo Cantik" jelas ku

"tapi aku tidak menyukainya, karna nama itu tidak sesuai dengan ku"

"gue rasa nama itu sangat cocok, lo gadis yang cantik"

Ia menatapku kesal, tapi aku tidak peduli, karna apa yang kukatakan benar, wajahnya kecil, kulitnya putih mulus, hidungnya runcing, dan bibirnya pink, panggilan itu benar- benar cocok untuknya, karna dia cantik sempurna tampa mengunakan make-up sama sekali, dengan kacamatanya yang membuatnya semakin imut

"kenapa kamu lihatin aku gitu?"

"gue rasa lo....oke gue gak tau apapun tentang lo, tapi dari yang gue lihat lo memang cantik" jelasku ketika wajahnya menatapku bingung

"dan aku harap kamu jangan lupa tentang perkawanan kita"

Aku sangat jelas tau dengan ucapannya, ia meyampaikan padaku bahwa aku tidak boleh mengenalnya lebih jauh karna itu bukan batas perkawanan kami.

"gue tau" sambil melahap bakso ku

Selama makan kami sesekali mengobrol banyak hal, bukankah itu terlihat bahwa kami sedang berteman, aku ternsenyum akan pikiranku, tetapi satu hal yang aku tau bahwa Cantika adalah murid teladan dan pintar, dia adalah salah satu siswa dengan mengunakan beasiswa berprestasi, aku sempat ingin bertanya mengapa dia tidak berada dikelas XA, tapi aku pikir itu bukan urusan ku.

Teman hanya sebuah ucapan saja

Tidak memiliki arti

Suara bising terdengar jelas dikupingku, aku melirik suara bising itu, lalu aku menatap pria yang membuat kantin begitu rusuh, aku teringat akan ucapan nya di lapangan, sedikit kesal oleh ucapannya yang menganggapmu cewek murahan, sebelum mengenalku

Tapi untuk saat ini aku tidak ingin membuat masalah terhadap nya

Aku sesekali meliriknya, tampa kusangka mata kami bertemu, ia terlihat menyeringai kearahku, sungguh aku membenci seringai itu, karna dia semakin tampan, sangat tampan..oke itu hanya sebuah ucapan, bukan ungkapan perasaan

Jangan salah paham

Oh ayolah...aku sedang tidak ingin membuah masalah, aku melihatnya berjalan kearahku, dengan beberapa temannya, dan aku tidak mengitung berapa orang yang menjadi pengikutnya karna hal itu bukan urusan ku.

"Hei..Bekas cantik" sapanya

Aku membenci pria ini, karna aku melihat Cantika memandang ku dengan heran setelah mendengar ucapan pria gila ini

"lo ko diam aja bekas Cantik?"

"maaf lo ngomong apa?" tanya ku datar, tapi menatapnya dengan tajam, karna saat ini aku membenci dia karna membuatku tidak berselera makan

"owh....lo pasti saat ini lagi pura-pura lupa, tapi gue bilang sama lo, akting lo jelek, seperti kelakuan lo mungkin" seringai nya menatapku, aku mencoba menahan emosiku, aku tidak mengenal siapa dirinya, tapi aku rasa aku harus membasmi nya jika tidak, aku berfirasat buruk akan kedatangannya

"Maaf, aku duluan pergi" ucap Cantika tiba-tiba, aku sadar bahwa dia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian saat ini, jelas dia tidak menyukai keributan, tapi sama denganku, aku juga tidak menyukainya, tapi keributan adalah santapan ku sehari-hari

"Cantik, gue.." panggilku

"Cantik?" ucap Bryan seakan tak percanya akan panggilan itu

Tampa berlama-lama Cantika bangkit lalu mencoba untuk pergi, tapi pria ini menahannya, aku belum mengetahui namanya, karna jelas aku benar-benar tidak ingin mengenalnya

"Lo cantika?, lo siswa brepestasi tersebut?"

"Iy...iya" jawabnya cantika gugup, aku melihat hal itu.

"owh...hai..gue Bryan, salam kenal, gue bertanya tanya siapa siswa prestasi yang memiliki nilai yang hampir sama dengan gue, ternyata itu lo, sempat gue pikir bahwa kita akan satu kelas, ternyata lo berada dikelas buangan" ungkapnya sambil menyodorkan tangannya kearah Cantika tetapi melirikku

"apa maksud lo buangan!" ucap ku tegas

"apa yang gue bilang salah?" tanyanya memiringkan kepala, aku melirik kelakuannya yang seperti psychopat

Aku berdengus kesal, karna faktanya kelas ku termasuk kelas buangan, tapi apakah harus diucapkan dengan kata menyakitkan, bukan cuma hanya aku yang berada pada kelas itu, tapi seakan dia hanya ingin mengucapkannya padaku

"Cantika, mari kita pergi" ucapku, berdiri dari tempat dudukku lalu beranjak pergi, tapi tanganku ditarik oleh cepat, aku tau siapa yang melakukannya, yang pasti Bryan sialan, okay aku mungkin cepat menghafal namanya, bukan aku terpesona, tapi namanya cukup bagus tapi nama tersebut benar-benar tidak cocok untuknya

"Hey... Masalah kita bahkan belum selesai"

"gue bahkan gak ingat gue punya masalah sama lo"

"tapi semenjak lo menghina gue, lo udah punya masalah sama gue"

"gue gak ingat kapan gue hina lo, karna gue gak kenal lo"

Aku menatapnya sinis, benar-benar pria menjengkelkan, sekarang aku tahu bahwa aku tidak boleh sembarangan ketika bermain-main dengan orang yang tidak kukenali, seperti saat ini, aku hanya berpikir bermain-main sedikit dengannya, tapi ternyata dia orang yang pendendam dan saat ini aku harus mengahadapi kegilaannya

"lo gak ingat ini, lo menginjak harga diri gue" ucapnya sambik mengangkat jari tengahnya kearah gue

Baiklah, aku cukup mengingat hal itu, tapi aku melakukannya karna pria tersebutlah yang melakukan hal itu pertama padaku, dan aku hanya tidak mau tampak lemah untuk pertama kalinya ketika aku masuk sekolah

"lalu?" tanya ku dengan datar

"lalu?, lo bahkan gak kenal gue, dengan beraninya lo bilang lalu?, seakan gue menginginkan lo untuk melakukan sesuatu hal untuk gue"

"pasti, itu yang lo inginkan"

"wah...karna lo berpikir hal itu akan gue kabulkan keinginan lo, awalnya gue hanya berpikir bahwa lo cuma harus minta maaf sama gue"

"lo gila?" tanya ku dengan menatap heran dan jijik kearahnya "seharusnya lo ingat, lo yang pertama menghina gue, dan gue hanya membalas sesuai dengan apa yang lo perbuat ke gue, dan lo pikir gue mau minta maaf sama lo karna kegilaan lo" aku mengucapnya sambil mengeleng-gelengkan kepala kearahnya seakan mengejek akal bodohnya

"okay... Berarti lo harus dihukum, karna lo udah berani melawan gue tadi dan saat ini juga"

"dan lo pikir gue takut sama lo" ucapku santai " jangan mimpi, lo bukan Tuhan, untuk gue takutin" jelasku menyentakan tangannya

Aku melihatnya tertawa kekeh kearahku, sungguh aku membenci hal itu karna itu seakan dia mengejek gue karna kebaranianku untuk melawannya

Di mendekat kearah ku, lalu mendekatkan bibirnya kekupingku, awalnya aku ingin mendorongnya, tapi aku tau saat ini dia sedang melihat keberanianku, jadi apa salahnya aku melawan rasa takutku.

"aku akan membuat hidupmu seperti neraka mulai hari ini bekas Cantik" bisik nya tepat kupingku, lalu menjauh setelah tersenyum mengeringai yang mulai hari ini senyuman itu adalah hal yang paling aku benci

"bajingan" teriakku dan aku tau dia terkekeh dari balik punggung tersebut

Aku melihat sekelilingku, semua orang memandangku dengan sinis, aku tidak tau kenapa mereka memandangku seperti itu, tapi aku bisa tau bahwa hidupku akan semakin berantakan.

Bukan hanya diluar sekolah hidupku berantakan, bahkam disekolah hidupku juga berantakan, sungguh aku berpikir bahwa hidupku semakin lama semakin Malang

Wanita malang

Aku menatap kearah sanping, aku melihat Cantika memandangku dengan heran, aku tak tau kenapa ia memandang seperti hal itu, tapi aku tau bahwa dia ingin tau banyak hal karna kejadian tadi

"mari kita kekelas, aku akan jelaskan nanti" ucapku.

"aku tidak tau bahwa pertemanan kita harus saling berbagi kisah" ucapnya jelas padaku

Mungkin aku yang terlalu berpikir jauh bahwa saat ini aku memiliki teman, harusnya aku ingat bahwa dia hanya sebutan teman bukan teman

Kami berjalan bersama kearah kelas, tapi banyak yang menatap jijik kearah kami, bukan, kearah Cantika, aku tidak tau mengapa mereka menatapnya seperti hal itu, aku ingin bertanya, tapi aku teringat bahwa kami tidak berteman cuma hanya sebuah ucapan kata teman

Sampai dikelas, sama seperti tadi, mereka memandang Cantika dengan ucapaan jijik, aku mulai jengah oleh keadaan ini, aku tidak tau apa yang harus kulakukan aku ingin mengertak siapa pun yang memandang jijik kearah Cantika, tapi masalahnya Cantika mengiraukannya, lalu apakah aku harus seperti teman peduli, tidak karna aku bukan temannya

Setelah lama berada dikelas dan mengikuti semua mata pelajaran hari ini, aku begitu senang mengetahui bahwa hari pertama sekolah ku berjalan lancar, walau tidak begitu meyenangkan karna pria itu, siapa lagi jika bukan Bryan dengan senyuman iblis tersebut.

"aku pulang" ucao Cantika meninggalkan ku

"hati-hati" ucapku pelan, aku mendesah mengingat begitu sulit untuk mencari teman bahkan ketika aku mendapat teman, dia begitu sulit untuk didekatin walau aku juga menyukainya karna hal itu tidak membuatku harus menceritakan semua masalahku terhadanya

Aku melihat sekeliling kelas semua siswaterlihat jelas untuk keluar dengan cepat, seperti meliht iblis dan tepat yang aku pikirkan memang iblis tersebut ada tepat didepan pintu kelasku

Karna aku mulai lelah aku dengan cepat merentengkan tas ku lalu keluar dari kelas untuk pulang, tapi tubuhku didorong dengan cepat oleh seseorang, aku terjatuh, membuatku hanya tinggal sendirian berada dikelas tersebut

Aku melihat orang yang mendorong ku tersebut, di menatap dengan emosi, aku melihat mereka ada sekitar 5 orang, dan salah satunya adalah senyum iblis itu, Bryan bajingan pikirku

Aku ingin melawan tapi tidak mungkin aku melawan mereka berlima sedangkan aku hanya perempuan, bukan menganggap perempuan lemah tapi aku tau bahwa mereka lebih banyak dari ku

Aku ingin berteriak, tapi itu cukup memalukan jika mereka tau bahwa aku mukai takut oleh kedatangan mereka

Aku berdiri dengan tegap lalu membersihkan bajuku yang kotor karna perbuatan mereka yang mendorongku

Aku menatap kearah pintu kelasku yang tertutup tapi aku tidak ditingal sendiri di kelas ini tapi bersama senyum iblis itu, sungguh aku merasa sesak hanya mengetahui bahwa aku berdua dengannya disatu ruangan

"apa yang kau lakukan?" tanyaku menatap tajam kearahnya

"kenapa? Kau mulai takut?" ucapnya mengejek ku, aku bertanya tanya apakah wajah ku terlihat ketakutan saat ini

Tapi dari semua itu seharusnya dia paham bagaimana mungkin aku tidak takut ketika aku berdua dengn seorang pria disebuah ruangan, aku harus antisipasi jika tiba-tiba ia ingin membunuhku atau melecehkanku disini.

Insting seorang wanita

"hah...otakmu sudah diisi oleh hal jorok, aku tidak akan melakukan hal itu kepada wanita seperti mu, itu menjijikan"

aku mengemgam tangan ku kuat, aku ingin sekali memukul mulutnya untuk diam, dia bahkan tidak mengenalku tapi dia berpikiran buruk akan keadaan ku

"gue bahkan gak kenal sama lo, sebaliknya, jadi....jangan sok kenal dengan kehidupan gue" aku menahan amarah yang mulai mendidih ditubuhku

"oh...ya..tapi semua terlihat jelas dari bekas yang dileher lo, dan gue pikir semua bekas itu ada ditubuh lo, makanya lo pakai jeket dan juga...." ucapnya mengantung melihat kearah bawah, aku tau ia melihat kakiku, kumenyadari bahwa dia cukup bijak ketika dia menyadari bahwa banyak luka ditubuhku, tapi dia tidak punya hal untuk berspekulasi buruk tentang bekas itu

"apa yang lo lihat!" kata ku tegas

"gue cuma...lo tau kan, lo gak bisa bodohin gue, semua terlihat jelas"

"gue gak ngerti maksud lo!"

"owh...lo benar-benar suka pura-pura bodoh, walau kenyataanya lo memang bodoh"

"awas gue mau pulang" ucapku tegas lalu pergi, tapi ia menangkapku lalu mendorongku kedinding dengan kuat.

"Akh..." aku merasakan sakit yang luar biasa terhadap tubuhku, luka ku belum membaik, bahkan tubuhku banyak memar, dan aku belum sanggup untuk menerima kekerasan saat ini

Aku mendengar dengusan dari pria tersebut, lalu tertawa mengejekku

"apa yang sakit?" tanya nya mengejek kearahku " apa yang sakit itu dari bawah?" tanyanya tapi aku tau dia sedang melecehkanku secara tidak langsung

Mataku mulai berkaca-kaca, aku tidak tau bahwa hidupku harus sehancur ini, aku baru saja sekolah dan berharap bahwa aku akan mendapatkan kebahagian sebentar dari sekolah ini ternyata yang aku dapat adalah kebalikan dari yang aku pikirkan

Menyedihkan, wanita malang, sungguh sudah berapa kali aku mengatakan pada diriku bahwa aku ingin mati hari ini.

.....

Jangan lupa Like.😊


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login