Baixar aplicativo
9.37% AREUMDAUN [Indah] / Chapter 3: 2

Capítulo 3: 2

Briiipntw

Add | Block

P

Diana menatap heran username Brian

"id line dia aja ribet, kaya gitu kok ngomongin id line gue" komentar Diana geleng-geleng kepala

"siapa yang ribet?" tanya Lula masuk ke dalam kamar sembari membawa segelas coklat panas

"itu apa?" tanya Diana melihat gelas Lula

"hot coklut" jawab Lula dengan gaya alay dan gaya bicara yang sok ke barat-baratan

"ish, geli banget sih" komentar Diana

"heh, siapa yang lo bilang ribet?" tanya Lula lagi sembari duduk di meja belajar Diana

Malam ini Lula memang menginap dirumah Diana, hal ini memang biasa terjadi.

"oh.. Ini loh, ada kating gitu tadi ketemu waktu kuliah umum. Gue salah manggil, gue gak tau kalo dia kating. Trus gue minta maaf, kata dia bagi id line. Eh tapi dia ngomentarin id gue ribet, padahal id dia juga ribet" Diana menjelaskan dengan kesal

"ohhh... Emang apa id nya?" tanya Lula sembari pelan-pelan meminum coklat panasnya

"briipntw" Diana membaca id Brian

"uhuk... uhuk... uhuk" Lula langsung terbatuk mendengar user yang di ucapkan oleh Diana

"woy pelan, pelan! Gue gak bakal minta" ucap Diana sembari menghampiri Lula untuk mengusap punggung Lula

"gue bukan keselek karena ini minuman, gue keselek karena id yang lo kasi tau! Lo serius itu id nya? Gak salah?" Lula meninggalkan soklat panas dia atas meja dan buru-buru naik ke atas kasur untuk duduk disebelah Diana

"yakali gue bohong, liat aja sendiri" Diana menyodorkan ponselnya kepada Lula

Menampilkan line dari Brian yang belum ia tanggapi apapun. Lula melihat id itu dengan seksama, lalu melihat ponselnya untuk mengecek sesuatu. Lalu balik lagi melihat ponsel Diana.

“kenapasih?” tanya Diana heran

"coba berikan kesan lo waktu pertama kali ketemu sama si pemilik id line ini" Lula meminta dengan antusias

"emm… apa ya! " Diana terlihat berfikir sejenak “ganteng, gak bohong kalo dia ganteng. Terus kayanya populer, soalnya sebelum kuliah dimulai banyak yang nyamperin dia gitu cewe-cewe ngasih minuman. Sama galak! Tadi pas gue mau pinjem tip-ex jawaban dia galak banget" jelas Diana

Lula memicingkan matanya curiga “.. Lo beneran mau pinjem tip-ex atau mau modus?”

"modus apaan! Gue beneran mau pinjem tip-ex lul. Gue aja gak kenal dia siapa" jawab Diana bingung

"lo inget ga, cowo yang debat sama anak hmj di deket tangga tempo hari? Sekitar dua minggu lalu kayaknya, yang lo tanya ke gue nama cowonya siapa" Lula mengajak Diana mengingat kejadian beberapa minggu lalu

"bentar... "

"ya ampun, masa lupa sih Di! Pelajaran aja lo ingat dengan cepat, kaya ginian harus ingat dengan cepat juga dong" Lula gemas sendiri melihat Diana yang lama sekali mengingat

"lah, pelajaran mah penting" ucap Diana membela diri

"ini juga penting"

"yaudah sabar, gue mikir dulu! Yang waktu itu lo bilang populer bukan sih? Yang namanya Bri… Bri… Brian?" tebak Diana

"akhirnya... " Lula bernafas lega

"trus apa hubungannya?" tanya Diana bingung

"nah, ya mereka berdua ini orang yang sama" jawab Lula semangat

Sepertinya Diana butuh waktu lebih lama untuk memproses semua informasi ini.

“maksudnya yang ngobrol sama gue tadi di kuliah umum, yang add line gue, dan yang punya id line ribet ini Kak Brian?” tanya Diana memastikan

Lula mengangguk semangat

“Kak Brian yang kata lo populer itu?”

Lula kembali mengangguk, kali ini lebih semangat

"ohhh.. Pantes, jutek sama dinginnya sama" sahut Diana

“udah oh doang?” Lula tampak kecewa mendengar sahutan Diana

"terus lo berharap gue ngapain?”

“ya apa gitu, seneng dikit kek. Atau heboh dikit kek, kan di add line sama kakak tingkat populer” ledek Lula

"emang dia se populer itu ya Lul?” tanya Diana penasaran, ini semua gara-gara Lula heboh jadinya Diana ikut penasaran juga.

“BANGET! Sebelas dua belas sama lo populernya, bedanya nih ya. Kalo lo populer se jurusan, kalo Kak Brian ini se-antero kampus” ucap Lula bangga, gak tau kenapa Lula yang bangga.

Gak bisa bohong, kalo Diana jadi beneran ikut penasaran sekarang. Kampus itu luas banget loh, terdiri dari macam-macam fakultas dan jurusan. Kalau si Brian ini bisa terkenal se-antero kampus berarti kan dia hebat banget.

Pertanyaannya adalah : KOK BISA DIA SE-TERKENAL ITU? MEMANGNYA DIA ARTIS? ATAU PERNAH JADI PENYELAMAT KAMPUS?

“kok bisa di se-terkenal itu? Kok bisa? Memangnya dia ngapain?” tanya Diana antusias

"karena.... " Lula memberi jeda cukup lama, lalu dengan senyum jahilnya Lula berkata "…Nungguin ya?" ejek Lula

"dih si anjir, gue udah serius" sungut Diana kesal sembari memukul Lula dengan bantal.

Lula tertawa puas sembari berguling-guling. Senang banget rasanya bisa bikin seorang Diana Felicia penasaran wkwk. Cantik-cantik receh nih Lula :)

"serius gue Lul" ucap Diana lagi, fiks Diana kepo berat

"haha, oke.. oke..Jadi gini… " kalau intronya sudah begini, sudah pasti area julid dimulai

"… Jadi, Kak Brian ini adalah mahasiswa jurusan kita, yang memang pinter banget urusan musik. Dia jago nulis lagu, arasemen musik, nge rap, main alat musik, pokoknya semua yang berhubungan dengan musik DIA BISA!” jelas Lula sembari menekankan kalimat terakhirnya

Waw, hebat banget ada orang serba bisa kaya gitu! Oke Diana mulai antusias untuk mendengar kelanjutannya.

“Lalu seperti yang lo, tau dia juga ganteng kan?” Lula meminta peretujuan Diana dan disambut anggukan oleh Diana “Gayanya juga keren, bisa dibilang fashionable, walau dia sendiri agak slengean. Nah setau gue juga, dia itu tajir! Ada yang pernah bilang nama W di belakang hurufnya adalah nama marga keluarga konglomerat. Tapi sampe sekarang gak ada yang tau kepanjangan W itu apa”

“sebentar lul…” Diana menjeda penjelasan Lula “memangnya nama panjang Kak Brian itu siapa?” dipikir-pikir Diana taunya Brian doang, gak tau tuh embel-embel lainnya.

“Brian Pranta W”

“oh, W itu yang orang-orang gak tau kepanjangannya apa?” tanya Diana memastikan dan dijawab dengan anggukan oleh Lula

“Terus… Kak Brian ini anak band Di, dia sering manggung sama band nya. Musiknya banyak disukai sama anak-anak muda. YAGIMANA gak disukai, orang launya enak-enak banget coy!! Lo tau lah, anak band terus ganteng pasti yang naksir dia segudang. Cuma sayang aja mukanya muka-muka galak, typical bad boy. Cuma kalo udah nyanyi, galaknya luntur hehe. Fans nya banyak pokoknya, makanya terkenal playboy" lula mengakhiri kuliahnya tentang kak Brian kepada Diana

"gila, paham bener ya lo" Diana bertepuk tangan mendengar kuliah yang amat sangat bermanfaat dari Lula

"yaiyalah, soalnya kalau lagi rapat HMJ kating-kating suka pada ribut ngomongin dia. Katanya pada pengen deketin tapi ga berani. Berani nyapa kalo di panggung aja, soalnya kalo di luar panggung Kak Brian auranya galak”

Diana manggut-manggut mendengar penjelasan Lula. Pantas saja kemarin itu di kuliah umum banyak perempuan yang menghampirinya untuk memberi minuman kaleng atau menyapa. Pantas saja kemarin bangku di sebelahnya kosong, mungkin mereka ingin duduk tapi takut. Tapi apa yang di jelaskan Lula memang ada benarnya sih. Kak Brian galak! Kemarin saja, waktu Diana minjem tip-ex jawabnya galak banget.

"terus, dia kenapa gamau jadi panitia pensi?" tanya Diana penasaran

"nah gatau gue kalo urusan itu, lo tanya aja langsung sama orangnya. Kan udah sekontak sekarang, disaat gue nge add ga di add back dan gue nge line cuma di read doang. Lo malah di add sama disuruh bales Line nya" ucap Lula iri

"lah lo ngapain nge line dia?"

"ngabarin panitia itulah"

Oh iya, Diana lupa kalau Lula ini anak HMJ

"tapi sekarang dia ga nge Line gue lagi" ucap Diana heran

"ciye nungguin Line dari Kak Brian" ledek Lula

"dih! Gak gitu, kan dia bilang kalo dia Line gue di suruh bales, baru dia maafin. Kalo dia ga nge Line berarti dia belum maafin gue dong" elak Diana

"halah, yakali cuma karena salah manggil doang dia marah sama lo. Itu tu cuma modus dia doang buat dapetin Line lo" sahut Lula

"gak mungkin lah, emang gue kenapa? Sampe dia pengen punya id Line gue" Diana berusaha menolak penjelasan Lula barusan, tapi entah mengapa ada perasaan senang jika memang betul seperti itu kenyataannya

"iyasih, buat apa juga dia pengen punya id lo? Orang cantik juga cantikan gue" ucap Lula pede

"Ye.. Dasar cumi" sahut Diana kesal sembari memukul Lula dengan bantal

-----

Diana ke kampus cukup siang bersama Lula hari ini. Lantaran mereka hanya ada jam kuliah siang dan hanya satu mata kuliah. Kalo kata Lula, kuliah satu mata kuliah doang itu "ngotorin baju" tapi tetep aja harus di jalanin.

Sesampainya di kelas , Diana melihat Brian bersama beberapa temannya duduk di dalam kelas sembari ngobrol. Sepertinya tadi mereka habis ada kelas di ruangan ini. Ruangan kelas juga masi kosong, hanya ada beberapa orang saja. Yang lainnya belum ada yang hadir.

“panjang umur nih yang lo kepoin semalem” bisik Lula pada Diana begitu melihat Brian di kelas mereka

Diana reflek mencubit pelan lengan Lula, yang akhirnya membuat gadis itu meringis lantaran sakit.

"halo Diana.. " sapa Indra pada Diana. Indra adalah temannya Brian, teman band sekaligus anak geng Brian.

Diana hanya tersenyum kepada Indra. Diana gak kenal Indra siapa, tapi mendapat sapaan tiba-tiba seperti ini bukan hal yang asing bagi Diana.

"gausah modus ke temen gue kak" ketus Lula pada Indra

"galak amat sih mba nya" sahut Danu. Danu juga salah satu temannya Brian

"doyan amat gangguin adek tingkat" ucap Tony

Sama seperti Indra dan Danu, Tony juga merupakan teman Brian. Tony yang paling dewasa di antara temen se geng nya. Yang paling berkarisma pokonya.

"kantin lah, kelas nya mau di pake" ajak Erland sembari berdiri dan diikuti oleh Indra, Danu dan Tony

Diana hanya diam saja memperhatikan Brian yang sedari tadi memejamkan matanya sembari mengenakan headset di telinganya. Saat teman-temannya berdiri dari tempat duduk, Brian masi duduk di tempatnya. Sepertinya dia tidak mendengar ajakan Erland lantaran ia mengenakan headset.

"Bri, kantin ayok" ajak Erland sembari menepuk pundak Brian

Brian membuka matanya dan melepas headset yang ia kenakan, Brian cukup terkejut saat melihat Diana di kelas. Berarti sedari tadi Brian memang tidak sadar jika ada Diana di kelas. Tapi itu tidak berlangsung lama, Brian hanya melihat Diana sekilas lalu bangun dari duduknya mengikuti teman-temannya menuju kantin.

Diana kecewa :((

"gue buang sampah bentar ya" ucap Diana pada Lula

"hem.. " jawab Lula

Lula sudah asik sendiri dengan ponselnya karena sudah wifi an.

Diana mengambil kertas yang ingin ia buang dan berjalan keluar kelas. Diana terkejut saat melihat Brian berdiri di samping pintu kelas. Dengan perasaan sedikit gugup Diana melewati Brian.

Brian memperhatikan Diana yang melewatinya begitu saja untuk membuang sampah

"ngapain?" tanya Brian

"hah?" Diana terkejut lagi saat Brian bertanya padanya. Padahal tadi di kelas kaya ga peduli gitu.

"buang sampah kak" jawab Diana berjalan ke tempat sampah yang tidak jauh dari tempat Brian berdiri

"ga jadi ke kantin kak?" tanya Diana ragu

"nunggu anak-anak, lagi pada di kelas sebelah" jawab Brian

Lurus amat si jawabnya, kalo gini kan Diana bingung mau bilang apa lagi.

"emm, kak.. " Diana memanggil Brian ragu

"kenapa?" tanya Brian sembari melihat Diana

Duh, kalo diliatin gini Diana nya jadi grogi.

"kok semalem ga jadi nge Line?" tanya Diana akhirnya. Rasa penasaran selalu menang dibanding rasa gengsi.

"lo nungguin?" tanya Brian tersenyum

Subhanawlah senyumannya :))

Maka nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan

Lemah sudah Diana

"enggak gitu kak.. Kan katanya kalo kaka Line suruh di bales baru kakak maafin. Tapi kaka ga nge Line" jawab Diana mengelak

"gue abis paket, lupa beli kuota" jawab Brian santai

Katanya orang kaya, kenapa gak ada kuota hey??? Diana udah nungguin semaleman saudara Brian

Semua gara-gara Lula nih, Diana sekarang jadi ikut penasaran sama Brian.

"gue duluan ya, belajar yang bener jangan nungguin Line gue " ucap Brian lalu beranjak pergi

“hah? Kenapa kak?” tanya Diana bingung

“Berat, kamu gak akan kuat” jawab Brian tersenyum simpul lalu berlalu meninggalkan Diana

"receh banget sih, untung ganteng" komentar Diana sembari melihat kepergian Brian


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login