"Kalau misal kamu pandai dalam merapikan rambut seseorang, lalu kenapa saat ini kamu menjadi seorang dokter?"
"Eh. Itu hanya pekerjaanku yang terlihat di depan orang-orang. Kamu tak tahu, Rein. Ketika ada anak kecil yang menjadi pasien di sana, aku yang menyisiri rambut mereka."
"Oh ya? Sejak kapan?"
"Sudah lama. Tapi aku melakukannya saat mereka sudah sembuh dan mau pulang ke rumah. Karena kalo masih sakit menyisiri rambut itu rasanya sakit sekali."
"Wah, kamu ini baik sekali Hamzah. Selain peduli, kamu juga perhatian pada siapapun orang yang tak pandang usia."
Hamzah tersenyum. "Sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang dokter."
"Tapi, apa kamu pernah menemukan pasien yang rewel?"
"Em..., Aku sih belum pernah. Tapi kalau teman-teman dokterku pernah."
"Oh itu artinya, setiap apa pun yang dilakukan pasien adalah cerminan dari sikap sang dokter itu pada mereka."
"Mungkin bisa seperti itu." Hamzah terkekeh, "yeay. Sudah!"
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.