Setelah melihatnya benar-benar pergi, aku kembali duduk di atas kursi sambil membuka kotak nasi.
Eh tapi, ya Allah!
Aku lupa tak menyuapi Hamzah makan.
Sebegitu cerobohnya aku hingga bisa-bisanya membiarkan Hamzah tak sarapan sebelum bekerja.
Aku berdiri dan akan menemui Hamzah, tapi aku sendiri tak tahu di mana posisi Hamzah sekarang.
Gubrak!
Aku tersentak kaget lalu segera melihat ke sumber suara.
Setelah kutelisik, ternyata suaranya berasal dari balik pintu utama.
Krekk...
Aku tertegun tatkala pintunya tiba-tiba terbuka bahkan tak sempat bersembunyi.
Seorang pria berjaket hitam yang aku lihat tadi malam kini sudah berada di depanku sambil membawa Hamzah yang tak sadarkan diri.
"Ham-"
"Jangan mendekat!" ujarnya dengan tegas, "tetap di sini atau Hamzah akan kubunuh sekarang!"
"T-tidak! Jangan lakukan itu. Aku mohon jangan sakiti Hamzah."
Pria itu membuka maskernya kemudian mendorong Hamzah hingga dia jatuh tersungkur.
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.