Hafiz sudah merasa dirinya aman dari kejaran warga. Ia pun bersembunyi pada sebuah peti sampah. Ia melipat tubuhnya agar muat di dalam. Kemudian ia tutup peti sampah itu dari dalam. Celah kecil digunakannya untuk mengintip keluar. Orang-orang yang mengejarnya semakin berdatangan. Kini jumlahnya lebih dari sepuluh orang dengan beberapa dari mereka mengangkat sebalok kayu yang sudah jelas akan digunakan untuk memukul dirinya jika tertangkap.
Rupanya mereka tidak ada yang menyadari keneradaan Hafiz. Mereka hanya berlalu melewatinya. Hafiz masih dengan penuh kecemasan duduk melipat badannya di dalam peti sampah sembari memeluk buku tersebut. Meskipun baunya sangat menyengat dan tidak membuatnya nyaman.