Satu hal yang paling kusesali ialah,
Aku sangat menyayangimu.
Jika saja aku bisa memilah.
Lebih baik kita tidak pernah bertemu.
-Kim Theo
***
"Sayang!"
"Hah?"
"Kamu merasa ada yang aneh gak sih dengan Papa?"
"Hm, aku pikir juga itu bukan Papa. Kali aja Papa punya kembaran yang selama ini gak kita ketahui?"
Theo menatap datar istrinya yang sedang memakan jeruk itu lalu berkata, "Ngaco kamu!"
Arin tertawa.
Theo mengetuk-etuk dahinya saat berpikir. "Ada apa ya?"
Arin membelah jeruknya lalu menyodorkannya pada Theo. "Sayang, mau?"
"Aa!" Theo membuka mulutnya. Arin manyun karena harus berjalan lagi ke tempat Theo duduk tetapi dia tetap melakukannya. Arin menyuapi jeruk ke mulut Theo kemudian duduk menyender di samping suaminya itu.
"Mph, gak manis!" Wajah Theo ciut.
"Ah masa? Menurutku manis kok!"
"Selera kamu buruk."
Arin mencubit pipi Theo dengan gemas. "Ya udah, kamu pilih aja jeruknya. Banyak nih. Mau yang mana?"
"Maunya ini."