Baixar aplicativo
90% Double B / Chapter 9: Bab 10

Capítulo 9: Bab 10

Ketukan pintu membuat bryna mau gak mau bangkit dari tidurnya. Hari ini dia malas sekolah, dan alhasil bryna pun tidur di apartemen yang jarang sekali di kunjunginya. Mengingat di rumah tidak ada orang sama sekali dan akan nampak sepi di sana kecuali para pembantu yang hanya bekerja terus menerus, mending dia tinggal di sini untuk tiga hari kedepan. Setidaknya hidupnya memiliki kebebasan sedikit.

Bryna pun keluar kamar dan menuju pintu apartemen ini, apa lagi tadi tidurnya tidka tterlu nyenyak, mengingat Hanzel terus menelponnya Hingga dia tertidur barulah sambungan vc itu terputus.

Mata yang tadinya masih setengah watt untuk melek saja pun tidak bisa akhirnya bryna pun membuka matanya lebar² menatap siapa yang baru saja datang dengan satu koper kecil di tangannya.

Tanpa di persilahkan masuk pun orang itu sudah nyelonong masuk ke dalam apartemen bryna dan menuju kamarnya.

Bryna menyusul. "Ini apaan sih kok bawa koper segala " Kata bryna heran.

"Aku tinggal di sini bareng kamu, apa lagi blenda camping dan mami kamu ke London kamu pasti kesepian, dan aku mutusin buat tinggal di sini bareng kamu sayang "

"Tapi-----"

"Kalau mereka udah pulang aku langsung pulang ke apartemen ku jadi kamu tenang aja "

Ya itu kenzie pacar bryna atau bisa di sebut kaka sepupu bryna. Tapi bagaimana lagi mereka sling cinta dan bahkan sebelum mereka tau kalau mereka kakak adik mereka sudah menjalin hubungan terlebih dahulu.

Bryna pun langsung tersenyum setidaknya dia memiliki teman hidup di sini. Yang menjaganya, yang memasak untuk dirinya dan juga ada teman tidur walau ini guling lagi , tapi guling bernyawa.

Bryna terkikis membayangkan dirinya di masa depan yang mendadak membayangkan kalau bryna menjadi istri kenzie, apakah dia akan memasak, mencuci baju, menenteng jas dan juga tas kantor milik kenzie. Rasanya bryna ingin tertawa kencang

Hingga pelukan di perutnya membuat bryna sadar dari lamunannya. Dia pun tersenyum tangannya terulur mengusap pipi kenzie yang halus tanpa bulu itu.

"Aku jadi punya waktu buat kamu, dana skarang aku malas balik kantor. Aku mau tidur sini sama kamu " Kata kenzie.

Bryna tertawa. "Kerja Dulu, kalau kamu di sini aku makan apa nanti"

"Oh sekarang udah mau ganti peran jadi istrinya mrs. Morgan yak " Kekeh kenzie dan membuat bryna malu.

Malu?? Bisanya juga malu²in. Bryna pun memukul lengan kenzie dan melepas pelukan itu secara paksa.

"Udah ah, kerja sana aku mau balik tidur "

"Jangan, ikut aku ke kantor aja temenin aku, aku gamau sendiri "

"Tapi---"

Ucapan bryna terpotong saat mendadak kenzie menjadi mesum. Mencium bibir bryna dan membuat bryna diam.

"Jangan nolak atau gak aku bakal lakuin apapun untuk mengklaim kami jadi milikku "

Bryna pun menurut walau dia tidak takut dengan ucapan kenzie saat ini. Dia tau arah ucapan itu, tapi bryna mencoba tidak tau apa². Pacaran mereka memang cukup lama, mereka sering menginap satu sama lain tapi tidak pernah melakukan hal lebih kecuali tidur bersama dan juga ciuman. Karena kenzie pernah bilang dia akan membuat bryna memanggil namanya setelah romo mengatakan kalian sab menjadi suami istri. Itu lah prinsip kenzie.

Mau gamau bryna pun langsung mandi dan mengambil sebuah baju berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulit pusatnya, bahkan kali ini bryna berani meraih sebuah dress ketat yang menampilkan lekuk tubuh ya, walau tanpa make up pun bryna sudah ganti jadi gausah ribat² pakai make up , cukup memakai lipstik berwarna coklat.

Setelah selesai dia pun langsung menemui kenzie yang ternyata sudah menunggunya.

"Ayo berangkat " Kata bryna dan membuat kenzie tercengang

Bahkan untuk menutup mulutnya saja kenzie tidak mau, sungguh kalau ini bukan acara meeting penting mungkin kenzie akan bertahan di rumah bersama dengan bryna menghabiskan waktu berdua, duduk berdua dan saling cerita satu sama lain.

Tak lama mereka pun sampai di kantor milik keluarga Morgan. Semua orang langsung menunduk, tapi ada juga yang menatap bryna tidak suka, seperti mencemoh dan berbisik.

Bryna yang masih bisa mendengar pun langsung melepas lengannya di lengan kenzie dan memutar tubuh nya menghampiri seorang wanita dengan baju casual nya.

"Kalau lo berani gausah ngatain gue di belakang. Tadi lo bilang gue apa?? Cabe?? Mendung gue cabe di bayar mahal dari pada lo di jual gratisan" Kata bryna emosi.

"Apa lo bilang gratis, ngaca woii lo itu masih anak SMA tapi penampilan lo kayak mucikari "

"Masalah buat lo?? Mau gue anak SMA kek apa kek urusan lo apa? Gue makan gak minta lo, jadi gausah ngatain gue atau ngeremehin gue. Lo gatau kan siapa gue. dan gue di sini punya kuasa buat mecat lo dari kantor ini " Teriak bryna membahana dan membuat wanita di hadapannya ini memucat.

"Gue harap lo gak budek cepet tinggalin ka tor ini sebelum gue panggil sekuriti buat nyeret lo pergi "

Wanita di hadapannya pun berlalu dengan membanting berkas yang tadi di bawanya ke lantai. Bryna pun langsung mengambil berkas itu dan melemparkannya ke salah satu karyawan entah siapa bryna tidak tau. dan dia pun langsung mengandung lengan kenzie dan meninggalkan lobby kantor ini.

*****

Tepat jam 12 malam, blenda dan yang lain pun menyiapkan Diri untuk jelajah. Awal ya blenda nolak dia tidak mau ikut apa lagi ini gelap ya blenda takut kegelapan yang mengingatkan dirinya dengan kejadian 10 tahun yang lalu.

Dimana dirinya dan juga bryna di culik oleh musuh bisnis papinya, bahkan mereka tidak di beri makan selama 2 dihari lamanya. untung saja bryna yang suka silat pun bisa membuat dirinya dan juga ble da bebas dari kamar terkutuk itu, walau setelah itu bryna lah yang masuk rumah sakit karena menolong blenda yang hampir saja tertabrak sebuah truk. Hingga bryna lah yang terpental dan koma selama satu minggu.

Keringat dingin bercucuran di dari blenda entah rasanya dia takut, gugup, dan masih banyak lagi yang dia rasakan. Apa lagi pemikiranya langsung terarah ke kejadian 10 tahun yang lalu. Rasanya blenda gaakan sanggup dan perlahan tanpa sadar blenda pun mundur beberapa langkah ke belakang.

"Bry lo kenapa " Kata mozza yang sejak tadi menatap blenda aneh

"Gu-gue, gu-gue gamau, gue gamau, gue gamau masuk, gue gamau ikut " Kata blenda terbata

Mozza mengeryitkan kening nya heran dengan ucapan blenda, seperti ya dia ketakukan akan sesuatu hal, apa mungkin blenda takut dengan gelap??

"Tenang ada gue di sini, gue bakal satu kelompok sama lo. Gue bakal jagain lo, "kata mozza mengenggam tangan blenda.

Blenda menunduk memperhatikan tangannya di genggam oleh mozza, ada rasa nyaman dan hangat di sana, dan entah kenapa rasa gugup yang di cerita blenda pun lenyap begitu saja, di gantikan rasa nyaman dan juga lega di dalam hatinya

Reflek blenda pun mengangguk walau dia tidak tersenyum. Mozza tau blenda takut tapi sebisa mungkin dia menyakini blenda kalau dia aman bersama dirinya saat ini.

"Kelompok dia abis gini kalian masuk ya " Kata pak agung.

"Iya Pak " Jawab Tomo.

Blenda mendadak gugup kembali, dia bakal tanpa sadar meremas tangan mozza dengan erat. sedangkan yang di remas pun hanya bisa tersenyum dan memutar tubuh blenda.

"Za janji sama gue, apapun yang terjadi setelah ini lo tetep di samping gue "

"Iya, apapun yang terjadi gue tetep ada buat lo. sekarang yang harus lo lakuin jangan pernah lepasin tangan gue, apapun yang terjadi lo harus di samping gue "

Blenda mengangguk sebagai jawaban. Dan setelah itu intruksi dari pak agung pun membuat blenda menarik nafasnya dalam² dan menghembuskannya.

Blenda masuk dengan mengenggam erat tangan mozza. seketika itu juga bayangan dirinya di sekap di sebuah gudang gelap melintas tak hormat si otaknya.

.

Sedangkan mozza dia suddah mengarahkan senter untuk menerangi jalannya, dan sesekali menerangi tangan nya yang masih di genggam erat oleh blenda. Di sini kelompok mozza ada enam orang hanya saja Alexa dan juga Rachel bukan sekelompok dengan blenda.

"Blen " Panggil mozza memastikan kalau blenda masih ada di samping nya

"Iya apa za"

"manggil doang, masih ada nyawanya kagak " Kekeh mozza si sela perjalanan berjelajah

Mereka hanya berjalan mengikuti tanda panah berwarna hijau, dan setelah itu mereka pun kembali ke perkemahan dengan bendera yang tertanjam di tanda panas itu.

Sedang asik berjalan mozza ne dengar sebuah be da jatuh, dia pun menoleh dan mengarahkan senter ke arah belakang. Ternyata cika ya g terjatuh kakinya tersandung sebuah akar pohon.

"Cik lo gak papa " Kata mozza melepaskan genggaman tangan blenda dan berjalan ke arah cika melihat apakah ada luka serius atau engak.

"Engak za, gak papa ok lecet doang telapak tangan gue " Jawab cika.

"Yakin gak papa cik?? Masih bisa lanjutkan?? "

"Bisa lah, ayok "

Mozza pun mengangguk walau dia tau semua anak tidak akan bisa melihatnya. Tanpa mengarahkan sendernya ke arah samping mozza pun langsung menyeret seseorang yang berada di samping nya dan berjalan keluar dari tengah hutan

Tanpa mozza tau jika itu bukanlah blenda. Tapi setelah melepaskan tangannya dari tangan blenda. Ada seseorang yang membekap mulut blenda dan menyeretnya ke tengah hutan atau bahkan di pinggiran kurang blenda tidak tau, apa lagi ini gelap, tidak ada pencerahan sama sekali. Hingga saat blenda ingin berteriak minta tolong, blenda sudah di pukul habis²an oleh orang itu dengan kayu balok dan membuat blenda pingsan. Tentu saja setelah itu dia mengumpat mulut blenda dengan kain, mengikat kedua tangan dan juga kaki blenda berharap besok blenda akan di makan binatang buas.

Mozza dan rombongan pun yang baru sampai di perkemahan pun menghela nafasnya, tomo pun langsung mengobati luka cika sang kekasih. Mozza pun langsung melepas genggaman tangan itu dan tersenyum manis.

"Gue bilang apa lo pasti aman sama gu---- loh kok elo bryna mana? " Kata mozza saat tau bukan blenda yang dia tarik tapi Sinta.

"Kok lo nanyak gue, lo yang nyeret gue sampai sini " Jawab sinta. "Tapi bener kata lo gue aman kalau sama lo " Lanjutnya

Mozza tidak peduli dia pun langsung menghitung rombongannya ternyata hilang satu dan blenda tidak ada

"Pak agung bryna gaada, ketinggalan di dalam hutan " Kata Bimo yang tau kecemasan mozza

"Haa kok bisa " Mata pak agung mulai panik.

"Saya akan mencarinya pak " Kata mozza yang langsung berlari masuk ke dalam hutan kembali tanpa mempedulikan teriakan pak agung. Dia hanya berharap kalau blenda bisa di temukan dengan selamat. Mengingat saat ini mereka berada di hutan, dan segala sesuatu bisa terjadi tanpa di kehendaki.

*******

"Eh eh eh lo mau ngapain " Kata bryna cemas.

Bagaimana tidak cemas saat ini Hanzel mengajak ke sebuah salon, dan tentu saja itu langsung membuat bryna kesal. seumur hidup dia bahkan gamau di salon, mengingat di salon pertama kali bertemu itu kepala bryna di buat pusing saat salah satu karyawan memulai melihat kepala bryna.

"Lo perlu di make over sebelum ketemu oppa gue, "

Hanzel pun langsung memanggil salah satu pelayan salon ini dan menyuruhnya untuk merubah bryna agar terlihat cantik di mata oppanya. Walau harus berdebat dulu, apa lagi bryna yang suka ke bantah dan menolak itu pun langsung di ikat oleh Hanzel agar tidak berbuat ulah dan kabur dari duduknya

Pelayan salon ini pun tersenyum kecil dan mulai mengatur rambut blonde milik bryna, membuatnya sedikit keriting bagian bawah. Dan mendandani nya dengan natural, walau sejujurnya tanpa make up pun bryna sudah terlihat cantik, wajah putih nya yang bersih dan juga bibir tipis berwarna merah itu sudah cukup buat modal cantik di tubuh bryna. Dia bukan blenda yang hobby berdandan agar terlihat tambah cantik

Setelah sudah bryna pun langsung di berikan sebuah gaun berwarna navy. Dengan rasa ogah nya bryna pun menerima gaun itu dan memasing. Semua berbahan renda, apa lagi gaun ini pendek di atas lutut dengan lengan di atas siku.

Bryna pun keluar dan meminta jepit rambut hitam untuk menjepit rambutnya yang di sisi krjo agar leher jenjang nya terlihat, dia pun langsung memakai anting panjang sepasang tapi beda model, tentu saja trend masa kini.

Bryna pun keluar menemui Hanzel yang masih duduk di sifa dengan ponsel di tangannya. Bryna berdehem dan membuat hanzel menoleh dan terkejut.

Matanya benar² di manjakan oleh wajah cantik bryna yang terpampang jelas, baju yang laa dan juga flatshoes yang pas juga di kakinya. Walau tidak ada senyuman tapi kalau begini caranya bryna terlihat seperti gadis nakal yang lugu.

"Kenapa?? Gak pantes ya, kalau gak gue ganti aja " Kata bryna gak pede, apa lagi saat hanzel menatapnya tanpa berkedip sama sekali

"Eh eh gak kok lo cantik , gini aja gue suka " Jawab hanzel cepat.

Bryna tersenyum dan langsung membuat hanzel mati²an tidak bisa bernafas. Dia pun langsung meraih tas kecil yang sudah di silakan dan berlalu meninggalkan salon ini. Tentu saja langsung menuju rumah oppa nya hanzel.

SAmpai nya di depan gerbang rumah oppa nya hanzel, bryna pun mendadak gugup setengah. Ati, padahal dia gak harus ngapa² cuma nyebut kan mama dan juga tempat tinggal, sekolah kalau di perlukan.

"Zel gue gugup nih kek mau ketemu pak botak di sidang ke lima " Kata bryna asal dan membuat hanzel terkirim kecil.

"Ck, bias aaja deh lo, lo tinggal bilang kalau lo pacar gue. Kita pacaran udah lama cuma ini pertama kalinya lo kesini"

Bryna mengangguk sambil menghafal ucapan hanzel. Tiba² saja dia merasakan jika tangannya di gengam, bryna menoleh dan menatap hanzel.

"Apaan nih maksutnya "

"Lah lo lupa sama persyaratannya ,sekarang gue ini pacar lo, persetan sama kenzie, lo udah setuju ya dan udah ttd juga di materai, jadi gue juga pacar lo. Bukan pacar boongan tapi nyata, jadi simpenan lo " Jelas hansel dan membuat bryna melongo.

******


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C9
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login