Randika tidak menutup teleponnya, dia menunggu Deviana dengan sabar. Tak lama kemudian, Deviana menemukan sesuatu.
"Dari yang kuperiksa, ada segerombolan orang yang mendobrak masuk alamat yang kamu sebut itu. Tetapi mereka semua memakai topeng dan tidak memperlihatkan wajah mereka." Kata Deviana.
Mendengar hal ini membuat Randika sedikit gembira, setidaknya dia memiliki sesuatu sekarang.
"Apa kamu bisa mengecek rute pergi mereka?"
Kemudian telepon kembali sunyi, namun setelah beberapa saat suara dingin Deviana dapat terdengar kembali. "Bisa."
"Setelah kamu keluar dari rumah beloklah ke kiri, berjalanlah 200 meter lalu belok ke kanan. Setelah itu telusuri jalan itu dan nanti …. "
Dengan arahan yang diberikan Deviana, Randika berlari dengan terus menggenggam erat HPnya.
Di sisi lain, di sebuah hotel, beberapa orang kekar masuk ke dalam kamar dan melepas topeng mereka satu per satu.
"Aku tidak menyangka akan semudah ini."